Eropa Jerman

Ada Apa dengan Borussia Dortmund?

Optimistis membubung kala Borussia Dortmund sempat mengawali musim dengan sempurna. Dengan datangnya Peter Bosz, manajer yang berhasil membawa Ajax Amsterdam masuk ke final Liga Europa, menggantikan Thomas Tuchel, yang dinilai gagal karena hanya membawa Dortmund finis di peringkat tiga Bundesliga musim lalu, Der BVB bermain dengan luar biasa. Mereka berhasil mengumpulkan 19 poin di tujuh laga pertama, dan berhasil menguasai liga setelah juara musim lalu, Bayern München, yang juga merupakan juara lima musim berturut-turut, tertinggal lima poin di posisi kedua.

Apa yang terjadi sesudah tujuh laga awal tersebut tampak mengejutkan dan sulit dijelaskan. Dalam enam laga berikutnya di Bundesliga, mereka hanya meraih dua poin, lalu di Liga Champions, mereka dua kali imbang melawan tim semacam APOEL Nicosia, dan kalah melawan Tottenham Hotspur dua kali.

Mereka hanya mampu menang di DFB-Pokal melawan klub divisi tiga, 1.FC Magdeburg. Apa yang terjadi dengan tim yang digadang-gadang mampu menjadi juara liga di akhir musim nanti? Saat ini, Bayern sudah unggul delapan poin dari Dortmund, yang kini terdampar di posisi lima. Die Borussen juga kini tersisih dari Liga Champions setelah hanya mengumpulkan dua poin dari dua seri dan tiga kekalahan, bahkan mereka masih bisa tergeser dari jatah Liga Europa oleh APOEL. Semua hal tak berjalan baik bagi Bosz.

Hari Sabtu lalu (25/11), mereka menjalani derbi Ruhr melawan Schalke. Laga itu awalnya berjalan sempurna bagi Mario Götze dan kolega, namun berakhir menjadi bencana. Setelah laga berjalan 25 menit, Dortmund sudah unggul dengan selisih empat gol, bahkan juru gedor andalan mereka, Pierre-Emerick Aubameyang, hampir menambah gol kelima bagi timnya jelang bubaran babak pertama.

Semua orang kagum akan performa tim asuhan Bosz, dan semua editorial di Jerman sudah menentukan tema mereka tentang performa Dortmund yang berhasil membungkam rival terberatnya itu. Namun, apa yang terjadi kemudian sangat mengejutkan sekaligus membuat terpukau orang-orang di seluruh dunia.

Schalke, yang dimanajeri oleh Domenico Tedesco, yang sempat meminta wasit untuk meniup peluit babak pertama lebih awal sebelum gol keempat Dortmund terjadi, mampu comeback dan menyamakan kedudukan di injury time! Dengan hasil ini, Dortmund, untuk keenam kalinya berturut-turut, gagal memetik poin penuh, dan tentu hasil seri ini lebih menyakitkan dari kekalahan apapun.

Meskipun Dortmund tampil tanpa ampun di 45 menit pertama laga melawan pertahanan Schalke yang loyo, giliran di babak kedua, pertahanan mereka-lah yang menjadi lembek seperti bubur. Bek berusia 18 tahun, Dan-Axel Zagadou mungkin menjadi tersangka utama di sini.

Mantan bek Paris Saint-Germain yang baru masuk di menit-menit terakhir tersebut ‘berkontribusi’ terhadap comeback Schalke ketika ia gagal menghentikan Daniel Caligiuri yang mencetak gol ketiga, dan tidak menjaga Naldo dengan baik saat bek Schalke tersebut mencetak gol keempat sekaligus penyama kedudukan bagi Die Knappen. Tak hanya Zagadou, Aubameyang juga menjadi pesakitan setelah kartu merahnya di menit 72 yang tentu membuat timnya limbung.

Kemasukan 18 gol di enam laga, berbanding dua di tujuh laga awal, menunjukkan bahwa masalah yang dimiliki Bosz ada di lini pertahanannya. Bagaimana mungkin satu tim tak mampu menang setelah unggul 4-0, dan babak belur di satu babak seperti yang Dortmund tunjukkan di babak kedua?

Hal ini tentu menjadi pertanyaan semua orang terhadap satu orang tertentu, yaitu Peter Bosz. Apakah manajer asal Belanda tersebut membuat keputusan yang buruk di laga tersebut? Mengapa ia memberikan timnya hari libur sehari sebelum derbi yang penting?

Dengan hasil ini, masa depan Bosz tentu menjadi semakin buram. Minggu kemarin, petinggi klub memutuskan untuk menunda penentuan nasib Bosz, yang akan sangat bergantung di dua laga ke depan melawan Bayer Leverkusen dan Real Madrid, yang tentunya tak akan berjalan mudah. Akan menarik untuk dinanti, apakah Bosz memiliki rencana B untuk menyelamatkan nasibnya dan juga timnya, atau ia sudah kehabisan akal dan taktiknya kembali terbaca oleh lawan.

Disclaimer: Naskah disarikan dari kolom Kim Daempferling di Kickers, dengan persetujuan untuk ditayangkan oleh Football Tribe Indonesia

Author: Ganesha Arif Lesmana (@ganesharif)
Penggemar sepak bola dan basket