Cerita

Persib Bandung yang Mendambakan Sosok Jenderal Lapangan Tengah

Persib Bandung mendapatkan hasil tidak memuaskan dalam dua laga awal Liga 1 2018 ini. Mereka ditahan imbang PS Tira di kandang sendiri pada pekan pertama, dan menelan kekalahan dari Sriwijaya FC pada pertandingan selanjutnya. Pelatih Roberto Mario Gomez dengan terbuka menyebut bahwa timnya membutuhkan pemain yang bisa memberikan komando di lapangan tengah. Gomez dengan jelas menyatakan bahwa skuat asuhannya membutuhkan sosok jenderal lapangan tengah.

Dari dua laga yang sudah dijalani oleh Maung Bandung, jelas terlihat bagaimana ada masalah besar dalam cara mereka bertahan. Kemasukan gol, padahal sudah unggul terlebih dahulu, masalah ini pun diikuti dengan masalah-masalah lain, seperti soal kebugaran para pemain, misalnya. Bagi Gomez sendiri, yang membuat penampilan Maung Bandung tidak maksimal adalah tidak adanya pemain yang bertugas sebagai perancang permainan.

Gomez dengan jelas menyebut bahwa lini tengah merupakan tempat di mana intensitas dalam pertandingan akan terjadi paling ketat, maka ia membutuhkan beberapa pemain lagi di sektor tersebut. Gomez menyebut bahwa ia tidak peduli usia pemain tua atau muda, yang penting sang pemain mengerti taktik, dan bisa berbicara (memberik komando) kepada para pemain lain.

Jenderal lapangan tengah atau gelandang komplet?

Jika melihat skema di pertandingan Persib berhadapan dengan PS Tira dan Sriwijaya FC, di mana Persib menggunakan skema 4-4-2 dan 4-3-1-2, dalam beberapa situasi memang bisa diasumsikan bahwa aliran bola dari lini tengah memang tidak lancar.

Bisa dilihat bagaimana dua gol yang dicetak Persib, sama sekali tidak melalui para pemain dari sektor gelandang tengah. Gol pertama ketika melawan PS Tira merupakan kesalahan pemain belakang lawan, sementara ketika berhadapan dengan Sriwijaya, gol yang dicetak lagi-lagi oleh Ezechiel N’Douassel berasal dari umpan jauh dari lini belakang, yang kemudian bola tersebut disodorkan Jonathan Bauman kepada Ezechiel.

Boleh jadi situasi tersebut kemudian yang membuat Gomez beranggapan bahwa timnya membutuhkan pemain di sektor gelandang dengan tipe perancang permainan. Sebenarnya dari kriteria yang disebutkan Gomez, soal gelandang yang mengerti aspek taktikal dan bisa memberikan komando kepada para pemain lawan, Dedi Kusnandar sebenarnya yang paling mendekati kriteria tersebut. Tetapi nyatanya, dalam dua pertandingan terakhir di mana pemain yang akrab disapa Dado ini bermain, hasil yang diraih belum maksimal.

Permasalahan di sektor gelandang ini juga sebenarnya adalah akibat berantai karena “menyetel” Oh In-kyun sebagai penyerang lubang sejak pra-musim. Ini mengakibatkan gelandang asal Korea Selatan ini visinya sedikit berubah, dari sebelumnya merancang permainan, terlihat sekali bahwa ia kini lebih banyak berfokus untuk membuat peluang dan menembak bola.

Mencari pemain sebagai jenderal lapangan tengah ini pun sebenarnya tidak menyelesaikan masalah. Jika berkaca dari dua pertandingan yang sudah dijalani oleh Maung Bandung, dan kriteria gelandang yang diinginkan Gomez, bisa diasumsikan bahwa yang dicari oleh kubu Maung Bandung saat ini adalah all-around midfielder, atau gelandang dengan kemampuan lengkap. Ia bisa menyerang, mengatur permainan, tetapi juga sanggup untuk membantu pertahanan dan tentunya memiliki stamina untuk terus bertarung selama 90 menit.

Pertanyaan besarnya kemudian adalah, apakah ada sosok seperti demikian di kubu Persib Bandung? Dan apakah ada sosok seperti itu di kancah sepak bola Indonesia?

Author: Aun Rahman (@aunrrahman)
Penikmat sepak bola dalam negeri yang (masih) percaya Indonesia mampu tampil di Piala Dunia