The one that got away adalah sebuah judul lagu yang dinyanyikan oleh Katy Perry. Bercerita tentang seseorang yang pergi dari kehidupan kita dengan memberikan kenangan yang begitu manis, meskipun bersama hanya dalam waktu sebentar saja. Fenomena yang rasanya pernah kita semua alami. Tidak hanya kita saja, Manchester United juga beberapa kali mengalaminya.
Dengan gelar tim tersukses Inggris dengan dua puluh gelar juara kompetisi domestic, Manchester United jelas penuh dengan sejarah panjang. Apalagi era Sir Alex Ferguson yang sempat menjabat di sana selama 26 tahun, tentunya banyak pemain yang datang dan pergi. Dan beberapa di antaranya memberikan kenangan manis meskipun hanya sebentar saja.
Berikut daftar sebelas eks pemain Manchester United yang masuk kategori mantan terindah atau the one that got away:
Kiper: Tom Heaton
Dalam pencarian mereka mencari suksesor Peter Schmeichel, United kemudian mencoba menciptakannya dari akademi mereka sendiri. Tom Heaton saat itu sempat dianggap menjadi sosok yang sesuai. Kedatangan Edwin van der Sar yang kemudian menyulitkan Heaton, hingga kemudian ia lebih banyak dipinjamkan ke kesebelasan lain. Pengalaman banyak dipinjamkan tersebut yang justru kini membuat Heaton menjadi salah satu kiper terbaik Inggris saat ini.
Bek kanan: Rafael
Ketika pertama kali mendarat di United pada tahun 2008, Rafael membuat semua pihak beranggapan bahwa mereka tidak perlu lagi mencari pelapis sekaligus penerus dari Gary Neville. Ia sempat mengalami beberapa musim bagus hingga akhirnya justru tergusur oleh Antonio Valencia yang dimutasi menjadi bek kanan.
Bek tengah: Gerard Pique
Kesalahan prediksi menjadi penyebab lain mengapa Gerard Pique hengkang dari United. Saat itu Sir Alex percaya bahwa Jonny Evans akan menjadi pemain yang hebat. Maka ketika tawaran datang dari Barcelona untuk memulangkan Pique ke Catalan, langsung saja diterima oleh pihak United. Garis nasib kemudian berkata lain, Pique kemudian sukses besar bersama Barcelona, dan beberapa kali memenangkan Liga Champions, di mana dua di antaranya ia lakukan dengan mengalahkan Setan Merah di partai final.
Bek tengah: Ryan Shawcross
“Korban” lain dari kepercayaan Sir Alex bahwa suatu hari nanti Jonny Evans akan menjadi bek kelas dunia. Meskipun demikian, kasusnya agak berbeda dengan Pique. Ryan Shawcross memang sejak muda terkenal tukang hantam. Permainan kerasnya inilah yang kemudian membuatnya mesti angkat kaki dari Old Trafford dan menuju Stoke City.
Bek kiri: Patrice Evra
Sosok favorit di kalangan para penggemar dan para pemain United. Patrice Evra merupakan seseorang yang humoris dan sangat ceria. I love this Game! menjadi jargon yang sangat sering kita dengar dari akun media sosial pemain asal Prancis ini.
Gelandang tengah : Shinji Kagawa
Kasus yang dialami Henrikh Mkhitaryan sebenarnya juga sempat dialami oleh Shinji Kagawa. Baik Micki maupun Shinji tidak tampil hebat ketika mereka membela United ketimbang ketika mereka masih beraksi di Borussia Dortmund. Sepertinya buku manual menggunakan Micki dan Kagawa tertinggal di Signal Iduna Park. Meskipun hanya sebentar, Kagawa sempat membuat prestasi. Hingga kini ia menjadi pemain Asia pertama sekaligus satu-satunya yang berhasil mencetak hat-trick di Liga Primer Inggris.
Gelandang tengah: Bastian Schweinsteiger
Andai Bastian Schweinsteiger datang sepuluh tahun lebih awal, atau setidaknya lima tahun lebih awal, kariernya di United tidak akan mengenaskan seperti realitanya. Datang sebagai gelandang legendaris pemenang Piala Dunia dari Jerman, Bastian lebih banyak berurusan dengan cedera ketimbang beraksi di lapangan. Tiga musimnya di Old Trafford tidak berjalan dengan baik.
Gelandang kiri: Darren Fletcher
“Anak emas” Sir Alex Ferguson. Boleh jadi karena adanya pengaruh primordialisme yang membuat Sir Alex begitu mengistimewakan Darren Fletcher. Bahkan sebelum kedatangan Cristiano Ronaldo, Fletcher sempat menggunakan nomor punggung tujuh yang keramat itu. Totalitas yang menjadi nilai lebih dari seorang Darren Fletcher. Harus diakui bahwa kemampuan teknisnya biasa saja, tetapi setiap ia bertarung di lapangan, ia selalu menampilkan yang terbaik. Sama seperti Evra, agak disayangkan ia tidak bisa pensiun di United.
Penyerang kiri: Angel Di Maria
Sama seperti Schweinsteiger, andai Angel Di Maria bisa datang lebih awal, mungkin kariernya di United tidak akan terlalu mengenaskan. Begitu terkenang dalam memori seluruh penggemar United bagaimana Di Maria begitu terbebani ketika mengenakan nomor punggung tujuh yang begitu ikonik di United. Padahal ia datang sebagai pemain sayap terbaik dunia yang sudah memberika La Decima untuk Real Madrid.
Peyerang tengah: Wayne Rooney
Bagi para penggemar Manchester United, Wayne Rooney memiliki nilai yang setara dengan Francessco Totti untuk para penggemar AS Roma, Alessandro Del Piero bagi Juventini, atau Raul untuk para suporter Real Madrid. Rooney merupakan pemain dan pemimpin besar, pangeran klub yang dipuja, diidolakan, dan dihormati. Sama seperti Del Piero dan Raul, sayangnya Rooney sepertinya tidak akan pensiun di klub yang membesarkan mereka.
Penyerang kanan: Cristiano Ronaldo
Personifikasi dari kata “mantan terindah” bagi United adalah sosok seorang Cristiano Ronaldo. Bahkan sudah satu dekade Cristiano pergi untuk menjemput impiannya memperkuat Real Madrid, ia masih saja dipuja. Namanya masih menggema dan dinyanyikan. Cristiano merupakan representasi terbaik dari era kejayaan Sir Alex bersama United selain generasi Class of 92. Kenangan yang dibuat Cristiano di Old Trafford begitu membekas. Rasanya para suporter United ingin menjerit, “yang kau buat sungguhlah indah, buat diriku susah lupa..”
Author: Aun Rahman (@aunrrahman)
Penikmat sepak bola dalam negeri yang (masih) percaya Indonesia mampu tampil di Piala Dunia