Eropa Inggris

Yaya Sanogo, Pundak yang Tak Kuat Menanggung Label “The Next Thierry Henry”

Sebelum Anthony Martial dan Kylian Mbappe menggebrak dengan talenta besar mereka, Prancis lebih dulu menelurkan seorang Yaya Sanogo, calon penerus takhta Thierry Henry. Badannya tinggi, walau tak tegap. Kaki-kaki panjangnya membuat publik ingat akan keluwesan Thierry Henry, di masa jayanya. Selepas memenangi Piala Dunia U-20 di tahun 2013 bersama Paul Pogba dan kolega, ia hijrah ke Arsenal.

Yaya Sanogo bukan penyerang buruk, ketika pertama datang ke Inggris. Henry sendiri dan Arsene Wenger, percaya bahwa pemain mudanya ini akan menjadi the next big thing yang sukses dipoles Wenger, sama seperti Nicolas Anelka dan Henry dahulu. Tapi, Sanogo punya cerita sendiri.

Ia sempat menghentak dalam sebuah turnamen pra-musim Emirates Cup, di mana ia sukses mencetak empat gol dalam satu laga ke gawang Benfica. Namanya meroket. Ia digadang-gadang akan menjadi tandem yang sepadan bagi Olivier Giroud.

Sayang, alih-alih menjadi tandem atau pelapis yang sempurna bagi seniornya itu, Yaya Sanogo justru menjadi pesakitan. Ia dipinjamkan berkali-kali mulai dari Crystal Palace, Ajax Amsterdam, hingga Charlton Athletic. Sayang, di masa-masa peminjaman, tak banyak yang bisa dilakukan untuk mengeluarkan potensi besar penyerang setinggi 194 sentimeter ini.

Peminjaman ke Ajax sempat membawa asa yang tinggi. Ia akan dilatih salah satu pelatih potensial Belanda, Frank de Boer, juga ada sosok mantan penyerang legendaris Arsenal, Dennis Bergkamp. Sayang, semusim bersama Ajax, Yaya Sanogo tak banyak berkembang. Ia kalah bersaing dengan Kasper Dolberg, bahkan tak berkutik meladeni kualitas jebolan akademi Ajax yang terkenal dengan kualitas nomor satu.

Akhir musim kemarin, Sanogo resmi dilepas dan kini bergabung bersama Toulouse di Ligue 1 musim 2017/2018. Bersama klub yang identik dengan warna ungu ini, Yaya Sanogo pun tak banyak berkutik. Dari 13 kali turun di Ligue 1, ia banyak turun sebagai pemain pengganti tanpa sekalipun mencetak gol di liga yang juga dihuni nama-nama tenar seperti Neymar dan Edinson Cavani tersebut.

Kini, di usia 25 tahun, tepat di hari ini, label The Next Thierry Henry tampak semakin jauh dari harapan. Beberapa tahun berselang dari keriuhan Yaya Sanogo dan generasi emas Paul Pogba di timnas junior Prancis, muncul lagi generasi muda yang jauh lebih berkualitas untuk melengkapi superioritas Pogba di tim senior.

Dari Thomas Lemar hingga Mbappe dan Martial, adalah bukti bahwa Yaya Sanogo dan skuat yang berjaya di 2013 lalu adalah generasi yang didominasi Pogba seorang diri. Dan bagi Sanogo, ia kini tak lagi diingat sebagai penerus takhta Thierry Henry karena pesona Kylian Mbappe, pemuda belasan tahun yang tengah meroket, telah menyilaukan banyak mata orang bahwa Prancis pernah mengingat Yaya Sanogo sebagai calon penyerang masa depan.

Selamat ulang tahun, Yaya Sanogo, terima kasih untuk empat gol ke gawang Benfica. Setidaknya, ada sesuatu yang bisa diingat dari karier suram di usia muda bagi Sanogo.

Author: Isidorus Rio Turangga (@temannyagreg)
Tukang masak dan bisa sedikit baca tulis