Kolom

Eksklusif: Melihat Problematika Arsenal dengan Sudut Pandang seorang Jay Bothroyd

Saya datang dari sebuah keluarga yang menggemari Arsenal dan saya pun bergabung dengan akademi mereka ketika berusia 11 tahun. Rumah ibu saya hanya berjarak 10 atau 15 menit dari stadion, dan seperti yang bisa kalian bayangkan, kami sedikit kesal dengan keadaan Arsenal saat ini. Sebagai pesepak bola dan dari sisi netral, melihat Arsenal yang tidak kompetitif lagi merupakan hal yang menyedihkan. Tapi, lebih menyedihkan lagi jika kamu adalah seorang penggemar klub.

Saat saya berada di tim U-18 Arsenal, saya biasanya berlatih juga dengan tim inti, dan setelah saya pergi, saya menerima telepon dari Arsene Wenger. Dia tidak berubah sama sekali. Dia kalem, ramah, tutur katanya lembut, dan tidak pernah kehilangan emosi. Kecuali saat kalah 6-1 di Old Trafford (tahun 2001), aku tidak pernah bertemu dengan seseorang yang pernah melihat dia kehilangan emosi.

Saya kira dia tidak pernah menerima tekanan seperti apa yang dia dapatkan sekarang ini dan nampaknya ini adalah akhir bagi dirinya. Sejujurnya, saya sedih melihat Wenger saat ini. Teknik menggiring dan menendang yang saya miliki merupakan hasil didikan Wenger, dan saya berutang kepadanya karena itu. Tubuh saya besar, namun saya bukanlah tipe pemain jangkar seperti kebanyakan orang berbadan besar.

Maka dari itu, saya sangat sedih melihat kondisinya saat ini. Aku tahu bahwa setiap cerita pasti berakhir, dan saya rasa ini adalah saat yang tepat untuk Wenger mengakhirinya. Para penggemar sudah muak dengannya dan saya juga tidak tahu bagaimana dia bisa memulihkan keadaan buruk di Arsenal saat ini.

Kadang, kejadian serupa terjadi berulang-ulang. Semua orang di klub memang menghormati Wenger, namun seperti yang sudah saya bilang dalam beberapa tahun belakangan, ada banyak pemain yang terus-terusan berada di zona nyaman mereka. Mereka tetap mendapat kontrak baru tanpa berjuang mendapatkannya. Menjual pemain terbaiknya ke tim rival juga tidak membantu dan yang paling penting adalah, baik Wenger dan Arsenal belum bisa beradaptasi dengan perkembangan zaman.

Manchester City, Manchester United, Chelsea, dan Tottenham Hotspur sudah lama meninggalkan Arsenal. Sekarang, berapa banyak pemain Arsenal yang mungkin akan dibeli oleh tim-tim di empat besar Liga Inggris?

Hanya Pierre-Emerick Aubameyang mungkin yang bisa masuk ke skuat Chelsea karena dia lebih baik dari Alvaro Morata. Aku tidak akan menukar Mesut Özil dengan Christian Eriksen, ataupun Henrikh Mkhitaryan dengan Dele Alli, Alexis Sanchez, Paul Pogba, Anthony Martial, ataupun Kevin De Bruyne. Memalukan memang bagaimana Arsenal sudah tertinggal jauh dari para pesaingnya.

Bermain di Liga Primer, kalian harus siap mengeluarkan uang. Everton mengeluarkan uang yang lebih banyak dibandingkan Arsenal; musim panas lalu mereka menggelontorkan uang sebesar 130 juta paun untuk membeli pemain. Arsenal memboyong Aubameyang dan Mkhitaryan, tapi mereka tetap tidak bisa melampaui uang yang sudah dikeluarkan oleh Everton. Dari situ, kalian bisa melihat corak Liga Primer.

Saya dihajar habis-habisan ketika saya memprediksi di awal musim bahwa Arsenal akan finis di urutan ketujuh dalam sebuah twit saya di Twitter. Sekarang, hal itu lebih logis dibandingkan membayangkan mereka finis di urutan kelima. Bisa duduk di peringkat keempat adalah hal yang bagus untuk saat ini, namun itu tidak akan terjadi. Burnley hanya berbeda lima poin dari Arsenal dan mereka punya momentum untuk mengejar mereka. Arsenal tidak punya senjata seperti itu, terutama ketika mereka menjalani laga tandang.

