Hubungan ayah dan anak dalam sepak bola adalah hal yang cukup jamak, meskipun nasib keduanya tak selalu bersamaan. Terkadang, sang anak lebih baik dari ayahnya, namun tak jarang juga yang terjadi adalah kebalikannya. Meskipun jamak, ada beberapa hubungan ayah dan anak di sepak bola yang mungkin tak kalian ketahui.
Kira-kira, siapa saja ya?
Souleymane Sane – Leroy Sane
Penampilan gemilang Leroy Sane bersama Manchester City musim ini berhasil menarik perhatian orang banyak. Salah satu kelebihan Sane adalah kecepatan larinya yang luar biasa. Ia bahkan pernah memecahkan rekor kecepatan lari di Liga Primer Inggris bulan Oktober 2017 lalu. Besar kemungkinan, kecepatan Sane ini diturunkan oleh ayahnya, Souleymane Sane, mantan penyerang timnas Senegal di medio 1990-an. Pada masa jayanya, Souleymane juga terkenal akan kecepatan larinya, dengan catatan waktu mencapai 10,7 detik dalam 100 meter!
Valentino Mazzola – Sandro Mazzola
Kembali ke masa lampau, Italia sempat memiliki salah satu playmaker terbaik di dunia dalam diri Valentino Mazzola. Mazzola adalah kapten dari tim legendaris Il Grande Torino. Sayangnya, tragedi Superga menelan nyawanya ketika usianya baru menginjak 30 tahun. Namun, anak pertamanya, Sandro, berhasil meneruskan nama besar Mazzola. Sandro, yang berposisi sama dengan ayahnya, saat ini juga dikenal sebagai salah satu pemain terbaik Italia sepanjang masa.
Foto: Old School Panini
Mazinho – Thiago
Mazinho Alcantara adalah pemain timnas Brasil di era 1990-an. Sempat bermain di Italia bersama Fiorentina, Mazinho berjaya ketika berkarier di Spanyol bersama Celta Vigo. Selama tinggal di Spanyol, ia juga berkeluarga dan memiliki dua anak yang kini menjadi pesepak bola profesional, Thiago dan Rafinha Alcantara. Meskipun begitu, mungkin banyak orang yang tak menduga hal ini karena Thiago berkewarganegaraan Spanyol, berbeda dengan ayahnya.
Foto: Mesqueunclub.gr
Manuel Sanchis – Manolo Sanchis
Tak begitu banyak ayah dan anak yang menjadi legenda di dalam satu klub yang sama. Namun, Manuel dan Manolo Sanchis berhasil melakukan itu. Lebih lagi, mereka melakukannya di klub terbesar di dunia, Real Madrid. Manuel adalah bek Madrid di tahun 1965-1971, sedangkan Manolo adalah bagian dari “Kelompok Pemakan Burung Bangkai” Real Madrid di tahun 1980-an.
Foto: Marca
Perico Alonso – Xabi Alonso
Perico Alonso adalah bagian dari timnas Spanyol di awal tahun 1980-an. Semasa bermain, ia menjadi andalan di klub papan tengah Spanyol, Real Sociedad, klub yang menjadi tempat sang anak, Xabi Alonso, mengawali karier sepak bolanya. Meskipun begitu, Xabi boleh dikatakan sebagai pemain yang lebih ketimbang ayahnya.
Foto: Medium
Chicaro – Chicarito
Javier Hernandez Gutierrez, atau yang lebih dikenal sebagai Chicaro (kacang polong), adalah pesepak bola andalan Meksiko di tahun 1983-1994. Bermain di posisi tengah, Chicaro menjadi legenda di klub lokal bernama Tecos. Chicaro memiliki anak yang bernama Javier Hernandez Balcazar, yang juga dikenal sebagai Chicarito. Chicarito boleh jadi lebih populer ketimbang ayahnya, mengingat ia juga pernah berkarier di tim besar Eropa.
Foto: Lifebogger
Mark Chamberlain – Alex Oxlade-Chamberlain
Mark Chamberlain adalah bek sayap kanan timnas Inggris di tahun 1982-1984. Mark tercatat sebagai pemain legendaris Portsmouth, dengan total 167 caps dan 20 gol. Kini, nama Chamberlain diteruskan oleh anak Mark, Alex Oxlade-Chamberlain, yang saat ini memperkuat Liverpool.
Foto: ESPN
Alex Ferguson – Darren Ferguson
Ayah-anak terakhir ini lebih terkenal sebagai manajer alih-alih pemain sepak bola. Kalian semua tentunya sudah tahu Sir Alex Ferguson, sosok legendaris Manchester United. Anak Sir Alex, Darren, juga memiliki karier manajerial yang cukup baik di divisi bawah Liga Primer Inggris.
Foto: Terry Kane