Turun Minum Serba-Serbi

Beberapa Hal yang Harus Diperhatikan Egy Maulana Vikri saat Berkarier di Polandia Nanti

Bintang muda sepak bola Indonesia, Egy Maulana Vikri, akhirnya mendapatkan kepindahannya ke Eropa yang telah lama kita semua nantikan. Egy yang saat ini masih berusia 17 tahun, resmi direkrut oleh klub kasta teratas Liga Polandia, Lechia Gdansk. Meski baru akan bermain di musim depan, Egy tampak diproyeksikan untuk menjadi pemain utama di skuat Lechia, mengingat nomor punggung 10 yang diberikan kepadanya.

Egy tentu memiliki potensi untuk sukses, bahkan tak berlebihan untuk menyebutnya sebagai talenta terbaik sepak bola Indonesia saat ini. Ia tentu memiliki peluang untuk menyihir Polandia dengan aksinya. Namun, ada beberapa hal yang patut diperhatikan Egy agar ia bisa mengunci kesuksesan yang ia pantas dapatkan.

Sindrom bintang

Sindrom bintang atau star syndrome adalah sindrom yang acap kali menjangkiti figur-figur terkenal, mulai dari selebriti, hingga tentunya atlet. Bentuk dari sindrom ini adalah biasanya keterlenaan akan kesuksesan yang diraih, hingga akhirnya lupa diri. Egy saat ini bisa dikatakan sangat sukses dibandingkan kompatriotnya yang lain seusianya. Tentunya, ia harus waspada akan sindrom ini dan tetap menjejakkan kakinya di tanah. Sudah banyak pesepak bola muda yang sukses, namun redup kariernya di usia matang karena sindrom ini. Namun, Egy sejauh ini berhasil menunjukkan kerendahhatian, dan apabila ia mampu menjaga sikapnya seperti itu, ia memiliki potensi untuk sukses.

Bahasa

Komunikasi dalam bermain sepak bola adalah hal yang vital, dan dalam berkomunikasi tentunya bahasa menjadi media yang paling utama. Egy tentunya harus mempelajari bahasa Polandia, minimal bahasa Inggris, untuk memudahkannya berkomunikasi dengan rekan setimnya di lapangan. Mengingat umurnya yang masih berusia 17 tahun, tentunya masih mudah baginya untuk mengingat dan mempelajari bahasa baru.

Budaya

Hidup jauh dari negara tempat lahir tentunya bukan perkara yang mudah, terlebih untuk seorang pemuda berusia 17 tahun. Egy tentunya harus mampu berintegrasi dengan budaya lokal, mulai dari bagaimana kebiasaan orang Polandia, apa yang sebaiknya dilakukan atau tidak dilakukan, dan hal-hal semacam itu. Tentunya, Kedubes Indonesia di Polandia mampu menjadi tempat yang baik bagi Egy untuk mempelajari hal ini.

Cuaca

Cuaca di Polandia tentunya sangat berbeda dengan Indonesia yang tropis. Selayaknya negara di Eropa, ada empat musim yang harus dilalui Egy, mulai dari musim gugur, semi, panas, hingga dingin. Musim panas mungkin bisa ia lewati dengan mudah, namun untuk musim lainnya, Egy tentunya harus beradaptasi, terlebih di musim dingin yang suhu biasanya berada di bawah nol derajat, dan cuaca diliputi hujan salju. Untuk orang yang terbiasa dengan panasnya Indonesia, berada di suhu dan cuaca seperti itu tentunya membutuhkan adaptasi lebih.

Makanan

Makanan juga bukan faktor yang bisa diremehkan. Nutrisi adalah hal yang penting bagi seorang atlet, dan makanan tentunya memegang peranan penting dari baik buruknya nutrisi yang didapatkan. Di Polandia, nasi, yang menjadi makanan pokok orang Indonesia, cukup sulit untuk didapatkan. Bumbu yang ada di masakan Polandia tentunya juga tidak sekuat bumbu masakan Indonesia. Meksipun begitu, pihak Lechia tentunya akan memastikan tiap pemainnya mendapat asupan nutrisi yang seusai, tak terkecuali Egy.

Media

Kedatangan Egy ternyata mampu menarik minat banyak media di Polandia. Sejauh ini, pemberitaan yang ia dapatkan positif, bahkan ada satu media lokal Polandia yang menjulukinya sebagai ‘Neymar dari Indonesia’. Namun, Egy juga harus memperhatikan bahwa bagi media lokal, ia sama rata dengan pemain-pemain lain di Polandia sana. Apabila ia mulai mendapat berita miring, penting baginya untuk tetap fokus ke perkembangannya sebagai pesepak bola.

Author: Ganesha Arif Lesmana (@ganesharif)
Penggemar sepak bola dan basket