Piala Dunia 2018

Profil Uruguay di Piala Dunia 2018: Si Kuda Hitam yang Siap Menebar Kejutan

Pada edisi-edisi awal Piala Dunia, Uruguay muncul sebagai salah satu kekuatan utama setelah memenangi ajang ini sebanyak dua kali yaitu di tahun 1930 dan 1950. Namun sial, periode emas tersebut gagal mereka lanjutkan di era selanjutnya sehingga nama Uruguay pun mulai memudar perlahan-lahan. Bahkan, Los Charruas sempat absen di gelaran tahun 1958, 1978, 1982, 1994, 1998, dan 2006.

Grafik Uruguay baru mengalami peningkatan kembali sejak tampil di Afrika Selatan pada Piala Dunia 2010. Kala itu, mereka sanggup finis sebagai tim peringkat empat. Berselang empat tahun kemudian, Los Charruas juga menembus fase gugur walau rontok di babak perdelapan-final dari tangan Kolombia.

Di ajang Copa America, Uruguay malah sukses mencaplok gelar juara di tahun 2011 meski pada penyelenggaraan tahun 2015 dan 2016, Edinson Cavani dan rekan-rekan harus pulang lebih awal sebab keok pada fase gugur.

Masih memercayakan jabatan pelatih kepada Oscar Tabarez, Uruguay pun menyasar kebangkitan saat turun di Piala Dunia 2018 mendatang. Terlebih, mereka punya bekal yang cukup mumpuni dengan skuat bertabur bintang kelas dunia semisal Cavani, Diego Godin, Fernando Muslera, Luis Suarez, dan Matias Vecino yang selama ini sudah kerap berjuang bersama-sama.

Paling tidak, Los Charruas memiliki kualitas setara dengan para rival guna menghadirkan kejutan ekstra via raihan trofi Piala Dunia ketiganya sepanjang sejarah.

Bayangan skuat

Seperti beberapa kontestan lainnya, Uruguay juga belum mengumumkan daftar final pemain yang akan mereka bawa bertarung di Rusia. Akan tetapi, beberapa waktu lalu Tabarez sudah mengumpulkan 26 nama terbaik yang akan disaring sebagai skuat utama.

Dari daftar di atas, barangkali hanya tiga posisi penjaga gawang yang tidak akan diganggu gugat lagi. Sementara pemain-pemain yang mengisi pos lain, patut ketar-ketir lantaran dapat dicoret Tabarez sewaktu-waktu.

Kombinasi pemain senior macam Cavani, Godin, Muslera, dan Suarez dengan sejumlah penggawa belia serta matang layaknya Rodrigo Bentancur, Jose Maria Gimenez, Diego Laxalt, Lucas Torreira, dan Vecino bakal menjadi andalan sang pelatih. Kita pun sama-sama tahu jika kualitas yang mereka miliki sungguh luar biasa.

Kekuatan

Memiliki dua penyerang haus gol seperti Cavani dan Suarez tentu berkah tersendiri untuk Uruguay. Kolaborasi keduanya sebagai ujung tombak di sektor depan akan sangat memengaruhi langkah Los Charruas di Piala Dunia 2018. Di babak kualifikasi Piala Dunia zona CONMEBOL, Uruguay sukses menggelontorkan 32 gol yang mana 15 buah di antaranya merupakan suntingan Cavani dan Suarez.

Tabarez dan juga pendukung setia Uruguay jelas berharap kalau dua nama di atas dapat melanjutkan catatan apik mereka seperti saat membela Paris Saint-Germain (Cavani) dan Barcelona (Suarez) pada musim 2017/2018 tatkala berjibaku di Rusia. Gagal menghentikan keberingasan duo maut ini sama artinya dengan kekalahan bagi tim-tim lawan.

Kelemahan

Kendati sektor depan mereka begitu superior karena memiliki dua dari sekian penyerang tengah terbaik di muka Bumi, Uruguay justru menyimpan bahaya laten di jantung pertahanan. Perkara kemampuan, publik jelas tidak bisa memandang remeh sosok Muslera di bawah mistar plus Martin Caceres, Sebastian Coates, Godin, dan Maxi Pereira yang membentengi lini pertahanan.

Akan tetapi, tiga dari empat bek tersebut sudah berusia di atas kepala tiga sehingga penyerang lawan yang memiliki akselerasi lari dan kelincahan eksepsional dapat memaksa mereka pontang-panting tak berdaya. Di babak kualifikasi Piala Dunia zona CONMEBOL kemarin, jala Los Charruas dibobol sampai 20 kali dalam 18 laga (terburuk di antara tim yang menghuni empat besar).

 

Pemain kunci

Dengan jumlah penampilan yang telah menembus angka seratus, Edinson Cavani membuktikan sisi klinisnya bagi Uruguay saat ada di depan jala lawan dengan torehan 42 gol. Selama Piala Dunia 2018 nanti, pemain kelahiran Salto, 31 tahun silam tersebut, akan berperan sebagai juru gedor utama Los Charruas. Kerja samanya bareng Luis Suarez tentu berpengaruh besar terhadap perjalanan Uruguay di Negeri Beruang Merah.

Apabila Cavani sukses memperlihatkan ketajamannya secara sempurna seperti performa yang ia tunjukkan di Paris Saint-Germain (PSG) selama beberapa musim pamungkas, mustahil rasanya menyaksikan Uruguay masuk kotak lebih dahulu.

Prakiraan formasi

Guna mengakomodasi keberadaan dua juru gedor tajam dalam wujud Cavani dan Suarez, Tabarez memilih pola 4-4-2 sebagai andalannya. Masing-masing ujung tombak di atas memainkan peran yang berbeda namun saling melengkapi.

Bergeser ke tengah, duo Bentancur dan Vecino menjadi pengendali permainan. Keduanya diapit oleh dua gelandang sayap yaitu Nahitan Nandez di kanan serta Cristian Rodriguez di kiri.

Sementara area pertahanan bakal diokupansi oleh Coates/Gimenez dan Godin di tengah, satu di antara Caceres dan Pereira sebagai bek kanan berikut Laxalt yang diturunkan sebagai bek kiri. Terakhir, Muslera jadi sosok yang mengisi pos penjaga gawang utama.

Peluang di Piala Dunia 2018

Mengingat kekuatan mereka yang di atas rata-rata dan calon lawan yang ‘hanya’ Arab Saudi, Mesir, dan Rusia, Uruguay pantas dijadikan unggulan nomor satu dari Grup A sekalipun tak mampu menyapu bersih semua laga.

Jika tak ada aral melintang, Los Charruas beroleh kans menyelesaikan kampanyenya sampai babak perempat-final di Piala Dunia 2018. Andaikata lebih, maka itu adalah bonus mengagumkan buat usaha keras Cavani dan kawan-kawan.