Berita Eropa

Menangi Trofi Johan Cruyff, Matthijs de Ligt akan Segera Hijrah ke Klub Besar Eropa?

Trofi Johan Cruyff atau dalam sebutan lokalnya adalah Johan Cruyff Prijs, adalah penghargaan bergengsi di sepak bola Belanda. Dibuat terpisah dengan pemain muda terbaik Eredivisie sejak tahun 2003, trofi Johan Cruyff seakan menjadi awal gemilang bagi bintang-bintang sepak bola Belanda di masa mendatang. Pemenang untuk edisi tahun 2018 ini adalah bek potensial milik Ajax Amsterdam, Matthijs de Ligt.

De Ligt dianggap panelis bisa memenuhi seluruh kriteria yang dibuat berdasarkan 14 aturan Johan Cruyff. Seperti yang diketahui bahwa 14 aturan Johan Cruyff yang lebih dikenal sebagai 14 Rules ini adalah dasar-dasar dan prinsip yang mesti dimiliki oleh pesepak bola Belanda. Aturan-aturan ini berisi mulai dari tanggung jawab, kerja sama, kreativitas, kemampuan teknik, hingga personalitas. De Ligt dianggap sosok yang paling sesuai dengan kriteria tersebut pada musim kompetisi kali ini.

Terpilihnya de Ligt membuatnya mengikuti jejak para mantan pemain Ajax lain yang pernah mendapatkan penghargaan serupa, mulai dari Wesley Sneijder (pemenang tahun 2004), Klaas-Jan Huntelaar (2006), Gregory van der Wiel (2010), Chrisitan Eriksen (2011), dan juga pemenang edisi sebelumnya, Kasper Dolberg (2017). Kesuksesan de Ligt juga membuat Ajax masih memimpin perolehan penghargaan dengan enam trofi, diikuti PSV dengan enam trofi, dan AZ mengikuti di belakangnya dengan dua trofi.

Sebenarnya banyak yang lebih menjagokan Justin Kluivert untuk memenangkan penghargaan ini. Tetapi penampilan de Ligt sepanjang musim memang sangat mengesankan. Ia menjadi pemain yang paling sering tampil untuk Ajax, bahkan meskipun mesti merelakan gelar juara jatuh ke tangan sang rival abadi, PSV, de Ligt mampu membuat pertahanan Ajax menjadi yang terbaik di Eredivisie dengan angka kemasukan yang paling sedikit, yaitu 33 gol.

Menariknya, ada sebuah tren di mana kebanyakan daripada para pemenang trofi Johan Cruyff ini biasanya akan hijrah ke klub besar Eropa di musim selanjutnya. Mulai dari Arjen Robben yang kemudian hengkang ke Chelsea setelah memenangkan penghargaan ini bersama PSV, berlanjut dengan Klaas-Jan Huntelaar yang hijrah ke Real Madrid. Hal serupa juga terjadi kepada Memphis Depay yang mendarat di Manchester United setelah memenangkan trofi Johan Cruyff pada tahun 2015 lalu.

Media Mundo Deportivo sudah menyebutnya sebagai “The Chosen One” untuk menjadi pelanjut generasi para pemain bertahan Belanda di Barcelona. Real Madrid juga turut mengincarnya sebagai suksesor jangka panjang Sergio Ramos. Bahkan yang terbaru, Pep Guardiola meminta manajemen Manchester City membayar berapapun harga yang dipatok Ajax untuk bintang muda berusia 18 tahun ini.

Besar kemungkinan de Ligt akan hijrah ke tim besar Eropa di musim mendatang. Fenomena ini tentu membuat rasa penasaran semakin besar terkait kemampuan dari seorang Matthijs de Ligt.