Cerita

Para Pemain Bintang dari Klub Asia Tenggara di Piala AFC 2018

Per 10 Februari 2018 lalu, genderang perang Piala AFC 2018 telah resmi ditabuh. Sebanyak 44 tim yang terbagi rata ke 11 grup akan memulai perjalanan mereka di kasta kedua kompetisi antarklub Asia ini, untuk menjadi yang terbaik pada 27 Oktober 2018 nanti. Asia Tenggara sendiri mengirimkan 9 wakilnya ke turnamen ini, yang menghuni Grup F, G, dan H.

Meski bukan tingkat tertinggi di turnamen antarklub Asia, sangat disayangkan tim-tim Asia Tenggara tetap termasuk dalam kategori non-unggulan, sama seperti di Liga Champions Asia. Sejauh ini prestasi terbaik klub Asia Tenggara hanya trofi juara milik Johor Darul Ta’zim (JDT) pada tahun 2015. Akan tetapi, bukan berarti para pemain dari zona wilayah ini tidak memiliki kesempatan untuk bersinar di Piala AFC 2018.

Berikut ini adalah sederet nama pemain di klub-klub Asia Tenggara peserta Piala AFC 2018, yang kemungkinan dapat mencuri atensi khalayak sepak bola Asia bahkan dunia lewat ajang ini, menilik rekam jejak mereka yang sangat superior di liga domestik:

Toni Doblas (Ceres-Negros)

Eks kiper Real Betis dan Real Zaragoza ini menjadi aktor penting dibalik kesuksesan Ceres-Negros mencaplok gelar juara Liga Filipina musim lalu. Dengan segudang pengalamannya, kiper berusia 37 tahun ini membawa The Busmen jadi klub yang kebobolan terminim di putaran reguler, dan di fase gugur hanya kemasukan dua kali dari tiga laga.

Bienvenido Marañón (Ceres-Negros)

Hebatnya Ceres-Negros, selain memiliki kiper tangguh mereka juga punya penyerang tajam. Marañón yang berasal dari Spanyol, sama seperti Doblas, musim lalu adalah top skor Liga Filipina dengan torehan 22 gol, unggul satu gol dari rekannya yang hengkang ke Mitra Kukar, Fernando Rodríguez. Salah satu golnya ia ciptakan di final Liga Filipina, kala Ceres-Negros melumat Global Cebu dengan skor 4-1.

Shahril Ishak (Home United)

Meski sudah berusia 34 tahun, ketajamannya masih tetap terjaga. Musim lalu bersama Warriors FC ia mencetak 11 gol dari 24 penampilan di Liga Singapura, dan musim ini ia kembali ke Home United, tim yang dibelanya pada tahun 2007-2010. Shahril Ishak merupakan gelandang serang yang memiliki jam terbang tinggi di level internasional, dan layak menjadi salah satu pemain gaek yang harus diwaspadai di Piala AFC 2018.

Christopher Chizoba (Shan United)

Penyerang asal Nigeria ini adalah top skor Liga Myanmar 2017 dengan koleksi 15 gol, bersama ujung tombak Ayeyawady United, Keith Martu Nah. Berkat ketajamannya itu, Shan United dibantunya menjadi kampiun Liga Myanmar dengan hanya dua kali kalah. Jika produktivitasnya dapat dilanjutkan di Piala AFC 2018, ia bisa jadi momok menakutkan bagi Ceres-Negros, Home United, dan Boeung Ket Angkor di Grup F.

Maycon Calijuri (Boeung Ket Angkor)

Sempat gagal di Persiba Balikpapan, Maycon langsung unjuk gigi bersama Boeung Ket Angkor. Musim lalu ia menjadi yang terproduktif di Liga Kamboja dengan 21 gol dan membawa timnya menjadi juara sekaligus tim tertajam ketiga di liga domestik. Jika lengah sedikit saja, mantan top skor Liga Belarusia 2009 ini bisa menjadi mimpi buruk tiada henti bagi para bek lawan di Piala AFC 2018.

Trần Đình Đồng (FLC Thanh Hóa)

Predikat tim dengan jumlah kebobolan terminim di Liga Vietnam musim lalu tak terlepas dari kontribusi bek pemilik 21 caps di timnas Vietnam ini. Meski badannya hanya setinggi 170 sentimeter, Dinh Dong memiliki penempatan posisi yang bagus dan pandai membaca arah serangan lawan. Ia juga tak segan bermain keras asalkan tetap dalam batas normal, demi mengamankan area pertahanannya.

Ilija Spasojević (Bali United)

Sebagai suksesor Sylvano Comvalius, Spasojević menanggung beban besar di pundaknya, tapi dengan kualitas yang dimilikinya ia telah membuktikan bahwa Bali United tak perlu risau setelah kehilangan top skornya musim lalu. Di musim 2017 Spaso adalah penyerang dengan gol per menit tependek kedua setelah Comvalius, yang artinya Bali United telah mendapat penyerang baru yang sama buasnya.

I Made Andhika Wijaya (Bali United)

Berposisi bek kanan bukan berarti tak ada kesempatan untuk jadi pahlawan. I Made Andhika membuktikannya, bahwa di posisi yang kerap luput dari pengamatan orang itu, ia menjelma sebagai salah satu pemain kunci Bali United. Piala AFC 2018 bisa jadi ajang baginya untuk mencuri perhatian Luis Milla, demi mendapat satu tempat di timnas U-23 pada Asian Games 2018 nanti.

