Eropa Inggris

Aroma Kuat Portugal dan Geliat Ambisius Wolverhampton Wanderers

Pernah dengar tentang Wolverhampton Wanderers? Klub sepak bola yang berbasis di West Midlands, Inggris ini, memang tidak begitu populer, jadi wajar apabila nama Wolverhampton Wanderers terdengar asing di telinga. Mereka memang sempat memiliki masa jayanya, namun itu sudah 80 tahun yang lalu.

Di era milenial ini, Wolves, begitu klub tersebut kerap kali dipanggil, memang sempat beberapa kali bermain di Liga Primer Inggris. Di musim 2009/2010 hingga 2011/2012, mereka mampu bermain di kasta tertinggi sepak bola Inggris, namun di musim 2012/2013, mereka benar-benar terpuruk di divisi Championship, hingga terdegradasi kembali ke League One, kompetisi kasta ketiga Liga Inggris.

Untungnya, mereka mampu kembali ke divisi Championship di musim berikutnya, meskipun tak pernah beranjak dari papan tengah klasemen. Hingga akhirnya, di musim 2017/2018 ini, datanglah Nuno Espirito Santo dan beberapa orang Portugal lainnya.

Nuno Espirito Santo adalah manajer asal Portugal yang baru direkrut manajemen Wolves di awal musim ini. Ia menjadi pengganti dari Paul Lambert, manajer asal Skotlandia yang secara mengecewakan hanya berhasil membawa Wolves finis di peringkat 15 Championship musim lalu. Espirito Santo tak datang sendiri dari Portugal. Ia membawa beberapa kolega senegaranya, dan lihat apa dampak yang mereka bawa bagi Wolverhampton saat ini.

Musim ini memang baru setengah jalan, namun promosi ke Liga Primer Inggris sudah nampak menjadi satu kepastian bagi Wolves ketika liga berakhir nanti. Saat ini, mereka berhasil mengumpulkan 61 poin dari 26 pertandingan, memberi jarak sebesar 12 poin terhadap peringkat kedua, Derby County.

Meski hanya terjadi di kompetisi kasta kedua, namun kebangkitan Wolves yang lima tahun lalu berkubang di League One dan musim-musim berikutnya hanya berkutat di papan tengah, terhitung mengagumkan. Faktor utama dari kebangkitan Wolverhampton ini adalah, seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, Espirito Santo dan beberapa gerbong pesepak bola Portugal yang dibawanya.

Perekrutan Espirito Santo sendiri sebenarnya adalah satu prestasi terbaik yang berhasil dicatatkan manajemen Wolverhampton. Manajer muda tersebut sebelumnya pernah menangani klub-klub yang cukup tenar, seperti FC Porto dan Valencia. Pria berusia 43 tahun ini mengawali karier manajerialnya bersama klub medioker Portugal, Rio Ave.

Bersama Rio Ave, Espirito Santo berhasil menunjukkan bahwa ia adalah salah satu manajer muda yang berpotensi, yang ia buktikan dengan keberhasilannya membawa Rio Ave ke final Piala Portugal dan Piala Liga, serta masuk ke Liga Europa untuk pertama kalinya sepanjang sejarah klub. Ketika menukangi Valencia dan Porto pun ia dapat dikatakan tak gagal, meski perjalanannya juga tak dapat dibilang mulus.

Oleh karena itu, wajar apabila Espirito Santo diekspektasikan untuk sukses bersama Wolves, ekspektasi yang sejauh ini berhasil ia emban dengan sempurna. Materi pemainnya memang tergolong di atas rata-rata bagi klub yang berkecimpung di kasta kedua, namun ia benar-benar mampu memaksimalkan sumber daya yang ia miliki.

Menurut Express and Star, skema 3-4-3 yang diterapkan oleh Espirito Santo adalah kunci dari permainan Wolves yang terlihat lebih modern ketimbang rival-rivalnya. Tak hanya itu, mantan kiper ini juga andal dalam mengelola mood pemain-pemainnya.

Ia tak pernah menunjuk satu individu dalam kesuksesan timnya. Alih-alih, ia selalu menyebut bahwa keberhasilan Wolves saat ini adalah hasil dari kerja sama tim, termasuk semua staf yang bekerja. Hal ini, membuat atmosfer yang ada di Molineux Stadium tetap kondusif.

