Selain soal kualitas taktikal yang luar biasa, sejauh ini Mario Gomez menunjukan bahwa dirinya memang bukan pelatih yang sembarangan. Disebutkan pula bahwa saat ini situasi ruang ganti Persib Bandung dalam suasana yang kondusif di bawah kendalinya. Hal menarik lain dari pelatih asal Argentina ini adalah soal pernyataan-pernyataan yang keluar dari mulutnya sangat blak-blakan.
Yang terbaru adalah soal terkait mundurnya jadwal pertandingan klasik antara Persib berhadapan dengan Persija Jakarta, Gomez beranggapan bahwa ini hanya sekadar “akal-akalan” karena sang lawan tanding tidak berada dalam kondisi terbaik. Sang rival klasik baru saja bertanding di kompetisi Asia dan mereka tidak bisa diperkuat oleh sejumlah pemain terbaik mereka.
“Kalian tahu kenapa (terjadi pengunduran jadwal)? Karena Persija Jakarta bermain hari Selasa. Saya tahu ketika bermain di rumput sintetis setelah itu kaki pemain akan sangat kelelahan, sehingga setelah bertanding, hari Rabu dan Kamis mereka masih kelelahan,” papar Gomez seperti yang dilansir Simamaung.
“Mereka juga kehilangan dua pemain ke timnas (Andritany Ardhiyasa dan Rezaldi Hehanussa), sedangkan kita hanya satu (Febri Haryadi). Mereka juga kehilangan 1-2 pemain karena cedera yang salah satunya adalah bek tengahnya,”
“Kalau alasan kepolisian diambil sekitar 15 hari sebelumnya tidak masalah, tapi ini tiga hari sebelum pertandingan.”
Dan yang paling telak tentu adalah ketika Gomez memberikan pertanyaan yang sifatnya retoris kepada awak media yang bertanya kepadanya soal pengunduran jadwal ini.
“Sekarang siapa ketua federasi (PSSI) namanya (Joko Driyono)? Dan siapa pemilik Persija Jakarta (Joko Driyono)?”
Pernyataan-pernyataan tersebut seakan menambah daftar panjang pernyataan-pernyataan Gomez yang ditujukan kepada federasi. Sebelumnya ia pernah berujar bahwa ada yang tidak senang skuat asuhannya tampil baik. Bahkan ia meminta para Bobotoh untuk mewaspadai orang-orang tersebut yang menurutnya berada di Jakarta.
Sikap yang sebenarnya sudah ia tunjukkan sejak pertama kali tiba di Indonesia dan bagaimana ia bersikap tegas kepada manajemen Maung Bandung, mulai dari soal fasilitas latihan tim hingga rekrutmen pemain. Gomez seakan secara terbuka mengungkapkan isi pikirannya.
Membuat pernyataan-pernyataan yang berupa serangan langsung seperti yang dilakukan Gomez sebenarnya memiliki banyak makna. Antara ia kelewat percaya diri, atau memang Gomez memang tipe orang yang memiliki keyakinan diri yang besar.
Apabila Anda beranggapan bahwa Gomez berani melakukannya karena ia kini berkarier di sepak bola Indonesia, di mana segala sesuatunya, terutama yang terkait aturan bersifat lebih longgar, sebenarnya tidak juga. Karena ketika menangani tim super di sepak bola Malaysia, Johor Darul Ta’zim, Gomez sempat melakukan hal serupa. Ia memberikan kritik kepada badan tim nasional Malaysia dan pelatih Ong Sim Kwee dengan sebuah pertanyaan yang juga nyelekit.
Pangkal masalahnya adalah selepas sebuah laga, meskipun timnya meraih kemenangan, Gomez tidak merasa puas, terutama karena timnya kemasukan dua gol. Ketika ditanya pendapatnya terkait laga tersebut, begini jawaban Gomez, “Saya senang dengan hasil pertandingan. Tetapi tidak terlalu senang dengan permainan tim. Saya tidak mengerti kenapa setelah bermain untuk tim nasional, ketika kembali, para pemain saya tampil buruk. Ini selalu terjadi. Saya tidak mengerti bagaimana para pelatih tim nasional bekerja hingga akhirnya terjadi (penurunan permainan setelah tampil di tim nasional).”
Ini merupakan satu dari banyak kritik yang dibuat Gomez kepada otoritas sepak bola Malaysia, yang kabarnya ini juga yang membuatnya urung ditunjuk sebagai pelatih timnas Malaysia. Sebelum Gomez, beberapa pelatih asing pun pernah mengeluhkan banyak fenomena yang tidak biasa di kancah sepak bola Indonesia. Misalnya Robert Rene Albert yang mengeluhkan soal lapangan, dan juga jadwal, di mana ini juga menjadi pertanda lain bahwa sepak bola di negeri ini memang benang kusut yang sangat sulit untuk diurai.