Saat ini, Bundesliga tengah masuk ke fase libur paruh musimnya. Paruh musim awal, atau Hinrunde, menyisakan banyak cerita. Salah satu klub yang mengalami banyak momen di Hinrunde Bundesliga adalah Borussia Dortmund. Football Tribe memiliki kesempatan untuk bekerja sama dengan Bundesliga Fanatic, yang telah memberikan review Hinrunde Borussia Dortmund, yang performanya naik turun seperti roller coaster.
Silakan menikmati!
Cerita Hinrunde Dortmund
Apa yang terjadi dengan Dortmund di paruh musim awal ini? Tak salah rasanya apabila membandingkan dengan kembang api yang terbang ke langit dengan kecepatan tinggi, hanya untuk turun lagi, atau seperti layaknya roller coaster yang melaju kencang ke putaran hanya untuk kembali ke bawah.
Tak ada ekspektasi besar terhadap Die Schwarzgelben di awal musim ini ketika manajer anyar, Peter Bosz, mengambil alih. Namun, start brilian Dortmund membuat harapan suporter mereka membubung.
Performa apik ketika mengalahkan Bayern München di Piala Super Jerman, dan pembantaian terhadap FC Rielasingen-Arlen di ronde pertama DFB-Pokal, menjadi awal sempurna Dortmund di musim ini. Selanjutnya, mereka berhasil mengawali kiprah di Bundesliga dengan kemenangan atas Wolfsburg dan Hertha Berlin, berhasil mencetak lima gol tanpa kebobolan barang sekalipun.
Mereka sempat terbuai setelah imbang tanpa gol melawan SC Freiburg, namun sesudah itu, hari berjalan seperti biasa dengan kemenangan 5-0 atas Köln, 3-0 atas Hamburg, dan kemenangan telak atas rival, Borussia Mönchengladbach dengan skor 6-1. Di matchday ketujuh, mereka berhasil mengalahkan Augsburg dengan skor 2-1, membuat mereka duduk di puncak klasemen Bundesliga dengan selisih lima poin dari Bayern di posisi kedua. Rekor mereka pun sangat impresif, tak terkalahkan di tujuh laga tersebut plus selisih gol mencapai +19 dengan hanya keboboan sebanyak dua kali. Ini menjadi puncak dari Hinrunde mereka.
Kemerosotan Dortmund harusnya dapat disadari oleh Bosz setelah laga melawan Tottenham Hotspur dan Real Madrid di Liga Champions. Garis pertahanan mereka yang begitu tinggi, tak mempan terhadap pemain-pemain Spurs dan Madrid yang berkualitas, hingga kemudian hal ini disadari dan dieksploitasi oleh klub-klub Bundesliga. Kekalahan kandang 3-2 atas RB Leipzig menjadi awal dari bencana yang datang.
Di laga berikutnya mereka membuang keunggulan dua gol atas Frankfurt, sebelum di laga selanjutnya secara mengejutkan harus takluk dari Hannover dengan skor 4-2. Cara Hannover untuk mematahkan perlawanan Dortmund dengan serangan balik yang cepat, seharusnya membuat alarm tanda bahaya berbunyi, namun sepertinya Bosz tuli akan alarm tersebut.
Di laga Der Klassiker melawan Bayern, mereka dipermalukan di kandang sendiri dengan skor 3-1. Di laga tersebut, kelihatan jelas Dortmund kalah kelas ketimbang lawannya. Di laga berikutnya mereka kembali takluk, kali ini di tangan klub promosi, VfB Stuttgart. Di laga dengan tajuk Revierderby melawan Schalke 04, Dortmund disebut telah menemukan kembali ritmenya setelah unggul 4-0 di babak pertama.
Sayang, di babak kedua mereka ditampar kencang dan mendapati Schalke berhasil menyamakan kedudukan lewat gol di menit akhir. Kekalahan 2-1 atas Werder Bremen menjadi akhir karier Bosz di bangku cadangan Dortmund, dan keunggulan lima poin di tujuh laga awal atas Die Roten berubah menjadi defisit 13 poin.
