Cerita

Lechia Gdansk, Egy Maulana Vikri, dan Gagapnya Warganet Indonesia

Pesepak bola muda yang kemampuannya dianggap jempolan, Egy Maulana Vikri, telah menyudahi segala rumor terkait masa depannya sebagai pemain profesional usai memutuskan bergabung dengan klub dari Ekstraklasa Liga Polandia, Lechia Gdansk.

Harus diakui, ketimbang nama-nama seperti Lech Poznan, Legia Warsawa, atau Wisla Krakow yang juga bermain di Ekstraklasa, nama Lechia jelas kalah mentereng.

Sampai hari ini, mereka hanya memiliki satu gelar prestisius yang tersimpan cantik di lemari trofinya yaitu Piala Polandia yang didapat pada tahun 1983 silam.

Namun, masuknya Egy ke klub yang bermarkas di Stadion Energa Gdansk ini, sedikit mengubah popularitas mereka, khususnya di Tanah Air. Bagaimana tidak, hanya dalam kurun 24 jam, pengikut akun media sosial resmi Lechia langsung melonjak drastis. Tribes pasti mengetahui berasal dari mana para followers anyar tersebut, bukan?

Fenomena yang sedang melanda warganet Indonesia ini sejatinya bukan hal baru. Entah karena rasa ingin tahu yang tinggi atau sekadar hasrat eksistensi, tapi kejadian-kejadian yang melibatkan warganet Indonesia seperti kasus Lechia dan Egy ini sudah berulangkali terjadi.

Kalau Tribes masih ingat, sekurangnya dua tahun lalu, ketika pebalap Indonesia asal Solo, Rio Haryanto, beroleh kursi balap di tim Formula 1 (F1), Manor Racing, hal serupa juga muncul. Akun media sosial Manor Racing di berbagai platform, langsung kebanjiran followers asal Indonesia.

Sialnya, baik kasus Lechia-Egy maupun Manor-Rio, preseden negatif justru lebih terlihat ketimbang sisi positifnya. Sebagai contoh, warganet Indonesia malah sering memenuhi kolom komentar di akun resmi Lechia dan Manor dengan sesuatu yang tidak penting dan bahkan norak.

Tak berhenti sampai di situ, ‘superioritas’ warganet Indonesia juga memunculkan keajaiban tersendiri di mana hanya beberapa saat setelah Egy dan Rio memastikan bergabung dengan Lechia serta Manor, lahir akun-akun tidak resmi Lechia dan Manor yang menggunakan bahasa Indonesia di sejumlah platform. Padahal, entitas yang mengikat dua atlet Indonesia itu tak pernah meluncurkan akun ofisial dengan bahasa Indonesia.

Disadari atau tidak, kejadian semacam ini malah menunjukkan bahwa warganet Indonesia memiliki kegagapan tersendiri mengenai kiprah anak bangsa yang ada di luar negeri, utamanya di bidang olahraga seperti Egy dan Rio.

Sebenarnya sah-sah saja apabila warganet Indonesia berusaha untuk lebih dekat dan tahu lebih banyak tentang Lechia atau Manor dengan mengikuti mereka di media sosial. Namun malang, hal itu tidak diikuti dengan sikap yang sepantasnya. Tak heran bila penilaian minus acapkali diterima warganet Indonesia terkait tingkah polah mereka di media sosial.

Khusus bagi Lechia, para admin media sosial mereka di berbagai platform pasti sangat sibuk untuk beberapa waktu ke depan. Jangan kaget pula kalau nanti muncul berbagai pertanyaan dan tanda pagar nyeleneh serta irasional, terutama saat Egy tidak kunjung mendapat kesempatan bermain.

Semoga kalian kuat, mimin!

Author: Budi Windekind (@Windekind_Budi)
Interista gaek yang tak hanya menggemari sepak bola tapi juga american football, balap, basket hingga gulat profesional