Tribe Ultah

Joachim Löw adalah Detektif Kindaichi di Dunia Nyata

Penggemar manga dengan genre misteri barangkali tidak begitu asing dengan sosok remaja Sekolah Menengah Atas (SMA) Fudo, Hajime Kindaichi. Ia merupakan tokoh utama dalam manga karangan Seimaru Amagi dan Fumiya Sato, Detektif Kindaichi.

Kindaichi yang merupakan cucu dari seorang detektif terkenal di masanya, Kosuke Kindaichi, memiliki kecerdasan dan bakat alamiah dalam menganalisis suatu peristiwa. Konon, intelligence quotient (IQ) Kindaichi menembus angka 180 alias di atas rata-rata.

Sayangnya, tak banyak orang yang tahu kemampuan Kindaichi tersebut. Lebih-lebih, karakternya sendiri begitu komikal lantaran terlihat begitu pemalas, cuek, tidak sopan dan bahkan mesum. Sungguh sosok yang amat nyeleneh dan tak biasa.

Namun di mata orang-orang penting di Divisi Investigasi Kepolisian Metro (dalam manga tersebut), Kindaichi adalah sosok yang sangat berharga karena acapkali diminta untuk membantu pihak kepolisian dalam menyelesaikan kasus-kasus sulit.

Walau manga Detektif Kindaichi adalah fiksi, tapi ada satu sosok di dunia nyata yang memiliki kemiripan karakter dengan Kindaichi. Dialah bos tim nasional Jerman, Joachim Löw.

Sejak pertama kali menukangi Die Mannschaft sebagai pelatih kepala medio 2006 yang lalu, Löw disebut-sebut sebagai figur yang genius. Mewarisi jabatan yang sebelumnya dipegang oleh Jürgen Klinsmann, Löw melanjutkan filosofi sepak bola menyerang yang ditanamkan oleh pendahulunya.

Akan tetapi, Löw memberi sentuhan tersendiri ketika mengubah beberapa elemen dasar dari tim asuhannya. Salah satunya adalah waktu yang dibutuhkan para pemain saat menerima bola, menguasainya hingga melepas umpan.

Jika dahulu para penggawa Jerman diizinkan untuk lebih lama bermain dengan bola, maka Löw melarangnya. Dengan skema permainan yang lebih cepat dan dinamis, ia menginginkan para pemainnya supaya lebih efektif dan efisien saat menguasai bola. Menurutnya, ketika satu orang pemain berlama-lama dengan bola, ritme permainan yang dikembangkan Die Mannschaft justru terganggu.

Lebih jauh, skuat Jerman saat ini juga semakin andal ketika memanfaatkan ruang, baik saat menyerang ataupun bertahan. Tak heran bila mereka jadi amat sulit ditumbangkan oleh lawan-lawannya.

Hasilnya? Memuaskan!

Di bawah asuhan Löw, Jerman berhasil mencaplok dua titel mayor di kejuaraan sepak bola antarnegara yaitu Piala Dunia 2014 dan Piala Konfederasi 2017. Performa mereka secara keseluruhan pun begitu apik karena minimal, baru rontok di babak semifinal sebuah turnamen.

Selama 12 tahun dibesut oleh Löw, Jerman telah bermain di 98 pertandingan. Ajaibnya, rasio kemenangan Die Mannschaft mencapai 79,5 persen lantaran mengoleksi 78 kemenangan, 11 hasil seri, dan cuma kalah 9 kali.

Statistik gemilang di atas dan kehebatan Löw meramu strategi untuk skuat Jerman yang penuh bintang membuat mereka kembali difavoritkan sebagai kampiun Piala Dunia 2018 nanti.

Namun terlepas dari segala kisah mentereng Löw itu, penikmat sepak bola pasti takkan lupa dengan kelakuan-kelakuan nyeleneh sang fußballtrainer.

Ketimbang mengamati Louis van Gaal yang doyan mencatat atau Arsene Wenger yang jarang berteriak memberi instruksi dari tepi lapangan, para cameraman televisi tentu lebih senang untuk menyorot sosok Löw. Pasalnya, tingkah Löw justru kerapkali mengundang keterkejutan, rasa jijik tapi juga tawa.

Pada video di atas, kita bisa sama-sama melihat bagaimana pria yang hari ini merayakan ulang tahun ke-58 itu melakukan ‘aksinya’. Dirinya tak sungkan untuk melakukan kegiatan yang biasanya, tidak dilakukan di depan banyak orang atau di tempat-tempat umum.

Realita ini bahkan memunculkan guyonan di kalangan suporter. Jika Löw tak melakukan kegiatan-kegiatan nyeleneh seperti mengusap ketiak, menggaruk bokong dan ngupil, maka kekuatan magis Jerman di atas lapangan bakal hilang. Hal itu bak sebuah ritual yang wajib dilakukannya agar tim besutannya terus tampil beringas.

Maka jangan kaget bila di masa yang akan datang, setiap kali Jerman bertanding, sorot kamera bakal selalu mengarah ke bench. Tujuannya apalagi kalau bukan mencari aksi-aksi komikal Löw.

Ya, dibalik kecerdasan dan kehebatan Kindaichi serta Löw pada bidangnya masing-masing sehingga mengundang decak kagum, keduanya juga punya sisi lain yang bisa membuat orang tergelak.

Allez gute zum geburtstag, Jogi.

Author: Budi Windekind (@Windekind_Budi)
Interista gaek yang tak hanya menggemari sepak bola tapi juga american football, balap, basket hingga gulat profesional