Tahukah Anda mengapa seekor kelelawar didaulat menjadi maskot kota Valencia? Konon, seekor hewan bersayap ini masuk ke kamar Raja James I dan membuat yang mulia penguasa Kerajaan Aragon itu terbangun. Beruntung, karena terbangun dari tidur, sang raja bisa menghindarkan wilayahnya dari serbuan tengh malam pasukan Saracen.
Mitologi kelelawar itu kembali identik dengan klub sepak bola Valencia pada musim 2017/2018 ini. Sosok kelelawar itu bernama Marcelino Garcia Toral. Sang pelatih berusia 52 tahun ini datang jauh-jauh dari wilayah Asturias untuk menjadi pengingat bahwa Valencia Club de Futbol sudah terlalu lama tertidur.
Sudah cukuplah Valencia dijadikan mainan oleh pengusaha Singapura yang hanya datang sekali dalam setahun untuk menonton langsung di Stadion Mestalla. Valencia juga lebih berharga untuk dijadikan bahan percobaan untuk melatih oleh pria kelahiran Manchester yang lebih cocok bekerja sebagai komentator di televisi. Di musim 2017/2018 ini, Marcelino menyadarkan seluruh dunia bahwa gengsi Valencia lebih besar dari itu semua. Los Che adalah klub tersukses kelima di Spanyol dengan delapan gelar La Liga.
Klub yang berdiri pada 18 Maret 1919 ini juga pernah dua kali menjadi runner-up Liga Champions Eropa. Tahun sukses terakhir mereka adalah tahun 2004, ketika mereka keluar sebagai juara ganda, yaitu pemenang trofi La Liga dan Piala UEFA. Di bawah asuhan Rafael Benitez, Valencia adalah tim terbaik Spanyol saat itu.
Sayang, pada dekade 2010-an, kebesaran itu sama sekali tak terlihat. Dalam sepuluh tahun terakhir Valencia telah ditangani 19 pelatih berbeda. Los Che sempat memenangi Copa del Rey (Piala Raja Spanyol) pada tahun 2008, tapi musim tersebut tak bisa dibilang sukses karena terjadinya perpecahan di dalam kondisi internal mereka.
Penampilan terakhir Valencia di kancah Liga Champions adalah di musim 2015/2016. Namun, musim tersebut sepertinya ingin dilupakan oleh mayoritas pendukung mereka. Di musim itulah, pelatih Nuno Espirito Santo lengser dan digantikan pelatih tak berpengalaman, Gary Neville. Nama terakhir kemudian membuat Valencia menjadi bahan olok-olok dunia, dengan rekor kekalahan 1-7 atas Barcelona di semifinal Copa del Rey. Los Che pun terancam degradasi setelah hanya mencatat tiga kemenangan dari total 16 pertandingan.
Reputasi Valencia sebagai klub terbaik ketiga di Spanyol pun akhirnya tergeser oleh Sevilla dan Atlético Madrid. Untung, sang pemilik klub asal Singapura, Peter Lim, bergerak cepat dengan merombak total struktur manajerial klubnya. ia menunjuk Anil Murthy sebagai presiden klub dan menggaet Marcelino sebagai pelatih kepala.
Yang pertama dilakukan Marcelino adalah membenahi mental berjuang pasukan Valencia. Konon, saking disiplinnya metode mantan pelatih Villarreal ini, latihan tak akan berhenti jika para pemain tak merasa lapar. ‘Lapar’ di sini mengandung pengertian harfiah dan juga kiasan. Bagaimana pun juga, Valencia sudah ‘lapar’ akan kesuksesan.
Dengan berbagai amunisi baru dari penjaga gawang Neto Murara, gelandang Geoffrey Kondogbia dan Goncalo Guedes, Marcelino mengembalikan status Valencia menjadi tim yang menakutkan. Mereka memang belum mampu menaklukkan Real Madrid, Barcelona, dan Atletico Madrid di musim ini. Namun, konsisten di peringkat empat adalah progres yang bagus. Jika mampu menembus Liga Champions tahun depan, perayaan ulang tahun ke-99 Los Che akan terasa manis.
Author: Mahir Pradana (@maheeeR)
Mahir Pradana adalah pencinta sepak bola yang sedang bermukim di Spanyol. Penulis buku ‘Home & Away’.