Laga derby adalah salah satu daya tarik sepak bola di Eropa. Sebuah kota tak jarang memiliki lebih dari satu klub, sehingga gengsi dipertaruhkan setiap kali kedua kubu bentrok. Namun, ada beberapa derby sekota yang cenderung tidak seru karena perbedaan kekuatan kedua klub yang cukup jomplang.
Berikut ini beberapa di antaranya:
Barcelona dan Espanyol
“Mereka tak bisa dibilang dari (kota) Barcelona, mereka hanya dari Cornella”, begitu kata-kata Gerard Pique yang baru-baru ini menyulut emosi para pendukung Espanyol. Cornella adalah distrik kecil di Barcelona tempat berdirinya markas Espanyol, Stadion RCDE. Terlepas dari kita mendukung pernyataan Pique atau tidak, prestasi Espanyol memang tak ada apa-apanya dibandingkan Barcelona. Prestasi terakhir Los Pericos adalah trofi Copa del Rey pada tahun 2006, sedangkan Barca nyaris tiap tahun merebut trofi domestik maupun internasional.
Juventus dan Torino
Andai tulisan ini dibuat empat puluh tahun lalu, kedua klub kota Torino ini masih terbilang seimbang dari segi kekuatan maupun prestasi. Namun sejak dinyatakan bangkrut pada awal abad ke-21, penggemar sepak bola dunia seolah lupa Juventus punya rival sekota. Berkat jasa para pelatih Gian Piero Ventura hingga Sinisa Mihajlovic, Torino sudah mulai sering menghuni papan tengah dan Liga Europa. Namun, mereka tetap bukan tandingan Juventus, sang penguasa Serie A.
Liverpool dan Everton
Para pendukung Everton pasti marah kami memasukkan Merseyside Derby ke daftar derby tak seimbang ini. Namun, kami punya alasannya. Meski Liverpool juga terbilang sudah jarang memenangkan trofi apa pun sejak Liga Champions 2005 dan Piala FA 2006, Everton terbilang lebih medioker lagi dengan hanya sanggup bertahan di papan tengah Liga Primer Inggris selama hampir dua dekade terakhir.
Bayern München dan TSV 1860 München
Siapa yang tak kenal klub Bavaria penguasa Bundesliga, Bayern München? Hanya sedikit yang tahu bahwa mereka punya rival sekota bernama TSV 1860 München. Klub yang disebut kedua bahkan berusia lebih tua dari Bayern. Namun dalam hal prestasi, terlalu kejam untuk membandingkan keduanya. Bayern adalah pemegang rekor juara Bundesliga dan merupakan salah satu klub terkaya dunia, sedangkan TSV 1860 saat ini berlaga di liga regional (kasta ketiga). Derby keduanya pun semakin jarang terjadi.
Feyenoord dan Sparta Rotterdam
Meski merupakan klub sepak bola tertua di Belanda, Sparta sudah hampir enam puluh tahun belum lagi merasakan gelar juara Eredivisie. Ini tentu saja kontras dengan rival sekota mereka, Feyenoord. Selain Ajax Amsterdam dan PSV Eindhoven, Feyenoord juga merupakan raksasa sepak bola Belanda. Musim 2016/2017 lalu ketika Feyenoord menjuarai Eredivise, Sparta hanya sibuk dengan perjuangan lepas dari jeratan degradasi.
Paris Saint-Germain dan Red Star FC
Sejak Paris FC dan Stade Saint-Germain bergabung menjadi Paris Saint-Germain (PSG) yang kita kenal sekarang, nama Red Star Paris semakin tenggelam. Padahal, Red Star pernah menguasai Piala Prancis pada dekade 1920-an dan 1940-an. Nasib kedua klub ini semakin berbeda karena PSG menjelma sebagai penguasa Ligue 1 dan klub terkaya dunia, sedangkan Red Star baru saja terdegradasi dari Ligue 2. Derby antara keduanya paling mungkin terjadi di ajang Piala Prancis atau Piala Liga Prancis.
Arsenal, Chelsea, dan klub-klub London lainnya
Mungkin London adalah kota dengan jumlah klub sepak bola terbanyak di dunia. Namun, Crystal Palace, West Ham, Milwall dan bahkan Tottenham Hotspur, bukanlah tandingan Chelsea dan Arsenal dalam hal prestasi. Nama terakhir saat ini cukup bisa bersaing dalam hal reputasi dan kekuatan finansial, tapi di abad ke-20 dan 21, deretan trofi Arsenal dan Chelsea sudah sulit disamai klub-klub sekota mereka.
Real Madrid, Atletico Madrid dan klub-klub Madrid lainnya
Perbandingan Real Madrid dan Atletico Madrid saja kadang disebut tak seimbang, apalagi dengan klub-klub kecil lain di kota Madrid. Dua klub kaya langganan Liga Champions ini sudah di luar jangkauan klub-klub gurem yang menghuni pinggiran ibu kota Spanyol ini, antara lain Getafe, Leganes, Rayo Vallecano, dan Alcorcon.
Author: Mahir Pradana (@maheeeR)
Mahir Pradana adalah pencinta sepak bola yang sedang bermukim di Spanyol. Penulis buku ‘Home & Away’.