Eropa Inggris

Adnan Januzaj Tepis Kritik dari Thomas Tuchel

Bagi yang memainkan gim simulasi Football Manager, tentu tahu bagaimana dahulu Adnan Januzaj disebut sebagai gelandang dengan potensi yang luar bisa. Bahkan sejak masih remaja, ia sudah diprediksikan akan menjadi pemain besar di masa mendatang. Tetapi sejauh ini, sepertinya ia tidak mencapai ekspektasi yang dibebankan kepadanya. Semua pihak tentu terkejut bagaimana saat ini ia bisa terdampar di Real Sociedad.

Salah satu yang menarik perhatian dalam karier Januzaj sejauh ini adalah masa pinjamannya ke Borussia Dortmund dan Sunderland. Di dua kesebelasan tersebut, Januzaj tidak mampu menampilkan kemampuan terbaiknya. Bahkan pelatih Dortmund kala itu, Thomas Tuchel, sampai memberikan kritikan bahwa pemain asal Belgia ini tidak memiliki sikap dan motivasi yang dibutuhkan untuk sukses.

Mengetahui hal tersebut, Januzaj kemudian bereaksi. Ia beranggapan bahwa apa yang diucapkan oleh Tuchel adalah sesuatu yang bodoh. Ia bahkan membandingkan apa yang dilakukan oleh Tuchel ketika menangani Dortmund, dengan apa yang dilakukan manajer legendaris, Sir Alex Ferguson.

“Saya pikir itu (yang diucapkan Tuchel) adalah sesuatu yang bodoh,” ujar Januzaj seperti yang dilansir Daily Mail.

“Apabila saya memang hanya bermain karena kontrak, saya tentu sudah berhenti bahkan saat ini. Sejak saya masih bocah saya sudah mencintai sepak bola. Saya memulai sejak usia empat tahun, dan hanya (bermain sepak bola) itu saja yang saya inginkan.”

“Saya punya catatan yang cukup bagus ketika mulai bermain. Sir Alex bahkan mengirimi saya pesan dan menelepon saya. Ia bilang ‘terus bekerja keras, jangan pernah menyerah, hidup terus berjalan. Kamu punya kualitas, dan jangan pernah berhenti bekerja keras’. Saya pikir itulah yang saya butuhkan (dari seorang pelatih, bukan kritikan),” tambah Januzaj.

Januzaj juga mendapatkan banyak kritikan ketika bermain untuk Sunderland di musim lalu. Tampil di 25 pertandingan untuk The Black Cats, Januzaj dianggap tidak melakukan banyak hal untuk mencegah tim tersebut untuk terdegradasi dari Liga Primer Inggris. Januzaj menolak dianggap sebagai kambing hitam. Ia beranggapan bahwa bukan semata-mata salah dirinya Sunderland bisa tergusur ke Championship.

“Orang-orang selalu mengkritik saya seperti hanya saya saja pemain yang bermain untuk Sunderland. Saya ini pemain muda yang masih harus banyak belajar. Rasanya saya selalu memberikan yang terbaik. Saya selalu berusaha untuk bisa melakukan segala sesuatu. Toh, rasanya Sunderland tidak pernah benar-benar berada di posisi empat besar klasemen. Maka (bertahan di Liga Primer Inggris) adalah sesuatu yang sulit,” pungkas Januzaj.

Author: Aun Rahman (@aunrrahman)
Penikmat sepak bola dalam negeri yang (masih) percaya Indonesia mampu tampil di Piala Dunia