Cerita

Filippo Inzaghi dan Emil Audero Mulyadi, Dua Figur Dibalik Meroketnya Venezia

Nama Joe Tacopina lebih dulu dikenal sebagai pebisnis Amerika keturunan Italia yang tergabung dalam dewan direksi AS Roma. Setelah mengundurkan diri dari klub ibu kota Italia tersebut pada tahun 2014, pria yang juga terkenal sebagai pengacara selebriti kelas atas dunia ini ternyata masih memiliki hasrat untuk mengembangkan sepak bola di negeri leluhurnya. Maka, ia memutuskan untuk membeli hak kepemilikan Venezia FC pada tahun 2015.

Pria ambisius yang pernah menangani beberapa kasus hukum yang menyangkut penyanyi rap terkenal Jay-Z dan band alternatif Maroon Five ini hanya butuh tiga tahun untuk mengembalikan Venezia ke pemberitaan media-media dunia. Setelah dinyatakan bangkrut pada tahun 2015, klub asal kota sungai ini dihukum degradasi ke Serie D. Namun pada tahun 2017, klub tersebut sudah kembali ke Serie B.

Di bawah asuhan pelatih Filippo ‘Pippo’ Inzaghi, Venezia memang sukses mencapai dua promosi dalam dua tahun berturut-turut, yaitu dari Serie D ke Serie C dan terakhir ke Serie B. Pada akhir musim 2017/2018 ini, mantan pemain Juventus dan AC Milan itu bisa saja mencetak rekor baru jika berhasil membawa I Lagunari promosi ke Serie A.

Meski tergolong berat, mimpi tampil di Serie A bukan lagi di luar jangkauan. Pada pertengahan Mei 2018 ini, Venezia duduk di posisi empat Serie B. Besar kemungkinan Inzaghi akan mendampingi timnya berlaga di play-off promosi, tapi sang presiden berpendapat lain. Tacopina sepertinya yakin dalam dua laga tersisa, pasukannya dapat menduduki posisi dua di bawah Empoli dan memastikan promosi langsung ke kasta tertinggi.

“Saya akan membawa klub ke Serie A dan kemudian ke kompetisi Eropa,” kata Tacopina pada tahun 2017 lalu, seperti dikutip Guardian. “Setelah itu, kami akan membangun stadion baru.”

Sebagai seorang pebisnis, Tacopina tentu saja melihat sepak bola sebagai potensi kota Venezia yang saat ini kurang maksimal. Setelah penampilan terakhir Venezia FC di Serie A pada tahun 2002, klub ini memang nyaris tak terdengar lagi, hingga akhirnya divonis pailit pada tahun 2015 lalu. Padahal, kota yang juga dikenal dengan nama Venice ini merupakan salah satu tujuan wisata terbaik di dunia.

Maka, setelah Inzaghi datang dan menyulap I Lagunari sebagai tim yang memainkan sepak bola atraktif, wajar jika ekspektasi Tacopina dan publik Venezia meninggi. Pelatih yang sempat dianggap gagal di AC Milan ini mampu memadukan para talenta lokal dan beberapa pilar yang didatangkan dengan status pinjaman. Pemain pinjaman paling populer tentu saja penjaga gawang keturunan Indonesia, Emil Audero.

Kiper yang dipinjam dari Juventus ini sukses menjadikan Venezia sebagai tim dengan jumlah kebobolan paling sedikit di Serie B, yaitu hanya 37 gol. Audero menjadi andalan lini pertahanan bersama bek pinjaman dari Chievo, Nicolas Frey. Nama terakhir merupakan adik mantan kiper Internazionale Milano, Sebastien Frey.

Meski berpeluang besar untuk promosi, Inzaghi justru terkesan realistis akan peluang skuatnya. “Kami (Venezia) masih sulit untuk promosi. Kami harus bersaing dengan klub-klub sarat pengalaman seperti Parma, Frosinone, dan Palermo.”

Pippo Inzaghi boleh merendah, tapi para penggila sepak bola Italia telah menantikan derby Inzaghi bersaudara musim depan kalau skuatnya lolos ke Serie A. Jika masih menangani Venezia, Pippo akan beradu dengan Lazio, tim yang ditangani adik kandungnya, Simone Inzaghi.