Eropa Inggris

Jose Mourinho dan Alexis Sanchez: Dua Kemungkinan Taktikal di Manchester United

Benang kusut saga itu akhirnya hampir terurai. Sebuah solusi ditemukan, negosiasi berjalan lancar, dan kepindahan tinggal menghitung hari saja. Manchester United, lewat negosiasi yang terhitung begitu cepat, hampir pasti mendapatkan tanda tangan Alexis Sanchez. Pertanyaan selanjutnya, bagaimana wajah skuat Jose Mourinho dengan Alexis Sanchez di dalamnya?

Posisi ideal dan identifikasi kebiasaan Alexis

Mungkin tak banyak yang memperkirakan bahwa Alexis adalah pemain yang fleksibel soal mengikuti ide pelatih.

Ketika bermain untuk Udinese dan timnas Cile, Alexis bermain sebagai penyerang dalam berbagai ragam skema, mulai dari 4-3-3, 4-2-3-1, 4-4-2, 4-2-2-2, 3-4-3, dan 3-5-2. Alexis bermain sebagai penyerang sayap ketika membela Udinese, Barcelona, Arsenal. Bahkan, ketika membela Barcelona, ia pernah bermain sebagai gelandang sayap, baik sebelah kanan maupun kiri. Jadi, perbendaharaan posisi pemain Alexis cukup banyak.

Yang lebih menarik adalah adaptasinya yang cepat terhadap peran yang diberikan pelatih. Bersama timnas Cile, Alexis banyak bermain berdekatan dengan penyerang utama. Tugasnya cukup sederhana, yaitu menarik bek lawan keluar dari zonanya, baik dengan bergerak ke kedua halfspace. Ketika bek lawan terpancing, ruang yang tercipta bisa dimanfaarkan penyerang utama. Atau ketika situasi mendukung, Alexis sendiri yang memanfaatkannya.

Cara bermain yang sederhana juga ia tunjukkan ketika bermain untuk Barcelona. Pada awal bergabung, Alexis banyak bermain sebagai penyerang sayap sebelah kanan. Starting point-nya adalah halfspace kanan. Alasannya, supaya Alexis bisa bergerak lebih mudah ke dalam kotak penalti, atau berlari di belakang garis pertahanan lawan.

Di beberapa kesempatan, Alexis juga bermain sebagai penyerang tengah. Ketika memerankan peran ini, pergerakannya jauh lebih sederhana. Misalnya, pertama, turun sedikit ke bawah untuk menerima umpan pendek vertikal. Kedua, menginisiasi perpindahan posisi dengan Lionel Messi untuk masuk ke kotak penalti. Ketiga, berlari ke belakang bek lawan merusak offside trap sembari menyongsong umpan terobosan. Keempat, ketika situasi memungkinkan, ia akan bergerak ke sisi lapangan sehingga gelandang dan penyerang Barcelona lainnya bisa masuk ke kotak penalti.

Ketika berseragam Arsenal, cara bermain Alexis lebih fleksibel. Posisi utamanya adalah penyerang sayap sebelah kiri dengan starting point di halfspace kiri. Tugasnya pun seperti inverted winger pada umumnya.

Alexis mendapatkan kebebasan dari Arsene Wenger untuk menggiring bola masuk kotak penalti. Kerja lain dari Alexis adalah menciptakan superioritas jumlah di sisi kiri bersama bek kiri dan gelandang Arsenal lainnya. Situasi menang jumlah di sisi kiri menjadi salah satu cara favorit Arsenal untuk mendapatkan akses masuk ke kotak penalti.

Dari penjelasan singkat di atas, bisa disimpulkan bahwa posisi ideal Alexis adalah semua posisi di sepertiga akhir lapangan. Dengan instruksi dan pendekatan yang tepat, Alexis bisa melakukan semuanya.

Kebiasaan-kebiasaan Alexis pun menyesuaikan dengan posisi dan peran yang ia kerjakan. Ketika bermain untuk Barcelona, cukup jarang Alexis menggiring bola sebelum masuk di sepertiga akhir lapangan. Ia banyak bermain umpan pendek, sesuai dengan ide pelatih. Ketika bermain untuk Arsenal, Alexis diizinkan menggiring bola di semua wilayah, bahkan di sepertiga Arsenal sendiri.

Pressing resistance Alexis sangat tinggi, sehingga memungkinkannya menguasai bola di wilayah sempit. Low center of gravity membuatnya begitu cekatan untuk melakan perpindahan arah lari dengan sekejap. Ketika bermain sebagai penyerang, teknik finishing Alexis juga bisa diandalkan.

Maka, merunut analisis kemampuan dan kebiasaan ini, Mourinho cukup leluasa untuk mencari komposisi yang tepat. Setidaknya, ada dua kemungkinan yang bisa dicoba Mourinho berdasarkan kemampuan dan kebiasaan Alexis:

Mempertahankan performa terbaik Jesse Lingard

Saat ini, performa Jesse Lingard ketika bermain di belakang penyerang dalam skema 4-2-3-1 sedang sangat bagus. Oleh sebab itu, sungguh sayang jika Mourinho mengubah pendekatan menjadi 4-3-3 dengan mengorbankan Lingard.

