Cerita

Mulai Musim Depan, FIGC Izinkan Klub-Klub Serie A Menurunkan Tim B Mereka di Lega Pro

Terjadinya penurunan kualitas generasi muda sepakbola Italia dituding menjadi biang kegagalan Italia lolos ke Piala Dunia 2018, yang diakibatkan minimnya jam terbang yang diberikan pemain muda di kancah sepakbola profesional. Namun kini FIGC, federasi sepak bola Negeri Pizza tersebut, sudah menemukan solusi yang dianggap pas untuk mengatasi hal tersebut.

Mulai musim 2018/2019, FIGC akan menghapus kejuaraan primavera, dan sebagai gantinya, mengizinkan reserve team dari klub-klub Serie A untuk berpartisipasi di Lega Pro, kasta ketiga sepak bola Italia. Penerapan sistem yang sudah direncanakan sejak 2016 ini diutarakan langsung oleh bek legendaris Italia yang kini menjadi wakil komisioner FIGC, Alessandro ‘Billy’ Costacurta.

“Hal ini merupakan sebuah reformasi yang perlu dilakukan sepakbola Italia untuk memutus gap yang ada dengan perkembangan sepak bola di wilayah Eropa lainnya,” ujar pemilik 59 caps bersama timnas Italia tersebut. Billy menambahkan, “Sistem ini akan membuat para pemain muda semakin matang dan tentunya dapat meningkatkan kualitas liga dan tim nasional kita, dimulai dari tingkat U-21.”

Saat ini memang belum ada penjelasan yang benar-benar lengkap dari FIGC mengenai aturan terkait masuknya Tim B dari klub-klub Serie A dalam kompetisi pro Italia ini, mengingat hal ini baru saja diumumkan. Namun menurut data yang dilansir dari sejumlah sumber, sistemnya tidak begitu berbeda dengan yang sudah dilakukan di Spanyol, Jerman, maupun Belanda. Tim B boleh mendapatkan promosi maupun degradasi, namun tak boleh bermain di kasta yang sama dengan tim utama mereka dan tak diperbolehkan bermain di Coppa Italia.

Sedangkan mengenai komposisi tim, dijelaskan bahwa Tim B ini setidaknya berjumlah 23 pemain, dan 19 di antaranya harus lahir setelah 1 Januari 1996, di mana persyaratan tahun lahir ini kemungkinan akan terus naik di musim-musim berikutnya.

Selain itu, 16 pemain di antaranya sudah harus berada dalam akademi klub Italia yang terafiliasi dengan FIGC selama 7 tahun terakhir. Aturan ini dirancang untuk menekan jumlah pemain impor yang masuk semenjak akademi, sehingga kesempatan bakat-bakat muda Italia untuk terus berkembang semakin besar.

Aturan lainnya yang mencuat, pemain-pemain di Tim B ini juga boleh dipromosikan ke tim utama mereka yang bermain di Serie A. Namun jika mereka sudah bermain minimal 5 kali di tim utama, maka mereka akan dilarang untuk kembali ke Tim B.

Meski begitu, para Tim B ini baru akan diberikan slot bermain di Lega Pro jika memang ada klub yang gagal memenuhi persyaratan registrasi (biasanya terkait finansial). Jika dulu slot seperti ini akan diberikan kepada tim-tim regional dari divisi bawah ataupun kepada tim yang terdegradasi di musim sebelumnya, maka mulai musim depan Tim B ini akan diberi prioritas utama untuk mengisi slot kosong yang ada.

Sejauh ini, Juventus, AS Roma, Internazionale Milan, AC Milan, Torino, dan Atalanta adalah sejumlah klub yang dikabarkan sudah siap untuk menurunkan Tim B mereka di Lega Pro. Meski begitu, belum bisa dipastikan apakah mereka akan bermain di Lega Pro atau harus memulai debut di Serie D.

Keputusan ini memang tergolong telat jika dibandingkan dengan Jerman dan Spanyol, dua negara Eropa yang begitu digdaya saat ini dengan membludaknya talenta-talenta muda berbakat yang mereka miliki. Jangan lupakan juga bahwa klub-klub Serie B pun masih keberatan dengan sistem ini, mengingat selama ini mereka mendapat keuntungan sebagai ‘tempat penampungan’ pemain-pemain muda berbakat yang kurang mendapat tempat bermain, seperti yang pernah terjadi pada Lorenzo Insigne, Marco Verratti, hingga Ciro Immobile.

Namun keputusan ini tetap dirasa perlu oleh FIGC. Penghapusan kejuaraan primavera berarti para pemain muda tidak terkungkung lebih lama dalam tingkatan junior dan bisa mematangkan diri sejak awal. Bermain melawan pemain-pemain yang lebih senior secara rutin tiap pekannya akan mempercepat proses itu.

Pada akhirnya, harapan tertingginya dalah terciptanya tim nasional Italia yang bisa kembali berprestasi di ajang internasional dan memiliki dengan kualitas pemain yang jauh lebih baik, sehingga nantinya tak ada lagi keluhan-keluhan mengenai sulitnya memilih pemain untuk timnas, seperti yang pernah diucapkan Antonio Conte dan para manajer Gli Azzurri lainnya dalam beberapa tahun terakhir.