Nasional Bola

Gavin Kwan Adsit, Meninggalkan Eropa untuk Meniti Karier Cerah di Indonesia

Salah satu nama yang mulai meroket di sepak bola nasional adalah Gavin Kwan Adsit. Saat ini, ia menjadi idola di dalam maupun luar lapangan berkat kerja kerasnya dan penampilan fisiknya yang menarik.

Nama Gavin Kwan Adsit mulai dikenal luas publik sepak bola Indonesia sejak tergabung dalam proyek Indra Sjafri yang mengejar tampil di Piala Dunia U-20. Meski mimpi tersebut tak tercapai, Gavin mendapatkan berkah tersendiri dari salah satu agenda persiapan sang pelatih. Ia tampil gemilang di sebuah turnamen usia muda yang bertajuk Hong Kong Jockey Club (HKJC) bersama Timnas U-18. Indonesia saat itu keluar sebagai juara dan Gavin terpilih menjadi salah satu pemain terbaik.

Tak ingin terlena dengan popularitas yang baru digapainya, Gavin memutuskan untuk menimba ilmu di Eropa untuk bergabung dengan skuat junior CFR Cluj di Rumania.

Tak lama di Cluj, Gavin pindah ke klub Jerman, TSV Niendorfer, untuk bergabung dengan skuat U-19 mereka. Pemain berdarah Amerika Serikat ini lalu memutuskan untuk kembali ke Tanah Air, pada awal tahun 2015 demi memulai karier profesionalnya. Sayang, karut-marut melanda sepak bola Indonesia yang pada saat itu terkena sanksi FIFA.

Telanjur menandatangani kontrak dengan Mitra Kukar pada awal musim 2015, keputusan Gavin bertahan di Indonesia cukup tepat. Meskipun harus bermain di beberapa kompetisi non-liga resmi, ia akhirnya merasakan persaingan kompetisi nasional Torabika Soccer Championship 2016 bersama Pusamania Borneo FC (PBFC). Meski demikian, ia belum dipercaya penuh mengisi tim utama klub Kalimantan Timur tersebut.

Kepada Goal, Gavin pernah mengakui bahwa awalnya dirinya sempat menyesal dan kecewa memutuskan untuk kembali ke Indonesia. Namun, akhirnya ia tetap optimistis untuk mengejar tujuan menjadi pemain sukses di negerinya sendiri.

Pemain kelahiran 5 April 1996 ini cukup beruntung dirinya menerima tawaran bergabung dengan Barito Putera pada awal Go-Jek Traveloka Liga 1 tahun 2017. Penampilannya di klub asuhan Jacksen Tiago itu membuat namanya sering dilirik pelatih tim nasional dilirik Luis Milla.

Sempat tak diperhitungkan akan menjadi pemain utama Milla, Gavin tampil mengesankan saat Garuda Muda membantai Mongolia dengan skor telak 7-0 di ajang Kualifikasi Piala Asia U-23. Selain piawai mengawal pertahanan, anak muda kelahiran Bali ini juga menyumbang 2 gol ke gawang Mongolia.

Ia kembali dipercaya mengawal sektor bek sayap Indonesua U-22 di ajang SEA Games 2017. Meski hanya sanggup meraih medali perunggu, publik Indonesia semakin terpesona meihat aksi-aksi Gavin. Penampilannya yang rupawan ikut membantunya menjadi pujaan. Konon, ia sering menerima tawaran menjadi bintang acara televisi berkat penampilan fisiknya yang menarik.

Namun, keputusan Gavin untuk lebih berkonsentrasi pada performanya di lapangan hijau terbukti tepat. Ia tampil sebanyak 19 kali bersama Barito di Liga 1 2017dengan torehan lima gol. Selain itu, ia juga sukses mencetak satu gol spektakuler ketika Barito bermain imbang melawan PSM Makassar.

Keberhasilannya membawa Laskar Antasari finis di papan atas membuahkan kejutan manis bagi Gavin di akhir musim. Ia terpilih untuk masuk ke dalam sebelas pemain terbaik Liga 1 2017. Selain itu, Milla terus memercayainya untuk mengisi satu slot di skuat utama tim nasional, termasuk pada saat pertandingan persahabatan bergengsi menghadapi Islandia, pertengahan Januari 2018 lalu.

Teruslah berkembang, Gavin!

Author: Mahir Pradana (@maheeeR)
Mahir Pradana adalah pencinta sepak bola yang sedang bermukim di Spanyol. Penulis buku ‘Home & Away’.