Cerita

11 Mantan Terbaik Juventus Dalam Sedekade Terakhir

Kalimat ‘tidak ada pemain yang lebih besar dari klub’ sepertinya benar-benar dipraktekkan di Juventus. Meski banyak mengalami pergantian pemain setiap musimnya, kekuatan Si Nyonya Tua hampir tak terpengaruh sama sekali. Selama 7 musim terakhir, mereka begitu dominan di Italia dan dihormati di kancah Eropa meski ditinggal bintang-bintangnya.

Meski demikian, nyatanya banyak diantara para pemain yang sudah pindah itu masih konsisten bermain di level tertinggi dan meraih kesuksesan saat ini, baik bersama klub ataupun secara individu. Membayangkan siapa yang akan menang jika para mantan Juventus ini bertanding melawan skuat Bianconeri saat ini tentu sangat menarik, apalagi bila melihat komposisinya.

Berikut ini kami tampilkan skuat berisi 11 mantan terbaik Juventus selama sedekade terakhir menurut Football Tribe Indonesia:

Kiper: Neto

Selama 2 musim, ia menjadi kiper utama di ajang Coppa Italia. Hasilnya pun memuaskan karena ia dua kali membawa Bianconeri menjadi juara. Meski hanya bermain sebanyak 22 kali selama di Juventus, namun Neto berhasil membuat 13 clean sheets. Permainannya yang cemerlang sebagai deputi Gianluigi Buffon membuatnya direkrut Valencia dan kini menjadi kiper utama di sana.

Bek sayap: Domenico Criscito

Saat berseragam Juventus, ia diingat sebagai bek muda kikuk yang membuat Juventus dibobol 2 kali oleh Francesco Totti di Serie A pada September 2007. Namun itu cerita lama. Kini ia sudah menjadi bek kiri yang tangguh bersama Zenit Saint Petersburg. Bermain di sana semenjak 2011, Criscito sudah 2 kali menjuarai Liga Rusia dan kini menjabat sebagai kapten tim.

Bek tengah: Leonardo Bonucci

7 tahun di Turin, ia berhasil menobatkan dirinya sebagai salah satu bek tengah modern terbaik di Eropa. Antonio Conte dan Pep Guardiola pun berebut ingin membawanya ke Liga Inggris, meski ia memilih hijrah ke kota Milan. Sempat dikritik akibat performa buruknya di awal musim ini, perlahan Bonucci mulai tampil baik sejak Rossoneri dilatih oleh Gennaro Gattuso.

Bek tengah: Martin Caceres

Selama berseragam Juventus, Caceres lebih diingat karena rentetan cedera dan 2 kali terlibat kecelakaan mobil. Padahal ia cukup berkontribusi dalam 5 gelar Serie A yang diraih Bianconeri. Meski kariernya sempat terancam berakhir cepat, Caceres tak menyerah. Sempat bermain untuk Hellas Verona selama setengah musim, kini ia menatap masa depan yang cerah bersama Lazio.

Bek sayap: Dani Alves

Di manapun ia bermain, raihan trofi selalu berhasil ia dapatkan. Meski hanya semusim bersama Bianconeri dan kepergiannya dari Turin diiringi rumor tak sedap, Alves berjasa besar dalam 2 gelar yang diraih Juventus pada tahun 2017. Kini, di usianya yang mendekati 35 tahun, ia masih tampil konsisten bersama Paris Saint-Germain dan bersiap menambah lagi koleksi trofinya.

Gelandang: Kingsley Coman

Ia diingat Juventini karena gol spektakulernya ke gawang Verona di Coppa Italia. Sayang, Coman yang saat itu masih 18 tahun gagal meyakinkan Massimiliano Allegri untuk memainkannya secara reguler. Meski begitu, kepindahannya ke Bayern München berakhir manis untuk kedua pihak. Juventus mendapatkan total 28 juta Euro, dan Coman kini menjelma menjadi salah satu winger terbaik di Bundesliga.

Gelandang: Paul Pogba

Di Juventus, Pogba sukses membentuk salah satu kuartet lini tengah terbaik di Eropa bersama Andrea Pirlo, Arturo Vidal, dan Claudio Marchisio. Ia juga menjadi pemain termahal dunia saat Manchester United memilih untuk memulangkannya. Meski meraih gelar Liga Europa di musim pertamanya, nampaknya kini Pogba sedang dalam periode tak menyenangkan di Old Trafford.

Gelandang: Arturo Vidal

Datang dari Bayer Leverkusen, Vidal tidak hanya cepat dalam hal menambah jumlah tatonya namun cepat juga menjadi pemain andalan Si Nyonya Tua. Karakternya sebagai pekerja keras sangat disukai Antonio Conte maupun Max Allegri. Setelah meraih semua gelar domestik selama 4 tahun di Juventus, Vidal memilih hengkang ke Bayern München dan melanjutkan mimpi meraih gelar Liga Champions di sana.

Penyerang: Alvaro Morata

I came as a boy, I went away as a real player. Itulah yang pernah diucapkan Morata tentang dua musim kariernya di Juventus. Hal itu terbukti jika melihat keberhasilannya mencetak 20 gol bersama Real Madrid di musim 2016/2017 lalu, padahal ia jarang dipasang sebagai starter. Tak betah dicadangkan (lagi) oleh Madrid, ia memilih pindah ke Chelsea agar bisa dilatih Antonio Conte.

Penyerang: Ciro Immobile

Sebagai pemain jebolan Primavera, saat itu Immobile harus bersaing dengan nama-nama seperti David Trezeguet, Alessandro Del Piero, hingga Vincenzo Iaquinta. Wajar bila ia dikesampingkan. Keputusannya untuk hengkang terbukti tepat. Meski pernah menjalani masa suram di Borussia Dortmund dan Sevilla, namun kini Immobile sukses dikenal sebagai penyerang tajam bersama Lazio.

Penyerang: Carlos Tevez

Selama dua musim di Juventus, citra bengal El Apache hilang tak berbekas. 50 golnya berhasil membantu Juventus meraih 2 Scudetto dan 1 Coppa Italia. Sempat ‘berlibur’ selama setahun di Shanghai, Tevez pulang untuk kedua kalinya ke Boca Juniors pada Januari 2018. Terbaru, ia sudah mencetak gol lagi saat Boca berhadapan dengan San Lorenzo di liga Argentina pada 4 Februari lalu.

Author: Adhi Indra Prasetya (@aindraprasetya)
Penggemar Juventus yang merasa dirinya adalah Filippo Inzaghi saat bermain bola