Eropa Inggris

Menyambut Persaingan Sehat Pierre-Emerick Aubameyang dan Alexandre Lacazette di Lini Serang Arsenal

Waktu itu akhirnya tiba!

Setelah era Dennis Bergkamp dan Thierry Henry, akhirnya Arsenal kembali memiliki dua penyerang tengah dengan kaliber kelas dunia. Tanpa berupaya menepikan kualitas Nwankwo Kanu di masa keemasan Henry-Bergkamp dan Olivier Giroud sebagai deputi Alexandre Lacazette selama setengah musim lalu, tapi rasa-rasanya, dua penyerang dengan total harga 110 juta paun pada diri Lacazette dan Pierre-Emerick Aubameyang adalah berkah tersendiri bagi lini serang Arsenal.

Dari laga debut Aubameyang yang berakhir dengan kemenangan telak 5-1 atas Everton, potensi untuk melihat Lacazette dan Aubameyang bermain bersama seperti Bergkamp dan Henry adalah sesuatu yang sedikit sulit terealisasi karena beberapa faktor, salah duanya adalah sikap Arsene Wenger dan performa Lacazette yang tengah menurun.

Selepas mencetak gol usai puasa selama enam pertandingan di laga kontra Crystal Palace, Lacazette main sangat buruk di laga tandang kontra Swansea City yang berkesudahan 3-1 untuk kekalahan Arsenal. Seakan memperburuk situasi eks kapten Olympique Lyonnais itu di London, sehari berselang, Aubameyang didaratkan di Colney dengan status tak hanya sebagai ‘pesaing’ di lini serang, namun juga pembelian termahal klub memecahkan rekor Lacazette di musim panas kemarin.

Opini mengemuka, wacana untuk memainkan kedua penyerang tersebut diapungkan. Tapi bila Anda penggemar setia Arsenal, sangat sulit mewujudkan hal itu pertama karena Wenger tidak terlalu sering memainkan dua penyerang tengah sejak menit pertama selepas era Invincibles, dan kedua, karena cinta matinya Wenger dengan skema 4-2-3-1 idamannya itu.

Debut Aubameyang, unjuk kualitas penyerang kelas dunia

Sempat diragukan akan debut, penyerang Gabon ini nyatanya langsung diturunkan dari menit pertama dan tak hanya main penuh selama 90 menit, namun juga mencetak satu gol cantik, yang sayangnya harus diakui, berbau offside dan keteledoran hakim garis.

Ada tiga momen di mana Aubameyang terasa cepat menyatu dengan skuat Arsenal. Pertama, key pass yang ia lepaskan dalam kombinasi permainan dengan Henrikh Mkhitaryan membuat pemain Armenia tersebut sukses melepaskan umpan matang untuk dituntaskan Aaron Ramsey di gol pertama.

Kedua, saat menyongsong umpan daerah Mesut Özil, Aubameyang menunjukkan kecepatan lari, keseimbangan badan, dan teknik menendang kualitas top yang walau tak menghasilkan gol, tetap mampu memberi gambaran seberapa membahayakannya eks penyerang Borussia Dortmund ini di Bundesliga dahulu.

Yang ketiga, tentu saja, adalah saat ia melakukan cheeky chip melewati Jordan Pickford untuk mencetak gol debutnya. Tak hanya dilakukan dengan gaya yang khas lewat tendangan cungkil, namun itu dilakukannya dengan kaki terlemahnya, kaki kiri.

Tiga hal dari debut gemilang Aubameyang memberi gambaran yang menyegarkan bahwa besar kemungkinan, kapten timnas Gabon inilah yang akan menjadi penyerang utama Arsenal di sisa musim ini. Selain ia mampu bermain 90 menit (juga mungkin karena faktor cedera Petr Cech dan Nacho Monreal yang membuat Lacazette tak diturunkan sama sekali), Aubameyang juga terasa menyatu sekali dengan Ramsey, Özil, Alex Iwobi, dan Mkhitaryan, padahal ia baru tiga hari di Arsenal.

Situasi Lacazette

Ada wacana memainkan Lacazette atau Aubameyang di pos penyerang sayap seperti yang fasih dilakukan Danny Welbeck atau Alexis Sanchez dulu, namun secara pribadi, saya kurang nyaman dengan opsi ini. Alasan utamanya, tentu saja, karena kualitas Lacazette dan Aubameyang akan sangat berbahaya bila bermain dekat dengan kotak penalti. Aubameyang saja, mencetak 98 persen golnya di Bundesliga dari dalam kotak penalti.

Kembali ke Lacazette, lalu bagaimana nasib dari pemegang posisi kedua transfer termahal Arsenal ini? Saya optimis menjawab, nasibnya tidak sesuram yang dibayangkan pendukung Arsenal.

Pertama, Lacazette punya reputasi sangat baik bersama Lyon. Adanya dua penyerang hebat dalam satu tim bukan hal buruk namun diharapkan mampu menumbuhkan persaingan sehat. Hal itu rasanya perlu dicontoh Wenger dari cara Pep Guardiola memainkan Sergio Aguero dan Gabriel Jesus di Manchester City.

Sebelum menepi lama, Jesus kerap dimainkan bergantian dengan Aguero dan keduanya selalu bisa menjadi penentu entah dengan gol maupun asis. Ketika di tengah pekan Aguero bermain, maka di akhir pekan, itu jatah Jesus untuk main. Rotasi brilian itu memastikan lini serang City tetap konsisten dan tajam, dan yang paling penting, tidak bergantung pada satu sosok saja.

Ini tentu tantangan yang perlu dijawab Lacazette dengan respons yang baik. Aubameyang berada di posisi terdepan karena ia merupakan pembelian termahal tim saat ini dan dalam waktu singkat saja, lewat tagar #YoPierre yang ramai di linimasa daring kala diresmikan kemarin, Aubameyang langsung menjadi pemain kesayangan pendukung Arsenal. Ditambah lagi, ia melakoni debut dengan gaya yang asyik: sukses mencetak gol dan bermain memesona.

Anda masih merasa ragu dengan potensi dua penyerang ganas milik Arsenal ini? Simpan dulu keraguanmu, bung dan nona, sebab bila direspons Wenger dan kedua penyerang dengan cara yang baik, Arsenal akan memiliki dua mesin gol dengan kualitas kelas satu.

Author: Isidorus Rio Turangga (@temannyagreg)
Tukang masak dan bisa sedikit baca tulis