Turun Minum Serba-Serbi

Italia dan Negara-Negara Besar yang Pernah Gagal Lolos Piala Dunia

Italia gagal? Juara dunia empat kali tidak ikut Piala Dunia 2018 di Rusia? Ini bukan lelucon atau kabar bohong, tetapi benar adanya.

Miris memang. Italia dengan pemain senior selevel Gianluigi Buffon, Leonardo Bonucci, Giorgio Chiellini, dan Andrea Barzagli. Generasi jaman now pun masih ada sederet pemain hebat seperti Lorenzo Insigne, Andrea Belotti, Marco Veratti, dan Ciro Immobile yang gemilang di Serie A dan kompetisi Eropa. Tetapi ironis bahwa mereka harus puas menjadi penonton di Piala Dunia tahun depan. Negeri Pizza ini tersingkir setelah di playoff leg kedua hanya mampu bermain imbang di San Siro, Milan.

Baca juga: Addio Italia dan Selamat Datang Kembali Swedia!

Di laga pertama di Swedia, tim asuhan Gian Piero Ventura kalah 0-1. Dengan hasil seri di laga kedua, negeri Skandinavia ini unggul agregat satu gol dan berhak lolos ke Rusia. Dan tim asuhan Janne Anderson ini mencetak rekor juga dengan menjadi negara pertama yang lolos dengan menghadapi tiga finalis Piala Dunia; Prancis dan Belanda di kualifikasi grup, dan Italia di playoff.

Kegagalan Italia adalah pertama kali sejak gagal lolos ke Piala Dunia 1958 di Swedia. Tentunya, Piala Dunia tahun depan akan terasa beda tanpa kehadiran tim Azzurri setelah sebelumnya finalis Piala Dunia tiga kali, Belanda, dan juara Copa America dua kali, Cile, sudah lebih dulu memastikan masuk kotak.

Selain Italia, beberapa negara dengan reputasi sepak bola yang cukup mentereng juga pernah merasakan pahitnya tidak lolos ke Piala Dunia.

Argentina (1970)

Kegagalan tim Tango berlaga di Piala Dunia 1970 Meksiko ini adalah buntut dari intervensi presiden negara tersebut terhadap federasi sepak bola Argentina (AFA). Akibatnya, presiden AFA serta staf dan pelatih tim nasional ikut mengundurkan diri.

Situasi serba kacau ini berpengaruh pada penampilan tim nasionalnya. Berada satu grup bersama Bolivia dan Peru, Argentina harus menelan dua kali kekalahan tandang, sekali menang, sekali imbang. Dan hasil ini membuat negeri penghasil perak ini duduk manis menyaksikan perhelatan akbar dari rumah masing-masing.

Tahun ini, Argentina nyaris saja bernasib sama seperti 48 tahun lalu. Kinerja Lionel Messi dan kolega bersama tim nasional tidak secemerlang saat membela klub masing-masing. Beberapa mulai mengkhawatirkan dan membayangkan Piala Dunia tanpa Messi dan pemain-pemain selevel Paolo Dybala dan Mauro Icardi.

Tetapi, Messi menjadi penyelamat negaranya saat bertandang ke kandang Ekuador di laga hidup-mati kualifikasi. Hattrick penyerang Barcelona ini membawa Argentina lolos ke Rusia.

 

Timnas Inggris 1994

Inggris (1974, 1978, 1994)

Prestasi Negeri Ratu Elizabeth ini merosot setelah juara Piala Dunia 1966 di rumah sendiri. Tahun 1970, mereka masih mampu melaju ke delapan besar di Meksiko. Sekalipun kalah atas Brasil (yang akhirnya menjadi juara), penyelamatan Gordon Banks dengan satu tangan saat memblok sundulan Pele menjadi peristiwa yang tak terlupakan bagi para pendukung The Three Lions.

Sayangnya, Inggris gagal lolos di Piala Dunia dua edisi berikutnya (1974 dan 1978). Dan setelah penampilan gemilang di Piala Dunia 1990 Italia dengan mencapai semifinal, Inggris justru masuk kotak lagi dan tidak berlaga di Piala Dunia 1994 di Amerika Serikat.

