Cerita

Bienvenido Maranon, Penyerang Ceres-Negro yang Jadi Kompetitor Marko Simic untuk Gelar Top Skor Piala AFC

Marko Simic boleh saja menjadi pencetak gol terbanyak di Piala AFC saat ini. Satu golnya ke gawang Tampines Rovers membuat perolehan gol penyerang berjuluk Super Simic menjadi delapan gol. Namun, catatan gol tersebut tentu masih bisa dikejar oleh pemain yang berada di peringkat kedua daftar pencetak gol terbanyak, Bienvenido Maranon atau biasa dipanggil Bienve. Pemain milik Ceres-Negros FC ini sudah mengoleksi tujuh gol dan masih menyisakan satu pertandingan lagi melawan Home United malam ini.

Nama Bienve mungkin tidak setenar nama Simic di Indonesia, namun di Filipina, dia adalah salah satu pencetak gol terbaik yang bermain di liga lokal. Pemain asal Spanyol ini pindah ke Ceres di tahun 2015 dan nampaknya dia langsung klop dengan permainan timnya. Di musim pertamanya, meski tidak menjadi pencetak gol terbanyak bagi Ceres, Bienve mampu menciptakan tujuh gol serta empat asis dan turut membantu timnya meraih titel liga, yang saat itu masih bernama United Football League.

Di musim keduanya bersama Ceres, jumlah gol dan asisnya meningkat. Pemain yang berposisi sebagai penyerang sayap kanan ini sukses mengemas 8 gol dan 13 asis. Sayangnya, Bienve gagal membawa timnya kembali merengkuh gelar juara. Ceres hanya menjadi runner-up di tahun 2016, di mana Global Cebu-lah yang menjadi kampiun di musim itu.

Di musim ketiganya, raihan golnya meningkat pesat. Perolehan 22 golnya di musim lalu tidak hanya membuat Bienve menjadi pencetak gol terbanyak liga tetapi juga mengantarkan timnya untuk menjadi kampiun. Di partai final melawan Global, Bienve menjadi pemain yang mencetak gol pembuka di kemenangan telak 4-1 Ceres. Dia pun mengalahkan catatan gol rekan setimnya, Fernando Rodriguez, penyerang Mitra Kukar saat ini, yang mengemas 21 gol.

Di musim terbarunya bermain untuk Ceres, usia yang tidak lagi muda yaitu 31 tahun, tidak membuat ketajamannya dalam membuat gol menghilang. Dia sudah membuktikannya di ajang Piala AFC dengan membuat tujuh gol, tiga di antaranya dibuat dalam satu pertandingan, yaitu di pertemuan kedua Ceres dengan Boeung Ket Angkor.

Sebelum pindah ke Filipina, Bienve lebih banyak menghabiskan waktunya di negara tempat kelahirannya. Besar dan tinggal di Spanyol, Bienve menimba ilmu sepak bola di akademi muda La Salle dan juga Betis. Bienve lalu bergabung bersama CD Rayo Sanluqueño di mana dia merasakan debutnya di tim senior.

Cadiz CF menjadi tempat pelabuhan selanjutnya, namun dia lebih banyak bermain di tim kedua yang beradu di Divisi Tercera. Setelah dilepas oleh Cadiz, Bienve bergabung dengan bersama salah satu tim yang juga bersaing di Divisi Tercera, Villarrubia. Di sana, Bienve menunjukkan kemampuannya dalam mencetak gol dengan meraih 21 gol di satu musim. Dia sempat pindah ke tim di divisi yang sama, Mostoles, sebelum akhirnya kembali ke Villarrubi dan mencetak 11 gol dalam 14 pertandingan.

Karier Bienve berputar-putar di divisi yang sama. La Hoya Lorca dan Socuellamos menjadi dua tim terakhir yang pernah dibelanya di Spanyol. Untuk tim terakhir yang disebut, Bienve turut membantu mereka promosi ke Divisi Segunda B untuk pertama kalinya dalam sejarah tim.

Setelah berpetualang di negeri sendiri, Bienve kemudian mencoba peruntungannya di negeri orang. Ceres merupakan tim pertama di mana dia memulai karier di luar negeri dan sampai saat ini masih menjadi tim yang dibela Bienve.

Pemain bernomor punggung tujuh ini punya kesempatan untuk beradu ketajaman dengan Simic di ajang Piala AFC. Persija yang sudah lolos kemarin dan Ceres yang nampaknya segera menyusul kemungkinan besar akan saling bertemu di babak selanjutnya. Jika benar bertemu, keduanya tentu akan saling adu hantam untuk saling menyingkirkan tim masing-masing. Selain untuk merebut trofi piala, baik Bienve dan Simic pastinya mengingkan penghargaan sebaik pencetak gol terbanyak di Piala AFC.