Kalah dua kali dari City adalah hal yang lain. Ada berbagai cara bagaimana kamu bisa kalah dalam suatu pertandingan. Berjuang habis-habisan namun tim sebelah bermain lebih bagus. Tim terbaik yang menang, itu adil. Namun itu terjadi ketika Arsenal kalah dari Brighton & Hove Albion. Aku tahu mereka kalah karena para pemain tidak mempunyai karakter atau seorang pemimpin di ruang ganti. Mereka tidak mempunyai pemain yang meminta determinasi lebih kepada rekan-rekannya.

Saat saya di Arsenal, kami punya Tony Adams, Sol Campbell, Ashley Cole, Patrick Viera, Thierry Henry, dan Dennis Bergkamp. Mereka semua meminta sesuatu yang lebih dari rekan-rekannya setiap hari. Analoginya, jika kamu berhenti menggenjot sepeda, maka mereka semua akan meneriakimu.

Beberapa orang bilang kepadaku bahwa Özil adalah pemain kelas dunia, tapi menurutku dia bukan pemain kelas dunia. Pemain kelas dunia adalah pemain yang bisa mengubah jalannya pertandingan dan membuat keajaiban. Bagiku, Özil hanya seorang penumpang. Dia tidak akan bermain bagus jika Arsenal tidak bermain bagus juga. Aku selalu bilang bahwa Özil itu ibarat seorang penyerang yang menunggu umpan di dalam kotak penalti. Seperti halnya Filippo Inzaghi, jika kamu tidak memberikan umpan kepadanya, maka dia tidak akan membuat gol. Dia akan bermain buruk.

Aku juga pikir lini pertahanan kami (Arsenal) buruk. Jangan salah paham. Bagiku, Petr Cech punya karier yang gemilang. Dia adalah kiper yang hebat, namun untuk saat ini dia lebih banyak melakukan blunder. Dia tidak pernah ahli menggunakan kakinya, tapi aku tidak menyalahkannya.

Kesalahan berada di lini pertahanannya yang seharusnya melindungi si kiper. Kiper memang lini pertahanan terakhir dari sebuah tim, tapi para bek harusnya berjuang lebih dari itu. Tidak ada komunikasi, tidak dalam satu garis, dan tidak bergerak bersama. Tidak peduli siapa penyerangmu, jika kalian kebobolan sembilan gol dalam seminggu, kalian mau membawa tim ini ke mana?

Kembali ke Wenger. Aku pikir dia seharusnya pergi setelah memenangkan Piala FA musim lalu, mengucapkan selamat tinggal dengan dada membusung ke depan dengan rekor capaian gelar Piala FA yang membanggakan. Sekarang, karena kondisinya sangat buruk, orang-orang akan melupakan segala kebaikan yang pernah diberikan olehnya.

Dia berpotensi merusak citranya selama ini. Wenger pernah membuat Arsenal juara dengan predikat Invincibles. Dia mengubah total Arsenal dengan permainan ala total voetball dan juga cara dia menerapkan latihan ke pemain. Wenger membawa perubahan ke sepak bola Inggris. Semua tim ingin bermain seperti Arsenal kala itu!

Sekarang, yang orang-orang akan ingat adalah musim-musim buruknya. Berada di luar empat besar di akhir musim, kalah sebanyak 12 kali di liga, dan mengumpulkan poin terendah dalam enam tahun terakhir. Sangat disayangkan mengingat dia sudah memberikan yang terbaik bagi Arsenal dan juga sepak bola Inggris.

Seseorang akan menawarkan pekerjaan kepadanya di masa depan. Jika saya menjadi dia, saya akan menolak tawaran melatih sebuah klub dan lebih memilih menangani tim nasional. Suatu hal yang menyenangkan jika dia bisa melatih Jepang!

Saya memilih Diego Simeone untuk menggantikan Wenger. Aku pikir dia bisa memberikan apa yang dibutuhkan Arsenal saat ini. Mereka butuh pelatih tegas yang tahu bagaiaman cara memecut semangat juang para pemainnya. Para pemain harus berjuang keras untuk mendapatkan perpanjangan kontrak. Tidak ada lagi pemain yang mendapat perpanjangan kontrak padahal mereka cedera selama empat tahun.

Mkhitaryan dan Özil mungkin adalah contoh pemain yang mewah, namun Simeone punya pemain di Ateltico Madrid yang mau berjuang untuk mendapatkan hasil. Seseorang seperti Simeone merupakan orang yang pas untuk Arsenal.

Author: Jay Bothroyd (@jaybothroyd)
Penerjemah: Budy Darmawan (@budydiew)