Cerita

Melihat Produktivitas Akademi Klub-Klub Papan Atas Serie A

Sebagai sebuah klub, tentu memiliki kebanggaan tersendiri jika berhasil mempromosikan para pemain akademi ke dalam tim utama. Ini artinya, klub berhasil mendidik mereka menjadi pesepak bola kelas atas yang mampu untuk bersaing dengan para pemain lain di tim utama dan bisa diandalkan klub dalam mengarungi kompetisi. Apalagi jika para pemain akademi tersebut berasal dari klub besar yang bermain di liga-liga top, pastilah memancing pemberitaan besar dari media.

Namun yang bernasib baik seperti itu bisa dibilang tak banyak. Justru kita terbiasa melihat pemain-pemain akademi sebuah klub yang gagal masuk ke tim utama dan akhirnya berhasil meniti karier di klub lain. Meskipun begitu, akademi tempatnya berasal pasti tetap akan mendapat kredit atas perkembangan sang pemain hingga akhirnya menjadi pemain profesional. Apalagi bila pemain tersebut berhasil mentas di level tertinggi.

Khusus di Italia, salah satu harian olahraga ternama di sana, Corriere dello Sport baru saja merilis daftar yang menujukkan level produktivitas akademi sepak bola di Italia yang lulusannya bermain di Serie A dan Serie B pada musim 2017/2018.

Berdasarkan studi tersebut, jika hanya melihat 8 klub besar di Serie A yang meliputi Juventus, AS Roma, Napoli, AC Milan, Internazionale Milano, Lazio, Atalanta, dan Fiorentina, maka Giallorossi menjadi klub terproduktif di Serie A, di mana terdapat 44 pemain alumni akademi mereka yang kini bermain di dua kompetisi tertinggi di Italia tersebut musim ini.

Dari jumlah tersebut, 19 pemain dia ntaranya bermain di Serie A, dan 5 pemain termasuk Daniele De Rossi, Alessandro Florenzi, dan Lorenzo Pellegrini menjadi bagian dari skuat asuhan Eusebio Di Francesco. Akademi Roma unggul tipis atas Milan, Inter, dan Juventus, yang masing-masing memiliki 43, 40, dan 37 lulusan yang kini bermain di Serie A dan Serie B.

Namun jika hanya melihat yang bermain di Serie A, Milan lebih unggul dari Roma karena ada 24 pemain akademi mereka yang bermain di kasta tertinggi sepak bola Italia tersebut, termasuk kiper mereka, Gianluigi Donnarumma dan bek tampan, Mattia De Sciglio, yang kini bermain untuk Juventus. Atalanta dan Fiorentina menjadi tim yang masuk kategori aman karena jumlah lulusan mereka yang bermain di Serie A hampir mencapai 50% musim ini.

Sementara itu, Napoli menjadi tim besar dengan produktivitas yang paling rendah dengan hanya memiliki 16 pemain lulusan akademi. Jumlah pemain yang bermain di Serie A pun hanya 5 orang, termasuk Lorenzo Insigne. Jumlah ini masih kalah dari Genoa dan Torino yang masing-masing memiliki 8 dan 7 lulusan akademi yang bermain di Serie A.

Namun rasanya penikmat sepak bola Italia akan memberikan sorotan tajam pada Juventus dan Inter. Setelah Napoli, dua klub ini memiliki persentase paling kecil untuk lulusan akademi yang bermain di Serie A, yaitu sebesar 38% saja.

Inter, yang akademinya terkenal berprestasi di level Primavera, seperti biasa, kembali mengulang kisah lama di mana lulusan akademi mereka banyak yang gagal menembus tim utama dan berakhir di klub-klub level menengah ke bawah. Pemain-pemain yang cukup dikenal publik seperti Davide Santon, Leonardo Bonucci (Milan), Mattia Destro (Bologna), dan Cristiano Biraghi (Fiorentina) pun saat ini sedang tak dalam penampilan terbaik seperti yang dulu pernah mereka tampilkan.

Nasib Juventus pun tak jauh berbeda. Dari 37 pemain, jumlah lulusan akademi Juventus yang bermain di Serie A musim ini hanya 14 orang, dan hanya Claudio Marchisio, Antonio Mirante (Bologna), dan Ciro Immobile (Lazio) yang sejauh ini sudah konsisten dikenal publik.

Sekilas, data di atas hanya terlihat seperti hasil penilaian akademi biasa. Meski begitu, pasti ada saja pihak yang berusaha mengaitkan data tersebut dengan kondisi kegagalan Italia lolos ke Piala Dunia 2018. Tentu sangat gegabah bila menyimpulkan kegagalan Italia semata-mata karena hal ini, namun memang faktanya klub-klub besar di Italia (kecuali Inter) saat ini mulai jarang memakai pemain jebolan akademi maupun pemain asli Italia di skuat utama mereka, berbeda dengan satu hingga dua dekade ke belakang.

Juventus bisa dijadikan contoh. Dikenal sebagai fondasi Gli Azzurri selama bertahun-tahun, beberapa musim belakangan Juventus lebih banyak dihuni pemain asing. Meski mereka memang terkenal jarang mengorbitkan pemain akademi, namun sedikitnya pemain lokal yang direkrut saat ini seolah seperti sedang menjelaskan adanya penurunan kualitas para pemain lulusan akademi di Italia.

Meski demikian, setidaknya data ini juga bisa dijadikan acuan awal bagi tiap akademi untuk semakin memperbaiki kualitas lulusan mereka, sehingga mereka bisa membantu meningkatkan mutu kompetisi lokal mereka dan juga prestasi tim nasional Italia di masa mendatang.

Author: Adhi Indra Prasetya (@aindraprasetya)
Penggemar Juventus yang merasa dirinya adalah Filippo Inzaghi saat bermain bola