Eropa Italia

Kota Turin yang Terlalu Sesak untuk Mattia De Sciglio

Mattia De Sciglio adalah satu dari banyaknya nama-nama berkualitas yang direkrut Juventus di jeda transfer musim panas tahun ini. Dirinya bergabung bersama pemain-pemain baru lainnya seperti Douglas Costa, Federico Bernadeschi, Blaise Matuidi, dan beberapa nama lain. Sayangnya di antara pemain-pemain anyar tersebut, hanya Mattia De Sciglio yang belum menunjukkan kepantasan untuk menggunakan seragam kebesaran Si Nyonya Tua.

Mattia De Sciglio, bek tampan berusia 24 tahun, sebenarnya adalah salah satu pemain yang diharapkan akan menjadi sosok sentral di AC Milan di masa depan. Eratnya hubungan De Sciglio dan AC Milan dikarenakan De Sciglio telah masuk akademi Rossoneri sejak umur 10 tahun.

Pemain kelahiran 20 Oktober 1992 ini akhirnya mendapatkan debut di tim utama AC Milan di musim 2011/2012 di kala Milan masih dinakhodai Massimiliano Allegri. Sosok yang sama, yang membawa De Sciglio ke kota Turin untuk bermain bersama Juventus musim ini.

Sebenarnya, kehadiran De Sciglio diharapkan menjadi pengganti berkualitas setelah perginya bek kanan andalan Juventus musim lalu, Dani Alves. Sayangnya, jauh panggang dari api, penampilan De Sciglio tidak sesuai harapan para Juventini. Pemain yang sudah bermain sebanyak 31 kali bersama tim nasional Italia ini baru bermain sebanyak dua kali di sepanjang musim ini. Dan pada dua pertandingan tersebut  Bianconeri harus tunduk dari lawan-lawannya yaitu Lazio kala bersua di Supercoppa dan Barcelona di pertandingan perdana Liga Champions musim ini.

De Sciglio pun menjadi kambing hitam atas hilangnya trofi pertama Juventus musim ini. Sang bek kanan tak berdaya untuk menahan pergerakan liar dari Jordan Lukaku yang mengisi sayap kiri Lazio. Buruknya penampilan De Sciglio saat itu membuat dirinya belum juga mendapat giliran bermain di Serie A musim ini.

Max Allegri lebih memercayakan pos kanan pertahanan La Vecchia Signora pada bek veteran, Stephan Lichtsteiner. Maka dari itu, hingga hari ini, De Sciglio masih memberi kesan yang buruk pada sebagian besar loyalis Juventus di luar sana. Jangankan untuk menjadi pengganti sepadan Dani Alves, bermain untuk Juventus pun sepertinya De Sciglio belum cukup pantas.

Ironis memang mengingat De Sciglio adalah bagian penting pada di lini pertahanan AC Milan musim lalu. Dirinya begitu diandalkan Vicenzo Montella untuk mengawangi sisi kiri pertahanan Rossoneri. Uang tebusan 12 juta euro yang dibayarkan Juventus di awal musim terasa begitu mahal berkaca dari minimnya kontribusi sang pemain hingga hari ini. Kondisi ini diperburuk setelah De Sciglio harus menepi selama satu bulan usai mengalami cedera pergelangan kaki ketika kalah 3-0 dari Barcelona di Camp Nou.

Sesaknya Sisi Kanan Juventus

Tak terbayangkan sebelumnya bahwa Mattia De Sciglio akan begitu kesulitan untuk menembus tim utama Juventus musim ini. Dikenal sebagai salah satu bek sayap berkualitas yang dimiliki Italia saat ini, dirasa sudah cukup untuk menyegel satu tempat di sisi kanan pertahanan Bianconeri.

Satu-satunya pemain yang seharusnya menjadi pengganjal De Sciglio adalah Stephan Lichtsteiner, nama yang terus menerus diisukan akan ditendang dari Allianz Stadium sejak beberapa musim ke belakang. Namun kenyataannya, perjalanan De Sciglio tidak semudah yang dibayangkan.

Sebenarnya, The Swiss Express pun bermain tidak terlalu spesial. Terbukti dengan tidak adanya nama Lichsteiner di daftar pemain Juventus yang berlaga di fase grup Liga Champions musim ini. Max Allegri pun seringkali memainkan Andrea Barzagli yang notabene seorang bek tengah menjadi bek kanan bergantian dengan Lichsteiner.

Sisi kanan Juventus bisa semakin sesak jika sang bek anyar dari Jerman, Benedikt Howedes, telah kembali dari meja perawatan. Sang juara dunia yang dipinjam dari klub Jerman, Schalke 04, memang dikenal sebagai bek tengah yang tangguh. Namun dirinya bisa diandalkan menjadi bek kanan bila sewaktu-waktu hal itu perlu dilakukan.

Satu nama yang meramaikan perebutan posisi di sisi kanan pertahanan adalah Stefano Sturaro. Kejutan memang, karena Sturaro sejatinya adalah seorang gelandang. Pemain bertinggi 1,8 meter ini bertransformasi menjadi bek kanan secara mendadak karena Max Allegri mulai kehilangan pilihan untuk mengisi posisi tersebut. Padatnya jadwal yang harus dijalani Juventus, membuat Max Allegri bereksperimen untuk mengubah posisi bermain Stefano Sturaro.

Dari empat pertandingan yang telah Ia jalani musim ini, tiga di antaranya telah ia lewati sebagai bek kanan. Hasilnya tidak begitu mengecewakan Juventus meraih dua kemenangan penting, di kala Sturaro bermain sebagai bek kanan. Meski memang masih perlu banyak penyesuaian, hadirnya Sturaro tentu membuat Allegri memiliki sejumlah opsi untuk mengisi posisi bek kanan Juventus di sepanjang musim ini.

Namun, hal ini bukanlah kabar yang menyenangkan untuk De Sciglio. Semakin moncernya Sturaro ketika bermain sebagai bek kanan, tentu akan mereduksi kemungkinan De Sciglio untuk bermain di sepanjang musim ini. Momen-momen buruk di awal musim ini harus segera di lupakan oleh De Sciglio jika masih ingin menjadi bagian besar Si Nyonya Tua di musim ini bahkan di masa depan.

Author: Daniel Fernandez (@L1_Segitiga)