Cerita

Mariano Berriex, yang Memesona di Gelora Bandung Lautan Api

Datang dengan penuh teka-teki, pulang dengan segudang apresiasi. Itulah sekilas cuplikan kiprah gelandang baru PS Tira, Mariano Berriex, pada laga debutnya melawan Persib Bandung di Gelora Bandung Lautan Api. Performa impresif yang turut membantu The Army selamat dari kekalahan berkat gol dramatis di menit akhir.

Ketika ia diperkenalkan, banyak orang yang tidak terlalu peduli dengan kehadirannya. Ia tenggelam dibalik gemerlapnya rekam jejak Gustavo Lopez yang menjadi tandemnya di lini tengah, dan kalah pamor dari popularitas tiga pemain timnas PS Tira, yaitu Manahati Lestusen, Abduh Lestaluhu, dan Andy Setyo.

Ditambah dengan ia “hanya” bermain untuk tim sekelas PS Tira, yang dalam dua musim terakhir selalu mendekam di papan bawah, membuat banyak mata melirik skeptis padanya. Namun, segalanya berubah usai sore hari yang sensasional di kandang Maung Bandung.

Ada empat shots on target yang dilakukannya kemarin, dan tiga di antaranya dari luar kotak penalti! Lalu satu peluang emasnya adalah saat berhadapan satu lawan satu dengan I Made Wirawan, tapi gagal menaklukkan kiper senior tersebut. Meski demikian, aksi-aksi Berriex telah sukses mencuri atensi khalayak sepak bola nasional.

Dengan gaya khas pemain Amerika Latin yang bertumpu pada teknik, pria 28 tahun asal Argentina ini memberi aroma eksotis pada lini tengah PS Tira, yang musim lalu dihuni pemain-pemain bertipikal keras dan petarung. Jika Gustavo Lopez bertugas membagi bola, maka Berriex adalah pendobrak.

Berriex menggedor pertahanan lawan dengan dengan teknik dan visi bermain. Tendangan jarak jauh yang akurat disertai daya jelajah yang tinggi menjadikannya sebagai salah satu mesin utama PS Tira saat ini.

Kehebatan Berriex sudah terlihat dari video ketika ia bermain di Cile. Di bawah ini, terangkum aksi-aksi Berriex muda yang memesona, menunjukkan bahwa di Go-Jek Liga 1 2018 ia bukan pemain asing biasa yang asal mampir atau numpang tenar sesaat.

Dari video tersebut, terlihat bahwa Berriex adalah gelandang yang komplet. Ia bisa membagi bola, mengatur ritme permainan, dan menyelinap dari lini kedua untuk tiba-tiba sampai di muka gawang lawan mencetak gol. Persis seperti yang dilakukannya di pertandingan melawan Persib sore kemarin.

Jejak karier

Seperti yang telah dijelakan sebelumnya, karakter permainan Berriex sudah terbentuk sejak ia masih muda dan bermain di Liga Cile. Bersama Nublense, Deportes Concepcion, Union Temuco, ataupun Deportes Temuco, ia selalu menjadi pemain inti dan bermain minimal di belasan pertandingan.

Kemudian saat hijrah ke Alimos di Liga Yunani dan Ubon MT United serta Sisaket FC di Liga Thailand musim lalu, pemain kidal setinggi 180 sentimeter ini tetap dipercaya sebagai pilar lini tengah, dengan sumbangsih minimal tiga gol dalam semusim.

Dari segi fleksibilitas posisi, Berriex bisa ditempatkan sebagai pemain sayap, gelandang serang, atau penyerang lubang. Artinya, Berriex dapat mengisi tiga posisi krusial di lini serang, dan itu akan sangat membantu Rudy Eka Priyambada untuk membuat variasi taktik.

Akurasi umpan yang dimiliki Berriex juga akan sangat menunjang skema permainan sayap yang diusung PS Tira. Baik Abduh Lestaluhu, Wawan Febrianto. maupun Ahmad Nufiandani akan sangat dimanjakan dengan suplai bola matang dari pemain yang diageni Gabriel Budi ini,

Mariano Berriex, memang tidak setenar Julien Faubert di Borneo FC dan tidak melegenda seperti Zah Rahan di Madura United. Namun, dengan kualitas yang dimilikinya, ia berpotensi mencetak sejarah baru sebagai gelandang asing yang sangat dicintai pubik sepak bola nasional.

Jalan masih panjang bagi Berriex di Go-Jek Liga 1 2018. Masih banyak tim-tim yang harus dihadapi demi menaikkan status PS Tira dari label medioker, dan demi memenuhi target juara yang diusung manajemen musim ini.

Author: Aditya Jaya Iswara (@joyoisworo)
Milanisti paruh waktu yang berharap Andriy Shevchenko kembali muda dan membawa AC Milan juara Liga Champions Eropa lagi.