Digadang-gadang sebagai salah satu penjaga gawang Italia masa depan, kiper keturunan Indonesia yang dimiliki Juventus, Emil Audero Mulyadi, masih tampak kesulitan untuk menggeser posisi Gianluigi Buffon sebagai kiper nomor satu La Vecchia Signora. Walau begitu, di musim 2016/2017 kemarin, Audero sudah mendapat kesempatan untuk melakoni debutnya di Serie A dengan menjadi kiper inti saat Juventus bersua Bologna pada pekan ke-38.
Padahal, Audero sendiri hanyalah kiper ketiga di Juventus karena masih ada penjaga gawang asal Brasil, Neto, yang merupakan deputi utama dari Buffon. Namun kepercayaan yang diberikan oleh Massimiliano ‘Max’ Allegri kala itu dituntaskan dengan cukup baik oleh Audero dengan membawa La Vecchia Signora meraih poin penuh usai menang 1-2 di Stadion Renato Dall’Ara, markas Bologna.
Walau partai itu tak lagi menentukan bagi perjalanan Juventus di musim 2016/2017 karena sepekan sebelumnya telah memastikan titel scudetto, tapi momen tersebut jelas amat berharga untuk Audero. Optimisme sejumlah pihak bahwa Audero merupakan sosok yang kelak menjadi tulang punggung Juventus di bawah mistar pun semakin mengemuka.
Terlebih, Buffon sempat mengucapkan jika di usianya yang semakin gaek, musim kompetisi Serie A 2017/2018 mendatang bisa jadi akhir karier profesionalnya. Pensiunnya Buffon tentu akan menjadi kehilangan besar bagi Juventus dan juga Juventini, suporter setia La Vecchia Signora. Karena bagaimanapun juga, kualitas seorang Buffon memang begitu luar biasa.
Waktu yang tersisa bagi Buffon mungkin tak lama lagi dan kans untuk Audero menggantikan posisi sang legenda hidup tentu amat besar. Apalagi baru-baru ini, Juventus telah melego Neto ke kubu Valencia dengan nominal 7 juta euro. Situasi ini membuat struktur di pos penjaga gawang berubah dan Audero secara otomatis naik pangkat menjadi kiper kedua Juventus.
Namun, sebuah keputusan yang cukup mengejutkan nyatanya juga dibuat oleh pihak La Vecchia Signora untuk kiper belianya yang lahir di kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, itu. Alih-alih menjadikan Audero sebagai pelapis utama Buffon di musim kompetisi 2017/2018 mendatang, Juventus justru sepakat untuk meminjamkan sang kiper belia ke klub yang baru saja promosi ke Serie B, Venezia.
RESMI: @EmilAudero dipinjamkan ke Venezia selama musim 2017/18.
Semoga sukses, Emil! pic.twitter.com/pvRR0WQGEG
— JuventusFC (@juventusfcid) July 8, 2017
Keputusan yang dibuat oleh Juventus ini sendiri memunculkan sejumlah asumsi tertentu, baik di kalangan Juventini ataupun pengamat sepak bola.
Asumsi pertama
“Menyekolahkan” Audero ke tim yang saat ini ditangani oleh eks penggawa Juventus di era 1990-an, Filippo Inzaghi, tentu dapat memberi manfaat bagi sang kiper muda. Karena dengan begitu, Audero berpotensi mendapat jatah main yang lebih banyak ketimbang bertahan di Stadion Allianz, nama baru dari kandang La Vecchia Signora musim depan.
Lebih sering turun ke lapangan di pertandingan resmi tentu memiliki dampak positif bagi perkembangan Audero. Sebab, intensitas laga-laga resmi yang semakin sering didapat akan menempa mental dan teknik serta memperkaya pengalaman Audero. Utamanya, dalam menghadapi situasi-situasi tertentu yang takkan bisa dicicipinya hanya dengan duduk di bangku cadangan sembari melihat Buffon beraksi.
