Diam-diam merayap, Madura United mencaplok buruannya di pasar pemain dengan tenang. Tanpa gembar-gembor, tanpa banyak drama, Laskar Sapeh Kerrab bergerak cepat mengamankan tandatangan pemain incarannya. Namun, dalam beberapa hari terakhir muncul tanda tanya besar, karena klub kebanggaan K-Conk Mania ini mendaratkan cukup banyak penyerang tengah.
Diawali dengan Marcel Sacramento yang resmi dikontrak permanen usai tampil memukau saat seleksi, Madura United kemudian berturut-turut mendatangkan Cristian Gonzales dan Patrick N’Koyi. Permasalahannya adalah, Gomes de Olivera merupakan penganut setia 4-3-3, sehingga dia hanya membutuhkan satu penyerang murni di atas lapangan, atau penyerang tengah yang bisa bermain melebar.
Peter Odemwingie musim lalu menjadi contohnya. Diapit oleh Greg Nwokolo dan Bayu Gatra, marquee player asal Nigeria tersebut tak butuh waktu lama untuk unjuk ketajaman di racikan 4-3-3 ala Gomes. Pun ketika Odemwingie absen lama dan Greg yang menempati posisi itu, Madura United tetap tajam karena Engelberd Sani bisa diandalkan di sisi kiri.
Baca juga: Madura United di Bursa Transfer: Diam-Diam Merayap
Ketika Odemwingie hengkang, wajar jika Madura United mencari penyerang baru, dan kemudian memutuskan untuk menggaet Marcel Sacramento. Kebetulan, eks penyerang Semen Padang ini juga bertipe mirip dengan Odemwingie, karena bisa bermain melebar dan lihai menciptakan peluang.
Maka dari itu, seharusnya satu penyerang baru sudah cukup, karena hanya satu penyerang yang hengkang. Ditambal sesuai porsinya. Akan tetapi, jelang Piala Presiden 2018, nama Cristian Gonzales mendadak muncul dengan balutan seragam Madura United, disusul Patrick N’Koyi, penyerang 28 tahun asal Kongo yang sempat bermain di Dundee United.
Variasi taktik?
Mungkin itu adalah jawaban yang logis. Dengan adanya empat pemain yang bertipikal goal getter, Madura United bisa memiliki variasi taktik. Misalnya memakai dua penyerang, atau memasang empat juru gedor sekaligus saat membutuhkan gol di situasi genting.
Permasalahannya, dari ketiganya hanya Marcel yang termasuk serbabisa, sedangkan Gonzales dan N’Koyi adalah tipikal penyerang murni, pemain nomor 9 kalau kata Louis van Gaal.
Dengan pakem 4-3-3, hanya satu penyerang tengah yang dimainkan, sehingga dua nama lainnya harus dicadangkan. Jika si penyerang inti mandul, tentu rekannya di bench bisa memiliki kesempatan bermain untuk mencuri perhatian pelatih, tapi bagaimana jika Madura United sudah nyaman dengan salah satu pemain di posisi itu?
Inilah bahayanya, karena pemain yang terlalu sering dicadangkan akan merasa tidak bahagia. Permasalahan lainnya, para penyerang Madura United adalah pemain-pemain dengan nilai kontrak tinggi, yang terbiasa bermain sejak menit pertama.
Marcel Sacramento selalu menjadi andalan Semen Padang dalam dua musim terakhir, bahkan sempat sangat tajam di Torabika Soccer Championship (TSC) A 2016 dan Piala Presiden 2017. Kemudian Patrick N’Koyi adalah pemain yang cukup lama bertualang di sepak bola Eropa, yang pastinya akan meminta menit bermain. Sementara itu, Gonzales tidak perlu dijelaskan lagi popularitasnya.
Atau demi kedalaman skuat?
Jawaban logis yang kedua. Mungkin Madura United berkaca dari pengalaman musim lalu, setelah pendulang gol utamanya absen lama, mereka sempat kelimpungan selama beberapa pekan yang berujung pada pucuk klasemen yang lepas dari genggaman.
Mungkin juga Madura United berjaga-jaga kalau ada pembelian gagal, seperti Boubacar Sanogo musim lalu. Praktis, saat itu hanya tersisa Greg dan Odemwingie yang bisa menjadi penyerang tengah, sehingga sangat riskan bila tenaga keduanya diforsir sepanjang musim.
Akan tetapi, bagaimanapun juga merotasi skuat bukan perkara mudah. Selain harus mempertahankan kualitas tim, pelatih juga harus mempertimbangkan kebahagiaan pemain. Maka dari itu, Gomes de Olivera harus berhati-hati untuk menentukan siapa yang akan turun ke lapangan.
Terlebih, musim ini Madura United sudah dipastikan tak akan berlaga di pentas Asia, menyusul kegagalan Bali United di kualifikasi Liga Champions Asia, yang membuatnya terlempar ke Piala AFC. Artinya, Madura United hanya akan bertarung di Liga 1, dan Piala Indonesia jika jadi digulirkan. Jumlah pertandingan tidak akan berbeda jauh dengan musim lalu.
Tiga penyerang tengah Madura United, di satu sisi adalah keuntungan, tapi jika gagal diramu dengan baik, bisa menjadi kerugian yang sangat besar. Menarik untuk dinanti, bagaimana wajah baru lini depan Laskar Sapeh Kerrab di Liga 1 2018 mulai bulan depan.
Author: Aditya Jaya Iswara (@joyoisworo)
Milanisti paruh waktu yang berharap Andriy Shevchenko kembali muda dan membawa AC Milan juara Liga Champions Eropa lagi.