Meskipun begitu, Espirito Santo banyak terbantu oleh kolega senegaranya yang ia bawa serta ke Wolverhampton di awal musim ini. Klub yang memakai warna oranye yang khas di seragamnya ini memang belanja besar di bursa transfer musim panas lalu dengan total 13 pemain mereka rekrut.

Menariknya, 5 dari 13 pemain tersebut memiliki paspor Portugal. Mereka adalah Roderick Miranda, Ze Nuno Xavier, Ruben Vinagre, Diogo Jota, dan tentunya rekrutan yang cukup membuat gempar, mantan kapten FC Porto, Ruben Neves. Selain pemain berpaspor Portugal, ia juga merekrut beberapa pemain yang pernah bermain di Liga NOS Portugal, seperti bek tengah Willy Boly yang didatangkan dari Porto, dan penyerang asal Brasil, Leo Bonatini, yang pernah bermain di Estoril.

Namun, bukan berarti mereka direkrut hanya karena kewarganegaraan mereka, namun terbukti pemain-pemain ini berhasil menjadi kunci dari skema Espirito Santo.

Di antara kelima pemain Portugal ini, Neves, Miranda, dan Jota yang berhasil mencuri perhatian. Neves dengan kemampuannya sebagai metronom lini tengah berhasil menjadi pusat permainan. Harganya yang menjadi rekor perekrutan klub Championship berhasil terjustifikasi lewat performanya yang brilian. Miranda mampu menampilkan kemampuan bertahan yang solid. Jota menjadi pemain yang paling menonjol, mengingat pemain pinjaman dari Atletico Madrid ini merupakan salah satu wonderkid di Eropa.

Memiliki skill set yang komplit, Jota berhasil menjadi tumpuan di lini serang Wolves. Namun, bintang utama dari permainan Wolves saat ini adalah sang juru gedor, Bonatini. Penyerang yang dipinjam dari Al Hilal ini berhasil menjadi top skor klub sekaligus top skor ketiga Championship dengan 12 gol. Catatannya ini ditambah dengan total lima asis yang sudah ia catatkan. Singkatnya, kontribusi rekrutan baru, yang berasal dari Portugal, berhasil mempermudah kerja Espirito Santo.

Kali ini, Wolves seolah memiliki daya tarik tersendiri, terutama bagi pemain yang berasal dari Iberia. Perekrutan Ruben Neves tentunya menjadi pengangkat reputasi Wolves sebagai klub yang akrab dengan wonderkid muda. Di bursa transfer Januari ini, Espirito Santo lagi-lagi berhasil menarik satu bakat muda potensial.

Ia adalah Rafa Mir, penyerang berusia 20 tahun yang berasal dari Valencia, yang kabarnya sempat diincar oleh Real Madrid! Bayangkan, betapa besar karisma Espirito Santo hingga ia berhasil memikat bakat muda yang diincar oleh klub sekelas Madrid, untuk bertarung bersamanya di kompetisi kasta kedua.

Selain Rafa Mir, kabarnya Wolves kini tengah mengincar Nelson Oliveira, juru gedor asal Portugal, yang kini bermain bagi Norwich City. Oliveira sempat digadang-gadang menjadi ujung tombak utama Selecao das Quinas, namun performanya tak memenuhi ekspektasi hingga kariernya jeblok. Meskipun begitu, tetap saja Oliveira sempat menjadi nama yang populer, dan ini membuktikan bahwa Wolves memang memiliki magnet tersendiri dalam diri Espirito Santo.

Dengan promosi yang sudah di pelupuk mata, tentunya menarik untuk dinanti bagaimana pria-pria Portugal ini akan berkompetisi di Liga Primer Inggris. Tentu saja dengan catatan mereka semua akan bertahan di Wolves musim depan, karena berkaca pada performa mereka saat ini, bisa dipastikan banyak klub yang akan mengantre untuk mendapat tanda tangan tak hanya pemain-pemain tersebut, namun juga sang manajer.

 

Author: Ganesha Arif Lesmana (@ganesharif)
Penggemar sepak bola dan basket