Namun perlu diingat, masuknya Audero ke kubu I Arancioneroverdi per musim depan juga membuat sektor penjaga gawang di tim yang pernah diperkuat Alvaro Recoba ini semakin sesak. Pasalnya, di tubuh skuat Venezia sendiri telah bercokol tiga nama penjaga gawang yaitu Davide Facchin, Nicola Sambo dan Guglielmo Vicario. Nama yang disebut pertama merupakan kiper andalan Inzaghi pada saat mengarungi kompetisi Lega Pro musim 2016/2017 kemarin.
Melihat kondisi tersebut, wajar apabila Juventini merasa khawatir kalau Audero malah tak mendapat jam terbang yang cukup sehingga perkembangannya terhambat. Karena bagaimanapun juga, menggeser Facchin dari posisi inti tentu bukan persoalan sepele. Setidaknya, Audero harus membuktikan kepantasannya untuk menjadi pilihan utama Inzaghi dalam meramu strategi.
Tapi keputusan manajemen Juventus untuk meminjamkan Audero ke Venezia pasti tak dilakukan secara serampangan. Sebelumnya, pihak La Vecchia Signora tentu sudah memantau situasi yang ada di Venezia serta mempertimbangkan segala aspek, khususnya yang bersifat positif, bagi perkembangan Audero.
Karena siapa tahu, peminjaman Audero ke kubu I Arancioneroverdi dilakukan setelah pihak Juventus dan Venezia membuat kesepakatan khusus dalam klausul peminjaman. Seperti kewajiban pihak Venezia untuk memainkan Audero di 20-25 partai resmi di segala ajang yang mereka ikuti, misalnya.
Hal ini dilakukan supaya Audero benar-benar memperoleh waktu bermain yang dibutuhkannya untuk mengembangkan diri dan memaksimalkan potensinya sehingga ketika dipanggil pulang nanti, dirinya benar-benar telah teruji dan siap untuk menjadi tumpuan anyar.
Asumsi kedua
Bagi saya, peminjaman Audero ke Venezia memang cukup mengejutkan. Pasalnya, hal tersebut dilakukan usai Juventus melepas Neto. Andai kiper kedua mereka itu tidak dijual, melihat Audero dipinjamkan ke klub lain mungkin tak jadi soal karena situasi tersebut lumrah demi memberikan kesempatan Audero untuk belajar sekaligus mencari menit bermain yang lebih banyak.
Kini, kepergian Neto plus peminjaman Audero tentu membuat deputi utama Buffon di pos penjaga gawang lowong. Tentu riskan dan agak mustahil bukan jika kubu La Vecchia Signora mendapuk Carlo Pinsoglio sebagai deputi utama Buffon andai sang kiper legendaris diistirahatkan atau berhalangan tampil.
Sialnya, selama bursa transfer musim panas kali ini, Juventus juga beberapa kali dikait-kaitkan dengan pembelian seorang kiper baru sebagai pelapis Buffon. Nama-nama kiper gres yang dirumorkan menjadi bidikan La Vecchia Signora pun tak main-main yaitu Gianluigi Donnarumma yang sedang terlibat proses tarik ulur kontrak baru dengan AC Milan dan Wojciech Szcezsny, penjaga gawang pinjaman AS Roma yang dimiliki Arsenal.
Jika ditelaah lebih jauh, andai gosip tersebut benar dan salah satu dari keduanya direkrut oleh Juventus, tentu akan menyulitkan bagi Audero untuk menjadi pengganti Buffon. Pasalnya, dua penjaga gawang itu sedang berada di periode terbaik mereka sebagai pesepak bola profesional. Kualitas mereka pun sudah cukup teruji lantaran menjadi pilar utama di skuat Milan dan Roma, setidaknya dalam beberapa musim terakhir.
Meminggirkan Donnarumma atau Szcezsny sebagai suksesor Buffon untuk memberi tempat kepada Audero jelas keputusan aneh. Kalau sudah begini, masa depan Audero di Turin pun bakal jadi sebuah pertanyaan besar. Akankah dirinya benar-benar menjadi pengganti sepadan untuk Buffon atau justru terbuang lantaran La Vecchia Signora merekrut kiper baru yang punya kualitas mumpuni?
Hanya waktu yang bisa menjawab teka-teki dari masa depan Audero.
Author: Budi Windekind (@Windekind_Budi)
Interista gaek yang tak hanya menggemari sepak bola tapi juga american football, balap, basket hingga gulat profesional