Cerita

Marko Simic dan Hikayat Penyerang Asing Berkualitas Milik Persija

Marko Simic menjadi sensasi terbaru di kancah sepak bola Indonesia saat ini. Penyerang asal Kroasia tersebut menjadi buah bibir setelah tampil produktif untuk Persija Jakarta. Lima gol sejauh ini berhasil disarangkan oleh penyerang berjuluk Super Simic di ajang Piala Presiden. Torehan ini belum termasuk catatan tiga golnya di dua turnamen pra musim lain, Suramadu Super Cup dan Boost Sportsfix Super Cup.

Keberadaan Simic menambah daftar Macan Kemayoran yang selalu mendapatkan penyerang asing dengan kualitas kelas satu, tren serupa yang juga dialami oleh Mitra Kukar. Berikut kami berikan daftar para penyerang asing hebat yang pernah memperkuat Persija Jakarta:

Emanuel De Porras

Nama Emanuel De Porras memang lebih melekat di hati para suporter PSIS Semarang karena sukses mengantarkan tim Mahesa Jenar ke final Liga Indonesia tahun 2005. Tetapi pemain yang akrab disapa “Cachi” ini juga dikenang oleh Jakmania. Sebelum mendarat di Semarang, De Porras bermain untuk Macan Kemayoran selama dua musim. Cachi merupakan penyerang asing yang awal-awal dimiliki oleh Persija karena mereka sebelumnya lebih sering menggunakan para penyerang lokal.

Roger Batoum

Urbain Roger Batoum diingat karena wajah dan namanya yang terdengar unik. Ia merupakan penyerang utama Macan Kemayoran ketika Bambang Pamungkas hijrah ke Selangor FA. Roger Batoum menjadi bagian di musim naas Persija pada tahun 2005. Ketika mereka gagal di dua final sekaligus, yaitu final Liga dan Copa Indonesia.

Greg Nwokolo

Trio ABG yang berisikan Aliyuddin, Bambang Pamungkas, dan Greg Nwokolo adalah salah satu tridente terbaik yang pernah ada di kancah sepak bola Indonesia. Ketiga pemain ini saling melengkapi satu sama lain. Kekurangan dari trio ini hanyalah mereka gagal memberikan gelar untuk Macan Kemayoran. Greg yang kala itu masih berstatus sebagai pemain asing pun menjadi ancaman besar bagi pertahanan lawan.

Pedro Javier

Satu hal yang membuat Pedro Javier Velazquez menjadi penyerang berbahaya adalah karena sentuhan pertamanya. Penyerang asal Paraguay ini bisa menerima bola dengan respons yang sangat baik dan memungkinkannya berada dalam posisi yang ideal untuk menembak bola. Bermain selama dua musim untuk Persija, pemain yang akrab disapa Toro ini total mencetak 22 gol.

Pacho Kenmogne

Emmanuel “Pacho” Kenmogne adalah satu dari sekian banyak pemain asing yang sayangnya datang ke Indonesia di usia yang begitu senja. Pacho mendarat di sepak bola Indonesia di usia 33 tahun. Meskipun demikian, usia tidak menghalangi Pacho untuk menunjukan kualitasnya. Di musim perdananya bersama Persija, ia berhasil menyarangkan 14 gol. Torehan yang kemudian membuat direkrut oleh Persebaya dan meraih gelar pencetak gol terbanyak kompetisi di musim berikutnya.

Oscar Aravena dan penyerang asing yang gagal

Selain daftar para penyerang asing yang tampil hebat, Persija Jakarta juga diperkuat oleh para penyerang asing yang sebenarnya memiliki kualitas namun gagal menampilkan penampilan terbaik bersama Macan Kemayoran. Oscar Aravena yang datang dengan curriculum vitae mentereng, hanya berhasil menyarangkan satu gol saja untuk Persija. Sementara Emeleu Serge pun tidak jauh lebih baik dengan hanya mencetak empat gol saja, padahal ia dikenal sebagai predator ganas ketika masih membela Arema. Pun dengan Agu Casmir yang lebih banyak terlibat kontroversi ketimbang mencetak gol.

Author: Aun Rahman (@aunrrahman)
Penikmat sepak bola dalam negeri yang (masih) percaya Indonesia mampu tampil di Piala Dunia