Eropa Inggris

Menyapa Pengganti Alexis Sanchez di Arsenal: Cristian Pavon

Arsenal bergerak cepat untuk menyelesaikan saga transfer Alexis Sanchez. Bukan hanya memikirkan besaran nilai transfer, manajemen The Gunners langsung mengupayakan pembelian pemain pengganti Alexis. Salah satu nama yang tengah dipertimbangkan dengan seksama adalah Cristian Pavon. Mari menyapa pemuda dari Argentina tersebut.

Situasi Alexis

Dalam beberapa hari terakhir, nama Alexis dan Manchester City semakin intensif disandingkan dalam satu berita transfer. City semakin serius melakukan pendepatan, untuk mendapatkan tanda tangan mantan pemain Udinese tersebut. Jika proses negosiasi berjalan lancar, sekitar minggu depan, Alexis sudah akan resmi menjadi pemain The Citizens.

Besarnya nilai transfer menjadi bahasan yang belum ketahuan kejelasannya. Menyitir pemberitaan terakhir, City sudah mengajukan proposal resmi dengan nilai “hanya” 18 juta paun. Sementara itu, Arsenal teguh memegang banderol Alexis senilai 30 juta paun. Cukup jauh memang selisih tawaran dan banderol.

Untuk mengurai benang kusut saga transfer Alexis, hari Kamis (11/1) atau Jumat (12/1) waktu Indonesia, kedua klub akan bertemu. Pokok pembicaraan adalah mencari titik temu nilai transfer Alexis. Diperkirakan, transfer ini akan terjadi ketika City berani menaikkan penawaran hingga sekitar 25 juta paun.

Di sini perlu juga ditekankan kembali soal nilai transfer Alexis yang “begitu murah”. Pertama, kontrak Alexis akan habis di musim panas 2018. Kedua, di bulan Januari 2018 ini, Alexis bisa dengan bebas bernegosiasi dengan klub mana saja menggunakan aturan Bosman. Ketiga, mantan pemain Barcelona itu sendiri sudah ingin hengkang. Keempat, praktis, saat ini hanya City yang menjadi peminat serius, dengan kemampuan finansial untuk memenuhi permintaan gaji si pemain.

Empat alasan di atas perlu selalu diingat ketika membicarakan “rendahnya” nilai transfer Alexis.

Situasi para pengganti yang perlu dipahami

Gerak cepat. Arsenal ingin sesegera mungkin mendapatkan kepastian pemain baru sebelum akhirnya dengan iklas melepas Alexis. Oleh sebab itu, menjadi masuk akal apabila Arsenal berpikir dua kali sebelum mendekati beberapa pemain yang sebelumnya sudah ramai menghiasi pemberitaan sebagai “calon pengganti Alexis”.

Thomas Lemar? Pemain AS Monaco tersebut, saat ini, secara intensif tengah didekati Liverpool. Tentu, sungguh tidak sehat jika Arsenal bersaing dengan klub yang baru saja melepas pemainnya dengan harga 140 juta paun. Jika memaksa membuka “perang harga”, Liverpool tentu unggul secara besaran dana.

Nabil Fekir? Sebenarnya, nama Fekir menjadi sosok yang dirasa paling pas untuk menjadi pengganti Alexis. Tak hanya kreatif, Fekir juga tajam dan punya jiwa kepemimpinan. Namun, ada satu ganjalan yang berpotensi membuat proses pembelian Fekir menjadi terlalu lama. Ganjalan yang dimaksud adalah sosok Presiden Lyon, Jean-Michael Aulas.

Aulas punya sentimen negatif dengan Arsenal. Situasi inilah yang membuat pembelian Alexandre Lacazette di musim panas yang lalu menjadi berlarut-larut. Dan pada akhirnya, Arsenal gagal menurunkan harga Lacazette karena kerasnya hati Aulas.

Malcom dan Julian Draxler? Hingga tulisan ini dibuat, tak ada kabar pendekatan yang nyata yang sudah dilakukan Arsenal. Berbicara pendekatan yang nyata, Arsenal sudah melakukan pendekatan dengan penyerang sayap Boca Junior bernama Cristian Pavon. Dipercaya, proses transfer ini akan segera terjadi.

Menyapa Cristian Pavon

Penyerang sayap asal Argentina ini masih berusia 21 tahun. Melihat caranya menggiring bola, Pavon dan Alexis punya kemiripan. Mereka berdua punya posisi ideal, yaitu penyerang sayap sebelah kiri. Kebiasaan menggiring bola masuk ke dalam kotak penalti (cut inside) juga sangat mirip.

Pavon mempunya beberapa kelebihan. Pertama, variasi teknik menembak bola. Secara ringkas, didukung bangun fisik yang ideal, Pavon bisa melepas tembakan dari berbagai macam sudut, dengan akurasi yang terjaga. Teknik ini membuat dirinya mampu mencatatkan rata-rata 2,3 tembakan tepat ke arah gawang di setiap laga, dengan rata-rata gol mencapai 0,3.

Kelebihan kedua Pavon adalah kekuatan tembakan menggunakan kaki dominannya. Pavon sendiri banyak menembak dari sisi kanan gawang, dan mengarahkan bola ke tiang jauh. Pun ketika berada di sekitar depan kotak penalti (tidak lurus sejajar), kebiasaannya mengarahkan ke tiang jauh tetap terlihat. Kebiasaan ini justru memberi keuntungan karena penjaga gawang akan sulit menjangkau bola.

Kelebihan ketiga Pavon adalah keberaniannya mendobrak berikade lawan menggunakan giringan bola. Tak jauh berbeda dengan kebiasaan Alexis, yang perlu dibenahi Pavon adalah ketajaman giringan. Maksudnya, di beberapa situasi, kontrol bola Pavon ketika berakselerasi menggunakan bola masih belum mantap. Seiring pertambahan usia dan pengalaman bertanding, seharusnya, kekurangan ini bisa diperbaiki.

Pekerjaan rumah bagi Wenger, jika Pavon jadi bergabung adalah memastikan si pemain bisa beradaptasi dengan lancar dan cepat. Si pemain akan datang dengan memikul ekspektasi yang berat untuk langsung memberi kontribusi. Mengapa? Karena sebelumnya, banyak pendukung Arsenal yang mengharapkan nama-nama besar yang didatangkan untuk menjadi pengganti Alexis.

Terlepas dari bermain buruk, atau langsung memberi dampak signifikan, nama Pavon akan selalu dibandingkan dengan Alexis. Situasi ini, jika tak direspons secara hati-hati, akan berpotensi menjadi racun bagi pemain muda. Inilah salah satu risiko mendatangan pemain muda untuk menggantikan pemain berkaliber besar.

Author: Yamadipati Seno (@arsenalskitchen)
Koki Arsenal’s Kitchen