Turun Minum Serba-Serbi

Pemain Gagal Liga Primer Inggris yang Sukses di Liga-Liga Eropa Lain Musim Ini

Sebagai kompetisi berkualitas tinggi, Liga Primer Inggris memang menjadi tujuan utama para pesepak bola professional di seluruh dunia. Namun, gagal di Inggris bukan berarti akhir dari segalanya. Nama-nama ini membuktikan dengan penampilan apik mereka di musim 2017/2018 bahwa masih ada kehidupan di liga-liga Eropa lain:

Memphis Depay, Mapou Yanga-Mbiwa, dan Bertrand Traoré (Lyon)

Lyon saat ini menampung tiga mantan pemain Liga Primer Inggris, yaitu Memphis Depay (eks Manchester United), Mapou Yanga-Mbiwa (Newcastle United) dan Bertrand Traore (eks Chelsea). Ketiganya menjadi bagian penting perjuangan klub ini merebut posisi kedua di Ligue 1 dari AS Monaco. Yanga-Mbiwa jadi pilar di lini belakang, sementara Traoré dan Memphis Depay menjadi andalan lini pendobrak dengan total koleksi 27 gol.

Florian Thauvin, Dimitri Payet, dan Kostas Mitroglou (Marseille)

Sebenarnya masih ada nama Steve Mandanda, tapi tiga nama inilah yang menjadi kunci utama cemerlangnya Marseille di musim ini. Thauvin (eks Newcastle United) dan Payet (eks West Ham) bukan hanya menjadi inspirator klub ini menembus final Liga Europa, tapi juga menjadi calon andalan tim nasional Prancis di Piala Dunia 2018. Sementara itu, Mitroglou, penyerang Yunani yang gagal di Fulham, juga mencetak banyak gol bagi Marseille musim ini.

Angel Di Maria (Paris Saint-Germain)

Meskipun dalam standar pemiliknya sendiri prestasi musim 2017/2018 ini tergolong biasa saja bagi Paris Saint-Germain, mereka tetaplah juara Ligue 1 Prancis. Prestasi ini cukup memuaskan bagi Angel Di Maria, setelah dianggap salah satu pembelian terburuk Manchester United di musim 2014/2015.

Iago Aspas (Celta Vigo)

Mari kita beralih dari Prancis. Seorang mantan penyerang Liverpool yang sempat diangap pemain gagal baru saja mencapai jumlah 20 gol untuk pertama kalinya dalam kariernya. Di usia 30 tahun, Aspas tampil fantastis untuk Celta Vigo selama dua musim terakhir, sehingga ia memiliki peluang memimpin lini depan tim nasional Spanyol di Piala Dunia 2018.

Luis Alberto (Lazio)

Rekan Aspas yang sama-sama dianggap gagal di Liverpool pada musim 2013/2014 ini juga sedang dalam performa luar biasa. Dalam usia menginjak 25 tahun, Alberto membentuk kerja sama mengerikan dengan penyerang Ciro Immobile, mencetak 11 gol liga dan mengoleksi 13 asis. Torehan asisnya itu merupakan yang terbanyak di Serie A sehingga membuat dirinya dilirik skuat Spanyol untuk Piala Dunia.

Serge Gnabry dan Andrej Kramaric (Hoffenheim)

Hoffenheim lagi-lagi mampu bersaing di papan atas Bundesliga Jerman berkat pelatih bertangan dingin, Julian Nagelsmann. Dua pemain kuncinya adalah alumni Liga Primer Inggris. Gnabry (eks Arsenal) yang bergabung dengan status pinjaman dari Bayern München musim ini meneruskan performa bagusnya musim lalu. Sementara mantan pemain Leicester, Kramaric, sukses menggantikan posisi Sandro Wagner. Duet penyerang ini telah mengoleksi total 22 gol di Bundesliga.

Adnan Januzaj (Real Sociedad)

Pintu tim nasional Belgia sepertinya akan terbuka kembali bagi Januzaj. Eks Manchester United ini sedang menikmati peranpentingnya di skuat utama Real Sociedad. Pemain berusia 23 tahun ini membuktikan bahwa dirinya masih bertaji dan pantas dibawa ke Piala Dunia 2018. Dalam 32 penampilan di semua kompetisi, Januzaj menyumbang empat gol dan enam asis bagi Sociedad.

Marco van Ginkel dan Luuk de Jong (PSV Eindhoven)

Keberhasilan PSV Eindhoven meraih gelar juara Eredivisie juga tak lepas dari para penggawa mereka yang pernah merumput di Inggris. Kapten mereka, Marco van Ginkel, malah masih berstatus pinjaman dari Chelsea. Sementara penyerang utama, Luuk de Jong, pernah merumput bersama Newcastle United dengan status pinjaman, tanpa hasil memuaskan.