Cerita

Jika Para Legenda AC Milan yang Jadi Pelatih Dijadikan Satu Tim

Dipastikannya Clarence Seedorf sebagai nakhoda baru Deportivo La Coruña semakin menambah panjang daftar legenda AC Milan yang aktif menjadi pelatih saat ini. Bahkan, deretan nama-nama pelatih itu bisa dijadikan sebuah kesebelasan jika ditambahkan para legenda yang sempat berkarier jadi juru taktik di pinggir lapangan.

Ingin tahu bagaimana wajah dari kesebelasan Milan Glorie yang berisi para tukang utak-atik strategi ini? Berikut adalah susunannya versi Football Tribe Indonesia, yang mungkin bisa menjadi tim kuat nan kaya raya jika diketuai George Weah:

Penyerang: Andriy Shevchenko

Salah satu legenda AC Milan yang sangat dirindukan Milanisti. Pria Ukraina yang dulu dikenal berkat gelontoran gol-golnya ini sekarang tercatat sebagai pelatih timnas Ukraina. Jabatan itu telah dipegangnya sejak Juli 2016, menggantikan Mykhaylo Fomenko yang gagal di Piala Eropa 2016. Shevchenko sejauh telah memimpin timnas Ukraina di 13 laga, dengan rasio kemenangan 53,85%.

Penyerang: Marco van Basten

10 tahun usai gantung sepatu, van Basten memulai karier kepelatihannya di Jong Ajax pada 2003. Menariknya, setahun berselang ia langsung ditunjuk sebagai pelatih timnas Belanda. Di bawah asuhannya, De Oranje tak terkalahkan di kualifikasi Piala Dunia 2006, tapi kemudian tersisih di babak 16 besar dari Portugal. Ia saat ini menjadi pejabat di FIFA, sedangkan klub terakhir yang diarsitekinya adalah AZ Alkmaar pada tahun 2014.

Penyerang: Filippo Inzaghi

Sangat disayangkan kariernya sebagai pelatih tidak semulus pergerakannya yang melepaskan diri dari jebakan offside saat masih aktif bermain. Inzaghi sempat menangani Milan di musim 2014/2015 setelah dipromosikan dari Milan Primavera, tapi hanya semusim karena gagal total. Ia kini menangani Venezia, yang menempati peringkat 8 di klasemen smeentara Serie B.

Gelandang kanan: Frank Rijkaard

Tak diragukan lagi, yang paling dikenang saat Rijkaard menjadi pelatih adalah sukses besarnya di Barcelona. Legenda AC Milan ini membawa Blaugrana mendominasi La Liga dan Eropa dengan meraih dua gelar liga domestik beruntun pada 2004-2006, lalu menjuarai Liga Champions 2005/2006. Setelahnya, pada 2009 Rijkaard ditunjuk sebagai pelatih Galatasaray, kemudian pada 2011-2013 menangani timnas Arab Saudi.

Gelandang tengah: Carlo Ancelotti

Ini dia, pelatih yang menanamkan DNA Eropa di urat nadi AC Milan. Setelah pensiun di Milan pada 1992, Ancelotti kembali ke San Siro dengan menjadi ahli strategi I Rossoneri selama delapan tahun pada 2001-2009. Dalam rentang waktu itu, ia berhasil mempersembahkan 1 gelar Serie A, 1 trofi Coppa Italia, sekali menjuarai Supercoppa Italiana, 2 titel Liga Champions, 2 Piala Super Eropa, dan 1 Piala Dunia Antarklub.

Gelandang bertahan: Gennaro Gattuso

Untuk mendampingi Ancelotti yang bergelimang kesuksesan, kami menempatkan Gattuso yang sedang meniti kejayaan. Resmi didapuk sebagai allenatore Milan sejak November 2017 menggantikan Vincenzo Montella, Rhino sejauh ini mulai membawa perubahan positif pada Il Diavolo Rosso. Dalam tujuh laga terakhir di semua ajang mereka tak terkalahkan, dan berpeluang melaju ke final Coppa Italia.

Gelandang kiri: Clarence Seedorf

Sama seperti Pippo, Seedorf juga gagal sebagai allenatore Milan, dan ketika menjadi pelatih Shenzhen FC di kasta kedua Liga Cina pada Juli 2016 lalu, ia juga gagal mencapai target promosi dan digantikan Sven-Göran Eriksson. Kini, Seedorf tengah memulai lembaran baru karier manajerialnya bersama Deportivo La Coruña. Targetnya tidak muluk-muluk, tapi juga tidak mudah: membawa Super Depor lolos dari jerat degradasi.

Bek kanan: Massimo Oddo

Legenda AC Milan yang sedang mencuri perhatian di Serie A. Setelah ditunjuk sebagai juru taktik Udinese, Oddo langsung tancap gas dengan membawa I Zebrette menang beruntun di lima giornata selama Desember 2017. Artinya, Oddo membuat Udinese menyapu bersih semua laga di bulan itu.  Namun kini ia menghadapi cobaan berat, dalam lima partai terakhir di Serie A hanya satu yang sanggup ia menangkan.

Bek tengah: Jaap Stam

Ia sedikit berbeda dengan legenda AC Milan lainnya yang sempat menangani tim-tim populer. Memulai karier manajerial sebagai pelatih interim di FC Zwolle pada 2009, Stam kini menangani Reading di Divisi Championship sejak pertengahan 2016. Musim lalu Reading dibawanya finis di peringkat ketiga, tapi gagal promosi ke Liga Primer Inggris karena kalah di final play-off lawan Huddersfield Town via adu penalti.

Bek kiri: Christian Panucci

Sejatinya ia berposisi bek kanan, tapi juga bisa bermain di kiri, yang pernah dilakoninya di final Liga Champions 1994 saat melumat Barcelona 4-0. Membuatnya tetap layak menyandang status legenda AC Milan, meski hanya tiga musim berseragam I Rossoneri. Karier kepelatihannya dimulai dengan menjadi asisten pelatih timnas Russia, lalu 1,5 musim menangani Livorno, dan kini menjadi pelatih timnas Albania sejak Juli 2017.

Kiper: Željko Kalac

Dikarenakan tidak adanya kiper legenda AC Milan yang jadi pelatih kepala, maka kami memilih Kalac karena sosok setinggi 202 sentimeter asal Australia ini sekarang menjadi pelatih kiper klub Turki, Kardemir Karabükspor. Posisi pelatih kiper sendiri sudah dilakoninya sejak 2011 saat dikontrak Sydney FC hingga 2015, lalu dilanjutkan di Western Sydney Wanderers pada 2015 sampai Oktober 2017.

Pemain lainnya:

Selain 11 pemain tersebut, beberapa legenda AC Milan lainnya juga ada yang terjun ke dunia kepelatihan. Diantaranya adalah Ruud Gullit (Newcastle United, Feyenoord, LA Galaxy), Cristian Brocchi (Milan, Brescia, asisten pelatih Jiangsu Suning), Alessandro Costacurta (Mantova), Cesare Maldini (Milan, Parma, timnas Italia, timnas Paraguay), dan Giovanni Trapattoni serta Fabio Capello yang juga pernah membesut Milan.

Author: Aditya Jaya Iswara (@joyoisworo)
Milanisti paruh waktu yang berharap Andriy Shevchenko kembali muda dan membawa AC Milan juara Liga Champions Eropa lagi.