Kosuke Yamazaki (Yangon United)

Selama berseragam Persela Lamongan, ia terkenal dengan staminanya yang luar biasa. Mulai musim ini, ia resmi berlabuh di Yangon United, runner-up Liga Myanmar 2017. Berbekal ketangguhannya di lini tengah, ia bisa menjadi batu karang kokoh yang sulit ditembus, bersama pilar lini tengah lainnya yang juga merangkap wakil kapten dan mengenakan nomor punggung 10, Kyi Lin.

Kyaw Zin Htet (Yangon United)

12 clean sheets yang dibukukan Yangon United di Liga Myanmar musim lalu tak lepas dari kontribusi kiper setinggi 173 sentimeter ini. Kepiawaiannya menjaga gawang membuat Yangon United hanya kebobolan 11 kali dari 22 pertandingan, terminim kedua setelah Shan United yang kemasukan 8 bola. Tak hanya di liga domestik, Kyaw Zin Htet juga cukup berpengalaman di pentas internasional dengan 23 caps di timnas.

Rufo Sánchez (Global Cebu)

Top skor Global Cebu musim lalu dengan 9 gol termasuk satu hat-trick. Berposisi penyerang, pemain kelahiran Madrid ini berjasa besar mengantarkan Global Cebu ke partai final Liga Filipina, sebelum kalah telak 1-4 dari Ceres-Negros. Dengan postur setinggi 181 sentimeter, Rufo termasuk tipe penyerang yang komplet karena bisa memantulkan, menahan bola, selain tugas utamanya mencetak gol.

Nguyễn Minh Đức (Sông Lam Nghê An)

Salah satu contoh kerja keras yang tak mengkhianati hasil. Ia cukup lama bertualang menanti kesempatan untuk menjadi pemain inti, hingga akhirnya waktu itu tiba dan menariknya kembali ke klub masa kecilnya pada 2014. Berposisi bek tengah, Minh Đức termasuk pemain yang cukup memiliki nama di sepak bola Asia Tenggara. Ia bagian dari skuat juara Piala AFF 2008 dan jadi kapten timnas di Piala AFF tahun 2012.

Marko Šimić (Persija Jakarta)

Piala Presiden 2018 jadi buktinya, bahwa Šimić datang ke Persija bukan hanya sekadar mengisi slot pemain asing. Dia adalah andalan baru, mengakhiri penantian panjang Persija Jakarta pada sosok penyerang haus gol setelah kepergian Pacho Kenmogne dan seiring bertambahnya usia Bambang Pamungkas. Dengan postur tinggi besar tapi juga gesit, ia akan menjadi lawan tangguh untuk para bek lawan di Grup H Piala AFC 2018.

Andritany Ardhiyasa (Persija Jakarta)

Ia yang terbang dan menyelamatkan gawang Persija. Performa apiknya di Liga 1 2017 berhadiah posisi kiper inti timnas, dan Piala AFC 2018 adalah saatnya untuk semakin mengukuhkan diri sebagai salah satu kiper senior terbaik di Indonesia. Di Grup H yang tergolong berat, Persija akan sangat berharap tuah Andritany dapat membawa Macan Kemayoran lolos dari penyisihan grup.

Safiq Rahim (Johor Darul Ta’zim)

Salah satu gelandang terbaik di Asia Tenggara. Tak heran jika kariernya di timnas Malaysia awet sejak 2007, dan di JDT dipercaya sebagai kapten kesebelasan. Safiq Rahim merupakan tipikal gelandang yang produktif dan jago mengkreasi peluang. 15 gol dicetaknya musim lalu di seluruh ajang, dan jumlah asisnya mencapai 20 yang merupakan terbanyak di JDT.

Gonzalo Cabrera (Johor Darul Ta’zim)

Membentuk kombinasi maut bersama Safiq Rahim di lini tengah JDT.  Musim lalu Cabrera mencetak 11 gol di liga domestik dan jumlah asisnya mencapai 6. Hebatnya lagi, meski bermain di lini yang rawan benturan fisik, Cabrera hanya mendapat 4 kartu kuning sepanjang musim 2017. Dengan tinggi 169 sentimeter, ia adalah gelandang yang lihai menyelinap, secara tiba-tiba muncul untuk menyelesaikan peluang.

Khairul Amri (Tampines Rovers)

Umurnya memang tak lagi muda, tapi Tampines masih sangat membutuhkan jasanya. Bagaimana tidak, di liga domestik maupun Piala AFC, Khairul Amri sama tajamnya. 6 gol dari 14 laga diukirnya di Liga Singapura, sedangkan di Piala AFC 2017 ia mengoleksi 3 gol dari 6 pertandingan. Sebuah raihan yang tidak sedikit untuk ukuran pemain yang berusia 33 tahun bulan depan.

Author: Aditya Jaya Iswara (@joyoisworo)
Milanisti paruh waktu yang berharap Andriy Shevchenko kembali muda dan membawa AC Milan juara Liga Champions Eropa lagi.