Paris Saint-Germain (PSG) berhasil mencuri kemenangan atas Nantes berkat gol tunggal Angel Di Maria di lanjutan laga Ligue 1. Namun, bukan gol Di Maria, atau fakta bahwa hasil ini menjadi kemenangan keempat beruntun Edinson Cavani dan koelga di Ligue 1 yang menjadi headline utama, melainkan aksi unik sekaligus memalukan dari sang pengadil di laga ini, Tony Chapron.
Chapron berhasil mencuri sorotan dari pemain lainnya di laga ini akibat aksinya yang kurang terpuji. Tiga menit jelang waktu normal berakhir, Diego Carlos, bek Nantes asal Brasil, berusaha membantu timnya mengejar ketertinggalan dan berlari ke arah gawang PSG. Malang baginya, ia tak sengaja menubruk Chapron dan membuat sang wasit terjengkal. Tanpa diduga, wasit berkepala plontos ini justru berupaya ‘membalas’ dengan menendang Carlos dan menghadiahi sang bek kartu kuning kedua!
Wajar saja apabila keputusan Chapron langsung diprotes oleh Carlos dan rekan-rekannya. Jika dilihat dari tayangan ulang, apa yang dilakukan oleh Carlos sungguh sebuah ketidaksengajaan. Namun, sang wasit terlanjur baper dan tak mampu berpikir jernih, hingga mengeluarkan keputusan yang merugikan bagi Nantes. Lebih parahnya lagi, tendangan Chapron terhadap Carlos, walaupun tidak memberikan dampak apa-apa kepada sang pemain amat tidak perlu untuk dilakukan. Bahkan, ada kemungkinan tendangan tersebut akan berujung hukuman bagi Chapron.
Kritik keras pun langsung datang kepada wasit berusia 45 tahun ini. Salah satunya dari Presiden Nantes, Waldemar Kita. Dilansir dari Goal, Kita menyatakan bahwa Chapron adalah seorang amatir dan layak untuk dihukum dari sepak bola.
“Ini konyol. Saya menerima banyak pesan dari rekan-rekan saya bahwa ia (Chapron) adalah orang yang konyol,” ujar Kita.
“Hal itu tampak seperti sebuah skandal. Apalagi yang harus saya katakan? Kalau saya berbicara lebih banyak, saya akan dipanggil oleh komite etik.”
“Ini adalah hal yang sangat amatir. Sebenarnya, saya berpikir bahwa ia tidak berniat melakukan itu. Saya tidak ingin percaya kalau ia berniat melakukan itu.”
“Kami harus mencari solusi dari masalah ini. Namun sebenarnya hal ini membuat saya tertawa, saya tak pernah melihat hal semacam ini sebelumnya.”
“Ia sepantasnya mendapat hukuman selama enam bulan. Apabila pemain kami yang melakukan itu, ia akan mendapat hukuman enam bulan. Bahkan, ia seharusnya diberhentikan, namun tentu kami tak ingin hal itu terjadi.”
Gelandang Nantes, Valentin Rongier, juga sependapat dengan presidennya. Ternyata, tidak di Indonesia saja hal konyol seperti ini dapat terjadi.
Author: Ganesha Arif Lesmana (@ganesharif)
Penggemar sepak bola dan basket