Pengangkatan Peter Stöger sebagai manajer hingga akhir musim nanti tak kalah mengejutkan, mengingat rekornya yang kurang baik bersama Köln. Namun, ia berhasil menunjukkan bahwa ia adalah piihan yang tepat setelah membawa Dortmund menang berturut-turut atas Mainz dan Hoffenheim.
Singkat cerita, Hinrunde Dortmund layak disebut seperti roller coaster.
Statistik
- Dortmund memimpin di Bundesliga dalam rata-rata operan yang berujung gol, dengan total rata-rata 13,4 operan
- Pemain bertahan, Sokratis Papastathopoulos, berhasil mencatatkan 1129 operan dengan persentase sukses sebesar 91 persen. Hanya bek kanan Bayern, Joshua Kimmich, dan gelandang Leipzig, Diego Demme, yang berada di atasnya.
- Kemenangan atas Augsburg di matchday ketujuh menjadi tiga poin terakhir Dortmund hingga 73 hari kemudian, ketika mereka berhasil menang atas Mainz di matchday
Pemain terbaik: Christian Pulisic
Kepergian Ousmane Dembele berhasil membuka ruang bagi Pulisic untuk bersinar. Pemuda berusia 19 tahun tersebut berhasil meneruskan jejak Dembele sebagai pemain muda terbaik Dortmund. Pulisic, yang baru saja dinobatkan sebagai Pemain Terbaik Timnas Amerika Serikat 2017 ini, berhasil mencatatkan tiga gol dan satu asis. Ia juga berhasil memuncaki daftar dribel sukses di Bundesliga dengan total 126 dribel, 19 dribel di atas Kingsley Coman di posisi dua.
Laga terbaiknya mungkin ketika Dortmund menang atas Wolfsburg di pembukaan liga, dan ia salah satu pemain Der BVB yang tampil baik di laga melawan Bayern. Di usianya yang masih muda, ia hanya akan berkembang menjadi lebih baik lagi, namun Dortmund harus mempertahankannya mati-matian mengingat rumor tentang ketertarikan klub lain mulai beredar.
Rapor pembelian musim panas
Dortmund melakukan beberapa pembelian di bursa transfer musim panas lalu, namun tak semuanya mengalami kesuksesan. Maximilian Philipp mampu tampil impresif, namun sayang cedera menghampirinya di matchday 14 melawan Bayer Leverkusen. Sebelumnya, ia berhasil mencatatakan enam gol dan dua asis.
Omer Toprak mampu tampil di delapan laga, namun setelah Bosz berhasil mematenkan formasi tiga beknya, ia tersingkir. Andriy Yarmolenko berhasil menyesuaikan diri dengan baik sebagai pengganti Dembele dengan catatan tiga gol dan tiga asis.
Dan-Axel Zagadou, bek muda asal Prancis mampu tampil memukau meski pada awalnya ia hanya bermain sebagai pelapis. Mahmoud Dahoud hanya tampil sejak awal laga sebanyak empat kali, jadi sulit untuk menilainya, meskipun ketika diberi kesempatan, ia berhasil tampil memukau. Jeremy Toljan berhasil mendapatkan sembilan start, namun tak pernah benar-benar berhasil memukau. Jadon Sancho, remaja berusia 17 tahun hanya tampil beberapa menit saja.
Titik terendah Hinrunde
Kekalahan atas Werder Bremen menjadi titik terendah Dortmund di Hinrunde ini. Bremen sendiri tengah terpuruk, namun mereka mampu membuat Dortmund tampil lebih buruk lagi di kandang sendiri.
Titik tertinggi Hinrunde
Kemenangan telak 6-1 atas Gladbach bisa dikatakan sebagai titik tertinggi Dortmund di Hinrunde ini. Dortmund mampu tampil impresif dan menang telak atas rivalnya.
Prospek ke depan
Siapa yang bisa memprediksi prospek Dortmund di Ruckrunde? Mampukah Peter Stöger membawa pemain-pemainnya tampil lebih baik? Tekanan untuk finis di empat besar tentu membumbung, namun setidaknya, dengan talenta yang ia miliki, tak mungkin Dortmund akan terkunci di posisi mereka saat ini.
Author: Mathew Burt (@matburt74)
Penerjemah: Ganesha Arif Lesmana (@ganesharif)