Turun Minum Serba-Serbi

Dipilih…Dipilih…Gelandang Prancis untuk Dibawa ke Piala Dunia 2018…

Jelang Piala Dunia 2018 yang akan digelar kurang lebih tiga bulan lagi, Prancis dihadapkan pada pilihan yang sulit. Stok gelandang berkualitas melimpah ruah, yang membuat Didier Deschamps harus cermat untuk memilihnya. Sebab, ada 10 pemain di posisi itu yang musim ini tampil impresif dan layak diterbangkan ke Rusia.

Siapa saja mereka? Yuk kita lihat daftarnya, dengan asumsi mereka semua tetap fit jelang turnamen dimulai ya…

Paul Pogba

Pusingnya Deschamps bisa dimulai dari sini. Ia memiliki salah satu gelandang muda terbaik di dunia, tapi belum menemukan performa terbaiknya musim ini. Meski demikian, Pogba tetap termasuk gelandang Prancis yang diprioritaskan untuk dibawa ke Piala Dunia. Pengalamannya di laga internasional akan sangat berguna bagi Les Bleus.

Dimitri Payet

Sudah berusia 30 tahun dan tidak lagi bermain di klub besar, tapi sinar Payet sama sekali belum meredup. Musim ini ia telah mengemas 5 gol dan 9 asis dari 30 laga bersama Marseille, dan membawa L’OM bertengger di peringkat ketiga Liga Prancis. Jangan lupakan juga, eksekusi bola matinya yang jadi nilai plus di mata Deschamps.

N’Golo Kante

Opsi terbaik sejauh ini bagi Deschamps di peran tukang rebut bola. Kante merupakan gelandang Prancis dengan spesifikasi bertahan terbaik saat ini, dan membawanya ke Rusia adalah sebuah keharusan. Dulu Prancis pernah memiliki Claude Makélélé di posisi ini, tapi tidak berujung trofi Piala Dunia. Kini, saatnya untuk meraihnya bersama Kante.

Blaise Matuidi

Dengan spesifikasi yang hampir sama dengan Kante, Matuidi bisa mendatangkan dua keuntungan sekaligus bagi Deschamps: menambah tenaga di lini tengah, atau melapis Kante. Profil Matuidi memang sangat menunjang “tugas kotor” yang diembannya. Tekelnya presisi, jarang hilang fokus, dan bagus dalam mempertahankan bola.

Adrien Rabiot

Kariernya terus menanjak sejak menembus tim utama Paris Sanit-Germain (PSG) musim lalu. Rabiot merupakan tipikal gelandang penari, yang gerakannya luwes, sangat halus, dan nilai artistiknya sangat tinggi. Umpan-umpannya presisi yang ditunjang dengan tinggi 188 sentimeter membuatnya seperti penguasa lapangan tengah.

Florian Thauvin

Salah satu gelandang Prancis berkualitas yang masih betah berkarier di dalam negeri sejak gagal di Newcastle United. Thauvin merupakan pemain kunci Marseille sejak 2013, dan musim ini penampilannya kian matang. Dari 38 laga yang dijalani, 17 gol dan 10 asis dicetaknya. Posisinya? Sayap kanan.

Kingsley Coman

Bukan pemain inti di Bayern München, tapi fleksibilitas posisi yang dimilikinya bisa sangat berguna bagi Deschamps. Coman bisa bermain sama baiknya di kedua sisi sayap, dan bisa ditempatkan di lima posisi berbeda. Kecepatan dan dribel menjadi senjata utamanya, yang mungkin dapat berguna sebagai super-sub di Rusia nanti. Tapi kini ia sedang menepi selama dua bulan dan mengejar waktu untuk fit di sisa musim ini.

Thomas Lemar

Haram menepikan nama Lemar jika membicarakan pemain sayap. Sama dengan Coman, Lemar juga termasuk pemain serbabisa, tapi dengan daya ledak yang lebih dahsyat. Musim ini ia telah bermain di lima posisi berbeda di area sayap dan tengah, dengan torehan 7 asis dari 27 laga. Usianya juga masih muda, 22 tahun.

Geoffrey Kondogbia

Terlahir kembali di Valencia, setelah melewati periode kelam di Serie A. Gelandang Prancis yang satu ini merupakan tipikal penjelajah, yang ditunjang dengan naluri tinggi mencetak gol. Musim ini sudah 4 gol yang ia ceploskan bersama Valencia, dan sedang menunggu panggilan timnas untuk menambah jumlah caps-nya yang baru berjumlah 5.

Nabil Fekir

Salah satu komoditi terpanas di Liga Prancis saat bursa transfer dibuka nanti. Berposisi gelandang serang, performa Fekir musim ini layak diacungi dua jempol. Dari 34 kali tampil ia mengukir 21 gol dan 7 asis, lalu 11 kali terpilih sebagai man of the match di Liga Prancis. Paket lengkap dari pemain mini setinggi 173 sentimeter.

Author: Aditya Jaya Iswara (@joyoisworo)
Milanisti paruh waktu yang berharap Andriy Shevchenko kembali muda dan membawa AC Milan juara Liga Champions Eropa lagi.