Analisis

Bedah Taktik Makan Konate: Peran dan Posisi Baru di Sriwijaya FC

Peran berbeda dilakukan oleh Makan Konate untuk kesebelasan barunya, Sriwijaya FC. Ketika di tim-tim sebelumnya ia bermain sebagai gelandang serang, oleh pelatih Rahmad Darmawan, Konate dimainkan di sektor sayap. Sang juru taktik beranggapan bahwa Konate akan lebih maksimal ketika dimainkan di posisi tersebut.

Awalnya memang terlihat limbung dan kagok, bagaimana di pertandingan perdana Piala Presiden 2017 melawan mantan timnya, Persib Bandung, kentara sekali terlihat bahwa Konate tidak nyaman dimainkan di posisi sayap kanan. Pertandingan tersebut pun berakhir dengan tim Elang Sriwijaya menelan kekalahan 1-0 dari Maung Bandung.

Meskipun demikian, Rahmad selaku pelatih Sriwijaya FC, tetap menempatkan Konate di posisi tersebut pada pertandingan-pertandingan selanjutnya. Dalam sebuah kesempatan, Rahmad berujar bahwa ia menyadari Konate tidak terlalu nyaman dimainkan di sektor sayap. Meskipun demikian, mantan pelaih Persipura Jayapura dan Persija Jakarta ini beranggapan bahwa Konate bisa dimainkan di banyak posisi. Permainannya yang belum maksimal lebih dikarenakan sang pemain belum mencapai kebugaran terbaiknya.

Rahmad kemudian tetap bersikeras menempatkan Konate di sektor sayap. Hasilnya, penampilan gelandang asal Mali tersebut semakin baik dalam setiap pertandingan. Medali perunggu di Piala Presiden lalu menjadi pencapaian yang tentunya tidak buruk dari sebuah perjudian besar yang dilakukan oleh Rahmad Darmawan. Bahkan, Konate sebenarnya masih menyimpan potensi besar di peran barunya tersebut.

Peran playmaker melebar

Untuk memahami peran baru yang kini dilakukan oleh Makan Konate di Sriwijaya FC, Anda bisa mencoba melihat kembali permainan seorang Mesut Özil ketika masih membela Schalke dan Werder Bremen. Gelandang serang Jerman tersebut memainkan peran sebagai wide playmaker atau playmaker yang dipasang di posisi melebar. Yang termutakhir Anda bisa melihat bagaimana Jorge Ressureccion “Koke” mengoperasikan permainan Atletico Madrid dari sisi lapangan.

Istilah wide playmaker tentu tidak asing bagi penikmat gim simulasi Football Manager. Di sana disebutkan bahwa peran wide playmaker adalah “act as the team’s primary source of creativity drifting inside to find space from which to play the killer ball and create chances”. Atau sederhananya, pemain yang diberikan peran wide playmaker ini memiliki tugas untuk mencari ruang dan menciptakan peluang memanfaatkan lebar lapangan.

Menurut penjelasan di gim Football Manager, atribut yang dibutuhkan untuk seorang wide playmaker adalah gerakan memotong ke area tengah (cut inside with ball), banyak melakukan dribel (dribbles more), dan banyak melakukan umpan-umpan yang berisiko (more risky passes).

Sebenarnya, peran ini bukan benar-benar baru bagi seorang Makan Konate. Di kesebelasan-kesebelasan sebelumnya, ia melakukan peran yang hampir serupa. Perbedaan besar yang mencolok adalah, di tim lain Konate memulai pertandingan di posisi gelandang serang, lalu berpindah ke area melebar. Sementara di Sriwijaya FC, ia benar-benar memulai pertandingan sebagai wide playmaker.

Gambar 1.1: Perbedaan posisi Makan Konate di Barito, Persib, dan Sriwijaya FC.

Setelah hijrah dari PSPS Pekanbaru (kini PSPS Riau), Konate kemudian hijrah ke Barito Putera. Di klub asal Banjarmasin inilah sinar terang dari bakat seorang Makan Konate kemudian mulai berpijar. Juga untuk kali pertama Konate lebih banyak berperan sebagai gelandang serang, bahu-membahu dengan Okto Maniani dan Nemi Solossa atau Dedi Hartono di sektor sayap. Meskipun demikian, di Barito, mobilitas Konate masih terbatas. Kala itu ia benar-benar bermain sebagai gelandang serang yang lebih banyak beroperasi di area penyerangan.

Ketika bermain untuk Persib Bandung, di mana ia kemudian membawa klub tersebut menjadi juara sekaligus menuntaskan dahaga gelar selama hampir dua dekade, peran Konate bahkan lebih bebas lagi. Ia bisa memulai permainan dari area yang lebih dalam, bahkan membentuk “segitiga permainan” dengan dua pemain bertahan, Supardi dan Vladimir Vujovic.

Pola pergerakan Konate di tim Maung Bandung sebenarnya sederhana. Ia akan bergerak melebar ke sisi kiri, hingga Atep atau Tantan bisa merangsek masuk ke area tengah. Dengan demikian, Konate bisa mengirimkan umpan mata dari sisi lapangan. Pola serupa dilakukan di sisi berseberangan di mana Muhammad Ridwan beroperasi di sana. Pola inilah yang kemudian terus dibawa Konate ke tim selanjutnya, T-Team, yang juga sempat ditangani oleh Rahmad Darmawan.

Konate memiliki semua atribut dan kemampuan untuk memainkan peran playmaker melebar. Ia memiliki visi yang sangat baik, serta mobilitas dan tenaga untuk terus berlari. Boleh jadi dua hal tersebut yang membuat Rahmad Darmawan kemudian memilih menggunakan Konate untuk bermain di sektor yang lebih melebar.

Memainkan Konate di sektor sayap adalah agar penyerangan tim bisa lebih cair. Dengan keberadaan Konate, ditambah lagi Adam Alis dan Esteban Vizcarra, tentu ini akan membuat pergerakan tim lebih dinamis ketika melakukan penyerangan. Karena seperti yang diketahui, sama seperti Konate, baik Adam maupun Esteban juga terus bergerak dari posisi awal mereka ketika memulai pertandingan.

Memasang ketiganya memungkinkan tim bisa menyerang dari mana saja. Bahkan ketika ada satu sektor yang mengalami kebuntuan, bisa terjadi perpindahan posisi atau bahkan melakukan overload dengan menggunakan dua orang gelandang serang di sektor yang sama. Misalnya, Konate atau Adam Alis yang ikut bergerak ke area tengah, atau Esteban, yang biasanya beroperasi di area tengah juga ikut bermain melebar.

Perjudian jelas dilakukan oleh Rahmad Darmawan. Memasang Konate di posisi melebar memang akan membuat tim secara keseluruhan menjadi sangat berbahaya. Tetapi di sisi lain, bisa jadi memasang Konate di sektor tersebut justru memadamkan potensi terbaiknya.

Tentu menarik melihat bagaimana di musim kompetisi mendatang, apakah perjudian yang dilakukan Rahmad Darmawan kepada Konate akan sukses atau tidak.

Author: Aun Rahman (@aunrrahman)
Penikmat sepak bola dalam negeri yang (masih) percaya Indonesia mampu tampil di Piala Dunia