Eropa Inggris

Emirates Stadium: Taman Bermain Alexandre Lacazette

Setelah berhasil mengalahkan Bournemouth dan ditahan imbang Chelsea, suasana hati skuat Arsenal tengah membaik. Maklum, awal musim 2017/2018 diwarnai dengan performa yang tidak stabil, salah satunya berujung dipermalukan Liverpool. Menjamu West Bromwich Albion, suasana hati yang positif tersebut yang coba dipertahankan.

Melawan skuat asuhan Tony Pulis tersebut, untuk kali pertama, Alexis Sanchez bermain bersama Alexandre Lacazette di ajang pertandingan kompetitif. Pemandangan inilah yang ditunggu banyak pendukung Arsenal. Dan tentunya, harapan melihat Alexis dan Lacazette bisa ditemani Mesut Özil di lini depan masih terus terjaga. Özil sendiri baru pulih dari peradangan lutut.

Untuk pengalaman pertama bermain bersama, Alexis dan Lacazette menunjukkan potensi yang besar. Keduanya nampak bisa dengan cepat saling menyesuaikan diri. Memang, tentu saja, keduanya butuh lebih banyak bermain bersama untuk mencapai level kohesi yang dinginkan. Setidaknya, 10 pertandingan bermain bersama akan sangat membantu proses tersebut.

Permainan yang cair, yang diperagakan Alexis dan Lacazette memberi banyak keuntungan. Terutama untuk nama terakhir, pemain asal Prancis itu. Lacazette mendapat lebih banyak sokongan dari lini kedua. Bermain di kandang, Lacazette kembali menunjukkan ketajamannya. Catatan impresifnya kembali bertambah.

Tiga kali bermain di Emirates Stadium, Lacazette sudah mencetak empat gol. Sebuah catatan yang menjadi indikasi bahwa ia sudah menemukan Kenyamanan bermain di rumah yang baru setelah hijrah dari Lyon di musim panas yang lalu. Jika catatan apik ini terus berlanjut, Emirates Stadium bisa menjadi taman bermain Lacazette. Sebuah tempat di mana Arsenal bisa menabung kemenangan.

Bermain efektif

Performa Arsenal ketika menjamu West Brom bukan performa yang indah untuk dinikmati. Beberapa kali, lini pertahanan The Gunners dapat dengan mudah ditembus, terutama di paruh akhir babak pertama. Namun, Arsenal masih bisa bertahan, dan menjaga gawangnya tetap bersih dari gol. Maka menjadi logis apabila Nacho Monreal terpilih sebagai pemain terbaik dalam laga tersebut.

Cara bermain Arsenal ini sudah ditegaskan oleh Laurent Koscielny sebelum laga. Pada akhirnya, memang menyenangkan bermain indah, namun yang paling penting adalah mendapatkan tiga angka. Terkadang, Anda hanya perlu menang 1-0 dan bermain buruk, tapi kami mendapatkan tiga angka pada akhir laga. Kami harus belajar soal ini,” ungkap Koscielny kepada The Telegraph.

Arsenal nampaknya belajar dengan cepat. Terkadang, yang paling penting adalah menjadi efektif di depan gawang. Gol pertama Lacazette adalah hasil menyerobot bola tendangan bebas yang membentu mistar yang dilepaskan Alexis. Sementara itu, gol kedua adalah hasil eksekusi penalti yang sempurna dari Lacazette.

Arsenal mampu efektif memanfaatkan peluang tipis yang mereka dapatkan. Selanjutnya, Arsenal pasti akan kembali menemui situasi yang sama. Ketika tak bisa bermain cantik, maka efektif di depan gawang adalah syarat minimal menjaga konsistensi tiga angka. Win ugly tak selamanya buruk.

Author: Yamadipati Seno (@arsenalskitchen)
Koki Arsenal’s Kitchen