Eropa Lainnya

Vincent Janssen vs Jurgen Locadia, Rivalitas Terbaru Antara Penyerang Belanda

Meskipun selalu bernasib sial di turnamen internasional, harus diakui bahwa Belanda merupakan produsen bakat-bakat sepak bola berkualitas. Kemampuan para pemain semenanjung Barat Eropa ini pun sudah terbukti. Dan dari generasi ke generasi, Belanda selalu bisa memproduksi para penyerang hebat. Marco van Basten tentu adalah nama yang tidak mungkin dilewatkan.

Meskipun demikian, nyatanya ada tren menarik soal penyerang asal Belanda. Dari waktu ke waktu, ada ‘persaingan’ yang hebat diantara dua penyerang asal Belanda yang berada di satu generasi. Apabila antara Marco van Basten dan Ruud Gullit lebih merupakan tandem sehati, yang terjadi di generasi selanjutnya justru kemudian berbeda.

Pangkalnya ada di perseteruan antara Ruud van Nistelrooy dan Patrick Kluivert. Mereka berdua kerap dibandingkan karena lahir di tahun yang sama, di bulan yang sama, bahkan di tanggal yang sama. Baik van Nistelrooy dan Kluivert lahir pada 1 Juli 1976, menjadi semakin meruncing karena satu sama lain menganggap bahwa diri mereka adalah penyerang yang lebih hebat, maka dari itu, van Nistelrooy dan Kluivert enggan dimainkan bersamaan.

Saling nyinyir dan balas komentar sering dilakukan oleh keduanya, serupa dengan apa yang dilakukan oleh Jose Mourinho dengan Antonio Conte saat ini. Padahal sebenarnya pendapat dari sang “dewa” sepak bola Belanda, Johan Cruyff, terkait dua pemain ini sudah bisa menjawab pertanyaan soal siapa yang lebih baik.

Menurut Cruyff, Ruud van Nistelrooy merupakan pencetak gol yang luar biasa namun merupakan pesepak bola yang buruk. Sementara Kluivert sebaliknya, ia merupakan pesepak bola yang sangat bagus tetapi bukan pencetak gol yang luar biasa. Anda yang sudah pernah menyaksikan permainan dari van Nistlerooy dan Kluivert tentunya akan sepakat dengan pernyataan dari Cruyff.

Puncak dari perseteruan antara keduanya adalah di kualifikasi Piala Eropa 2004. Dalam sebuah pertandingan, pelatih Dick Advocaat menarik Ruud, sementara Kluivert masih bertahan di lapangan. Padahal saat itu Ruud beranggapan bahwa ia masih bisa berkontribusi untuk tim dan mencetak gol. Perseteruan tersebut kabarnya masih memanas hingga saat ini, karena kedua pemain disebutkan masih tidak banyak berbicara satu sama lain.

Rivalitas antara penyerang Belanda selanjutnya terjadi antara Robin van Persie dan Klaas-Jan Huntelaar. Meskipun hal ini masih diperdebatkan karena kabarnya rivalitas antara van Persie dan Huntelaar merupakan fabrikasi untuk semakin memanaskan rivalitas antar klub yang dibela oleh dua pemain ini, Feyenoord Rotterdam dan Ajax Amsterdam.

Meskipun demikian, tampaknya memang ada ketegangan antara dua pemain ini. Setidaknya hal tersebut diakui oleh Gullit, yang menyebut bahwa baik van Persie dan Huntelaar sudah saling bersaing sejak muda. Dalam satu sisi hal ini menjadi positif bagi timnas Belanda karena masing-masing akan mengeluarkan permainan terbaiknya untuk membuktikan diri. Tetapi di sisi lain, ini juga membuat suasana tim tidak terlalu kondusif.

Soal perseteruan ini sering ditampik oleh keduanya. Bahkan gestur dari van Persie yang membiarkan Huntelaar mengenakan nomor punggung sembilan di Piala Eropa 2012, sementara ia sendiri mengenakan nomor punggung 16, sempat membuat kabar ketegangan mereda. Namun kejadian melawan Kazhakstan pada tahun 2014, di mana van Persie terlibat adu mulut dengan Huntelaar akibat sebuah peluang untuk mencetak gol, yang berakhir dengan van Persie menepis tangan penyerang yang kini sudah kembali ke Ajax tersebut, semakin membuktikan bahwa memang benar ada persaingan besar antara van Persie dan Huntelaar.

Vincent Janssen vs Jurgen Locadia

Senjakala jelas sudah menghampiri baik Robin van Persie maupun Klaas-Jan Huntelaar. Mereka berdua sudah kembali ke klub di mana nama mereka mulai berkibar. Keduanya jelas akan memasuki tahapan lain dalam karier mereka. Atau dengan kata lain, era rivalitas keduanya akan usia, dan akan segera berlanjut di generasi pengganti.

Melihat skuat timnas Belanda saat ini, ada dua nama yang berpotensi untuk meneruskan rivalitas besar antar-penyerang Belanda. Vincent Janssen dan Jurgen Locadia boleh jadi yang akan meneruskan warisan rivalitas dari para senior mereka.

Keduanya berusia sebaya, meskipun faktanya, ternyata Janssen meskipun memiliki tubuh yang lebih bongsor ini, berusia lebih muda satu tahun ketimbang Locadia. Saat ini Janssen berusia 23 tahun, sementara Locadia 24 tahun. Dan karakteristik permainan dari keduanya memang hampir menyerupai para pendahulunya.

Janssen berada di barisan yang sama dengan van Nistelrooy dan Huntelaar. Ia merupakan tipe penyerang yang sangat berbahaya di muka gawang lawan, dan memiliki penyelesaian akhir kelas satu. Sementara Locadia adalah penyerang yang juga banyak terlibat dalam permainan. Tipe penyerang yang tidak melulu soal mencetak gol yang membuatnya bisa berkontribusi besar untuk tim. Ia merupakan pewaris dari Patrick Kluivert dan Robin van Persie.

Sejauh ini, rivalitas antara Janssen dan Locadia belum sehangat para pendahulu mereka, karena Janssen yang sempat melaju selangkah lebih baik, dengan bergabung ke Tottenham Hotspur, mesti mendapati dirinya dipinjamkan ke Fenerbahce. Sementara Locadia, mengambil langkah yang boleh dibilang tidak biasa. Alih-alih pergi ke tim top Eropa setelah lepas dari PSV Eindhoven, pada bulan Januari 2018 ini Locadia justru mendarat di tim promosi Liga Primer Inggris, Brighton & Hove Albion.

Apakah Janssen dan Locadia akan memiliki rivalitas panas seperti para pendahulunya? Atau justru mereka membuat sejarah dengan mengesampingkan ego dan saling berkerja sama untuk kejayaan timnas Belanda?

Author: Aun Rahman (@aunrrahman)
Penikmat sepak bola dalam negeri yang (masih) percaya Indonesia mampu tampil di Piala Dunia