Dari logika sederhana tersebut, lebih masuk akal apabila Mourinho mengorbankan Anthony Martial dan mempertahankan Marcus Rashford sebagai outlet di sebelah kanan. Manajer asal Portugal tersebut bisa memainkan Alexis sebagai penyerang sayap sebelah kiri. Jika ingin proses adaptasi berjalan lebih cepat, posisi penyerang sebelah kiri ini pilihan yang masuk akal.

Keterangan: Panah berwarna hitam menunjukkan ragam pergerakan pemain. Panah berwarna putih menunjukkan pilihan sasaran umpan untuk Alexis.

Baik skema maupun cara bermain ini sudah dilakoni oleh Alexis selama berseragam Arsenal. Tidak akan banyak penyesuaian yang perlu dilakukan Mourinho. Pun, United pun sudah selama beberapa pertandingan menggunakan skema yang sama.

Ada kebiasaan skuat United yang akan menguntungkan Alexis, yaitu pembagian “dua lapangan” yang masing-masing diisi empat pemain. Jika Anda memerhatikan grafis di atas, baik di sisi kiri yang diisi Nemanja Matic, Ashley Young, Lingard, dan Alexis, maupun sisi kanan yang diisi Paul Pogba, Antonio Valencia, Rashford maupun Lukaku, sama-sama disi empat pemain.

Perhatikan pass map dari wyscout di bawah ini:

Semakin tebal garis, artinya intensitas umpan yang dilakukan semakin tinggi. Peta umpan ketika United melawan Newcaslte United di atas seperti menggambarkan bahwa area permainan terbagi menjadi dua wilayah. Sisi kiri, yang menjadi pusat sirkulasi adalah Matic, dengan ditemani Chris Smalling, Young, Martial, dan Rashford.

Sisi kanan, keberadaan Pogba memang tak sedominan Matic karena posisinya lebih ke depan. Logikanya, dengan berposisi lebih ke depan, Pogba akan lebih banyak “dikepung” pemain lawan. Oleh sebab itu, sirkulasi yang dominan adalah dari Pogba kepada Valencia. Tujuannya adalah memastikan United bisa memaksimalkan sisi kanan yang lebih longgar karena lawan menumpuk pemain di sisi kiri (positional play).

Pogba menjadi kanal United untuk memindahkan permainan dari sisi kiri yang lebih dalam ke sisi kanan yang lebih tinggi. Situasi ini, ditambah Lukaku yang ternyata posisinya lebih dalam ketimbang Rashford, membuat sisi kanan menjadi akses masuk ke kotak penalti Newcastle.

Dan tidak kebetulan juga apabila tiga dari empat gol United berawal dari sisi kanan. Pogba membuat satu asis untuk Martial dan mencetak satu gol. Lukaku mencetak satu gol dan membuat satu umpan kunci, yang diteruskan Rashford untuk membantu Pogba menandai comeback-nya dengan sebuah gol.

Situasi yang sama bisa divariasikan dengan keberadaan Alexis. Misalnya ketika bola berada di sisi kanan. Secara otomatis, blok pertahanan lawan akan bergeser ke sisi bola. Akibatnya, sisi kiri akan lebih longgar sehingga Alexis mendapatkan kesempatan untuk berlari ke belakang barisan bek lawan ketika umpan diagonal dilepaskan. Perhatikan grafis di bawah:

Ketika bola berada di sisi kanan, Alexis dan Young mendapatkan keleluasaan untuk bergerak. Ditunjukkan oleh daerah berarsir, Alexis dan Young berada dalam situasi 2 lawan 2. Dengan kelebihan teknik dan olah bola dari keduanya, terutama Alexis akan dapat dengan mudah berlari ke belakang bek untuk menyambut umpan diagonal dari Pogba.

Cara bermain ini sederhana, namun efisien: mengokupansi satu sisi, lalu dengan sekejap memindahkan penguasaan bola ke sisi lainnya sehingga tercipta ruang yang leluasa untuk progresi (positional play).

Mencoba sisi kanan

Kemungkinan kedua yang bisa dipilih oleh Mourinho adalah memainkan Alexis di sisi kanan. Tentu, meski berada di sisi kanan, Alexis bukan sepenuhnya pemain sayap. Ia akan berperan seperti inside forward dengan beberapa kali bertukar posisi dengan Lukaku.

Di beberapa pertandingan, Lukaku banyak bergeser ke sisi kanan. Sementara itu, Rashford, yang sebelumnya berada di halfspace sebelah kanan, akan bergerak masuk ke kotak penalti. Pertukaran posisi ini biasanya sukses menyeret bek lawan untuk keluar dari posisi. Sehingga, ruang-ruang di dalam kotak penalti bisa dieksploitasi. Dengan pendekatan ini, Mourinho bisa memainkan Martial untuk menempati sisi kiri.

Pergerakan Lukaku efektif untuk merusak struktur pertahanan tim lawan. Ketika dua bek tengah lawan tertarik oleh pergerakan Lukaku, Alexis bisa masuk ke tengah. Seiring pergerakan Alexis, baik Lingard maupun Martial akan bergerak menyesuaikan. Ketiga bisa bermain kombinasi di depan kotak penalti.

Yang paling penting dari memetakan kemungkinan Mourinho dan Alexis adalah United punya pengalaman untuk bisa memainkan skema yang mungkin akan terlihat. Selain itu, dua kemungkinan di atas juga bertujuan untuk memangkas waktu adaptasi Alexis bersama United.

Author: Yamadipati Seno (@arsenalskitchen)
Koki Arsenal’s Kitchen