Dikenal sebagai salah satu kesebelasan top asal Italia, AC Milan punya segudang kisah menarik terkait para pemain belakangnya. Entah hasil didikan akademi ataupun dicomot dari klub lain dan bersinar selama mengenakan baju I Rossoneri.
Franco Baresi, Andrea Bonomi, Fulvio Collovati, Alessandro Costacurta, Cesare dan Paolo Maldini hingga Alessandro Nesta adalah contoh nyatanya. Penggemar sepak bola mana yang berani menyebut nama-nama di atas sebagai bek semenjana?
Pada musim panas 2015 yang lalu, Milan mengucurkan dana sebesar 25 juta euro untuk memboyong satu pemain muda anyar yang berposisi sebagai bek tengah. Dialah Alessio Romagnoli.
Saat itu, pemain yang lulus dari akademi AS Roma ini baru berusia 20 tahun. Namun segala potensi yang dimilikinya membuat Romagnoli digadang-gadang sebagai Nesta yang baru.
Sosok yang satu ini dinilai punya kemampuan mumpuni sebagai penggawa muda. Selain kokoh dalam menggalang pertahanan, Romagnoli juga cakap dalam hal menginisiasi serangan dari lini pertama.
Mundur ke tahun 2012, Romagnoli kala itu baru berusia 18 tahun mendapat kesempatan untuk melakoni debutnya sebagai pesepak bola profesional. Momen penting dalam karier Romagnoli itu hadir berkat campur tangan pelatih gaek asal Republik Ceko, Zdenek Zeman.
Tak main-main, Romagnoli langsung diturunkan Zeman sebagai starter tatkala Roma bersua Atalanta di ajang Piala Italia. Penggawa berkaki kidal ini pun mendapat kepercayaan penuh dengan merumput selama 90 menit.
Walau masih belia, Zeman jatuh hati terhadap bakat dan kemampuan yang dimiliki Romagnoli. Hal ini pula yang membuat sang allenatore memberi Romagnoli kesempatan buat mengasah kemampuan dan menebalkan kepercayaan dirinya di pertandingan-pertandingan lainnya.
Sayang, di musim berikutnya, Zeman justru mengepak kopernya dan digantikan oleh pelatih baru asal Prancis, Rudi Garcia. Menariknya, Garcia justru memberi kesempatan bermain yang lebih banyak untuk Romagnoli di musim 2013/2014. Tercatat, ia diturunkan sebanyak 11 kali dengan waktu bermain mencapai 701 menit. Tidak terlalu banyak memang, tapi hal itu memberi dampak yang cukup positif bagi perkembangannya.
Melihat potensi besar yang ada pada Romagnoli, jelang bergulirnya musim 2014/2015, salah satu pesaing Roma di Serie A, Sampdoria, mengajukan tawaran peminjaman buat sang pemain.
Dengan biaya 500 ribu euro dan opsi penebusan sebesar 2 juta euro, pemuda yang juga fasih bermain sebagai bek kiri ini pun hengkang ke Stadion Luigi Ferraris.
Di bawah asuhan Sinisa Mihajlovic, Romagnoli memperoleh mandat untuk mengawal lini belakang I Blucerchiati sebagai pemain utama. Presensi Romagnoli sebagai bek tengah Sampdoria rupanya memiliki dampak yang sangat positif.
Baca juga: Alessio Romagnoli dan Supir Pribadi Bernama Ekspektasi
Bersama nama-nama seperti Eder Citadin, Daniele Gastaldello, dan Angelo Palombo, ia berhasil membawa kesebelasan dari kota pelabuhan itu finis di posisi tujuh klasemen akhir dan lolos ke babak ketiga kualifikasi Liga Europa.
Serentetan performa apik itulah yang lantas menggoda Milan untuk mengakuisisinya. Kebetulan, jelang musim 2015/2016 bergulir I Rossoneri cuma memiliki penggawa-penggawa gaek di lini belakang seperti Alex, Philippe Mexes, dan Cristian Zapata.
Sejauh ini, Romagnoli senantiasa jadi pilihan utama di lini belakang I Rossoneri dalam tiga musim terakhir. Tak peduli bahwa pelatih Milan silih berganti dalam rentang waktu tersebut.
Bahkan di musim 2017/2018, Romagnoli juga tetap mengisi pos utama di lini belakang walau Milan mendatangkan sejumlah bek tengah baru dengan profil mentereng semisal Leonardo Bonucci dan Mateo Musacchio.
Tapi ironis, banyaknya pemain baru yang didatangkan I Rossoneri selama bursa transfer musim panas lalu justru membuat mereka kesulitan. Milan masih terseok-seok di papan tengah klasemen sementara meski telah memecat Vincenzo Montella dari kursi pelatih lantaran dianggap tidak kompeten serta digantikan oleh Gennaro Gattuso.
Namun seburuk apapun kondisi Milan saat ini, tifosi setia mereka yang akrab disapa Milanisti tentu berharap jika Romagnoli bisa terus mengasah kemampuannya agar sampai di level terbaik. Sebab dengan cara itulah Romagnoli bisa menyejajarkan diri dengan sosok Nesta atau bek-bek legendaris lain yang pernah jadi benteng tangguh di jantung pertahanan Milan.
Dalam cakupan yang lebih luas yakni tim nasional Italia, Romagnoli juga disebut-sebut bakal menjadi tumpuan utama Gli Azzurri di masa yang akan datang bersama para bek muda lain seperti Alessandro Bastoni, Mattia Caldara, dan Daniele Rugani.
Terlebih, nama-nama seperti Andrea Barzagli dan Giorgio Chiellini telah memutuskan pensiun beberapa waktu lalu usai gagal mengantar Italia lolos ke Piala Dunia 2018.
Dengan Davide Astori serta Bonucci yang lebih berpengalaman sebagai mentor, Romagnoli dan tiga difensore belia yang namanya saya catut di atas, akan menjadi andalan baru Gli Azzurri untuk bangkit dari periode negatif sekaligus berjuang mati-matian guna lolos ke Piala Eropa 2020 dan Piala Dunia 2022 mendatang.
Berkaca pada situasi tersebut, sudah sepantasnya Romagnoli terus menggembleng dirinya dalam sesi latihan ataupun pertandingan agar semakin tangguh serta mampu mengukir namanya sebagai salah satu bek hebat Italia di kemudian hari.
Ya, di pundak Romagnoli ada harapan sekaligus beban segunung yang diletakkan oleh Milanisti dan juga penggemar timnas Italia. Semoga harapan-harapan tersebut sanggup diemban dan dijawabnya lewat cara yang gemilang.
Tanti auguri, Alessio.
Author: Budi Windekind (@Windekind_Budi)
Interista gaek yang tak hanya menggemari sepak bola tapi juga american football, balap, basket hingga gulat profesional