 

tim nasional Belanda

Belanda (1982, 1986, 2002, 2018)

Tim Oranje tidak akan berlaga di Piala Dunia 2018. Arjen Robben memutuskan gantung sepatu menyusul kegagalan negaranya. Tetapi, finalis Piala Dunia tiga kali ini sudah pernah merasakan tidak enaknya gagal ke Piala Dunia beberapa kali. Saat gagal ke Piala Dunia 1986, sudah ada nama-nama seperti Ruud Gullit dan Marco van Basten. Tetapi, mereka menebus kegagalan dengan menjuarai Piala Eropa dua tahun kemudian.

Tahun 2002, diperkuat dengan pemain seperti Edgar Davids, Clarence Seedorf, dan Ruud van  Nistlerooy, mereka gagal ke Piala Dunia yang berlangsung di Korea Selatan dan Jepang.

 

Alexis Sanchez Menjadi Pahlawan

Cile (1934, 1938, 1954, 1958, 1970, 1978, 1986, 1990, 1994, 2002, 2006, 2018)

Jelang laga kualifikasi Piala Dunia berakhir, banyak yang menebak-nebak apakah Cile atau Argentina yang bakal tersingkir dari zona CONMEBOL. Alexis Sanchez dan kolega memang sempat naik ke peringkat empat dan Argentina turun, tetapi tidak ada jaminan aman juga dan segala kemungkinan masih bisa terjadi.

Ternyata, di laga terakhir, Cile kalah tiga gol atas Brasil yang sudah memastikan lolos. Dan Argentina lolos dari lubang jarum setelah hattrick Lionel Messi membenamkan Ekuador, yang sudah tidak punya harapan lagi. Hasil imbang Kolombia dengan Peru menguatkan hasil bahwa Peru berhak ke babak play-off menghadapi wakil zona Oseania. Argentina dan Kolombia lolos, sementara Cile tersisih.

Cile negara yang sepak bolanya mulai bangkit dengan hadir di Piala Dunia 2010 dan 2014. Mereka berhasil juara Copa America dua kali serta menjadi finalis Piala Konfederasi tahun ini. Pemain-pemain seperti Eduardo Vargas, Arturo Vidal, Alexis Sanchez, Claudio Bravo sudah malang melintang di kompetisi Eropa dengan sejumlah catatan mengesankan. Tetapi sayangnya, mereka gagal membawa negaranya berlaga di turnamen terakbar dunia tahun depan.

 

Timnas Prancis 1994

Prancis (1994)

Empat tahun setelah absen di 1994, Prancis menjuarai Piala Dunia di rumah sendiri. Kita mengenal nama-nama seperti Zinedine Zidane, Nicolas Anelka, Bixente Lizarazu, David Trezequet, Patrick Viera, dan lainnya yang segera menjadi menjadi idola. Tetapi empat tahun sebelumnya, Prancis mengalami kisah miris saat gagal ke Piala Dunia 1994 di Amerika Serikat. Parahnya lagi, mereka gagal karena kalah di dua laga terakhir melawan Israel dan Bulgaria.

 

Kredit: These Football Times

Yugoslavia (1994)

Saat masih utuh bernama Yugoslavia, negeri ini mempunyai sederet pemain berbakat seperti Dejan Savicevic, Dragan Sotjkovic, Sinisa Mihajlovic, dan sebagainya. Tetapi, perang saudara menghancurkan segalanya. Negara-negara bagian memisahkan diri menjadi negara merdeka sendiri. FIFA melarang ikut kualifikasi Piala Dunia 1994 akibat perang tersebut.

Saat ini, negara-negara pecahan Yugoslavia sudah menjadi negara merdeka. Kita bisa menyaksikan aksi beberapa pemain seperti Luca Modric (Kroasia) dan Nemanja Matic (Serbia) yang membawa negaranya lolos ke Rusia.

 

Uni Soviet (1974)

Lagi-lagi urusannya politik. Uni Soviet menolak bertanding menghadapi Cile di laga playoff. Ini karena stadion yang digunakan di Santiago, pernah dipakai menjadi ajang pembantaian bagi para pendukung pemimpin beraliran kiri, Salvador Allende.

Ini laga yang paling tidak menyenangkan. Para pemain Cile hadir di stadion tanpa lawan dan hanya menendang bola ke gawang sendiri. FIFA akhirnya memutuskan memberikan jatah kepada negara Amerika Latin tersebut.

Author: Yasmeen Rasidi (@melatee251)