Eropa Jerman

Liputan Eksklusif: Karl-Heinz Riedle dan Borussia Dortmund yang Merakyat

Berbicara tentang Liga Jerman, tentu tidak bisa dipisahkan dari dominasi Bayern Munchen dan Borussia Dortmund (BVB). Nama terakhir ini sempat menjuarai Liga Champions Eropa pada musim 1996/1997 mengalahkan Juventus. Musim lalu, BVB menjuarai DFB-Pokal dengan mengalahkan Eintracht Frankfurt di final.

Dibanding FC Hollywood, prestasi tim hitam-kuning ini memang masih kalah mentereng. Namun, bukan berarti tim asuhan Peter Bosz ini tidak punya penggemar di Indonesia.

Baru-baru ini, Borussia Dortmund yang diwakili mantan pemain legendaris mereka, Karl-Heinz Riedle, sebagai duta klub, mengunjungi para penggemarnya di Jakarta. Kunjungan Dortmund ke Jakarta ini berlangsung sejak Sabtu (7/10) hingga Rabu (11/10) nanti. Selain menemui para suporter BVB di Jakarta, lawatan ini juga membawa Piala Jerman yang baru diraih musim lalu.

Riedle sendiri adalah mantan pemain Dortmund yang juga turut serta membawa timnas Jerman (Barat) menjuarai Piala Dunia 1990. Lalu mengantar timnas Jerman (setelah bersatu) menjadi runner-up Piala Eropa 1992 di Swedia.

Bersama Die Borussen, pria karismatik berusia 52 tahun ini menghabiskan empat tahun dan membawa Dortmund menjuarai Liga Champions 1996/1997 mengalahkan Juventus yang saat itu masih diperkuat Zinedine Zidane. Riedle sendiri mencetak dua gol di partai pamungkas tersebut.

Piala Jerman yang dibawah oleh Borussia Dortmund. Kredit: Penulis

Piala untuk semua

Nah, ada hal menarik dari pameran piala tersebut. Jika umumnya klub papan atas membawa piala, tentunya akan ditaruh di kotak kaca. Seolah-olah piala tersebut steril sehingga tidak semua orang bisa memegang.

Namun, Dortmund berbeda. Mereka ingin para suporter mereka di Jakarta bisa memegang piala tersebut. Saat acara meet and greet hari Minggu (8/10) dan press gathering di Ruang Bromo, Hotel Sultan, Selasa ini (10/10), semua orang bisa memegang piala tersebut dan berfoto. Seru, bukan?

Kredit: Penulis

Penggemar Dortmund tidak hanya datang dari sekitar Jabodetabek saja. Bahkan ada yang jauh-jauh dari luar kota untuk lebih dekat dengan BVB, sekalipun mereka tahu tidak ada pemain-pemain seperti penyerang Gabon yang menjadi incaran di bursa transfer, Pierre-Emerick Aubameyang, atau ikon Dortmund, Marco Reus, yang tengah dihantam cedera. Sebelum Indonesia, Dortmund sudah mengunjungi Vietnam dan Thailand. Setelah dari Indonesia, mereka akan mengunjungi Malaysia.

Pelajaran dari keberhasilan timnas Jerman dan Bundesliga

Acara Dortmund berlanjut di hari Selasa (10/10) di Hotel Sultan. Para wartawan yang hadir diberikan kesempatan tanya-jawab dengan suasana yang lebih akrab. Tentunya, banyak pertanyaan menarik seputar kompetisi, timnas Jerman yang semakin menggila, dan lain-lain.

Jerman memang cukup lama menunggu untuk bisa juara lagi yakni selama 24 tahun. Tetapi kita bisa melihat pembinaan usia dini negara ini memang berhasil. Pelatih Joachim Löw sadar bahwa para bakat muda ini harus diberikan ruang untuk lebih mengasah kemampuannya.

Pada ajang Piala Konfederasi 2017 di Rusia, Juli lalu, sekalipun hanya diperkuat tiga pemain senior, Jerman terbukti berhasil menjadi juara dengan mengalahkan Cile di partai puncak dengan skor tipis, 1-0. Lalu, bagaimana dengan mitos bahwa yang juara Piala Konfederasi tidak pernah juara dunia setahun berikutnya?

Riedle tersenyum dan mengatakan memang itu mitos. Sejauh ini memang belum ada yang juara Piala Konfederasi plus meraih Piala Dunia setahun setelahnya. Tetapi, dia cukup optimis dengan skuat yang ada sekarang ini bisa berbicara banyak di Rusia tahun 2018.

Untuk menembus timnas senior, ujar Riedle, tentunya diperlukan kerja keras. Masalah banyak pemain yang mengilap di level junior namun tidak berlanjut di level senior, memang tidak hanya masalah di Indonesia saja.

Tetapi, tentunya diperlukan selain kerja keras adalah pembinaan yang lebih menyeluruh di semua kelompok umur. Dortmund sendiri juga fokus mengembangkan para pemain muda, tidak hanya sekadar membeli pemain.

Kejutan Bundesliga musim lalu dengan hadirnya tim-tim yang tak diperkirakan seperti RB Leipzig dan TSG Hoffenheim, juga sempat menjadi perhatian. Leipzig, klub yang delapan tahun lalu masih bermain di kasta kelima, memang mengejutkan dengan menjadi runner-up musim lalu. Apa tanggapan Riedle?

“Kehadiran tim-tim seperti Leipzig dan Hoffenheim yang berusaha mendobrak dominasi Bayern München memang menarik perhatian. Orang banyak yang mengkritik Leipzig hanya sekadar uang, namun ternyata dengan skuat yang seadanya, mereka bisa berbicara banyak. Hoffenheim punya manajer muda yang bagus dan penuh semangat. Tentunya musim ini, perlu juga ada kejutan-kejutan seperti ini. Terlebih, Bayern tengah dalam masa transisi,” ujarnya saat menjawab pertanyaan Football Tribe Indonesia.

Berbicara mengenai pemain Asia, kita tahu Dortmund mempunyai pemain Jepang yang sangat diandalkan, Shinji Kagawa. Gelandang berusia 29 tahun yang sempat hijrah ke Manchester United itu memang menjadi bagian tak terpisahkan dari keberhasilan Dortmund. Apa sebenarnya rahasia pemain Asia bisa bermain di Bundesliga?

“Kagawa adalah pemain bagus. Dia selalu tepat waktu dan tidak pernah mengeluh dengan porsi latihan. Setiap pemain Asia bisa bersaing jika mau bekerja keras dan disiplin,” ujar Riedle.

Bagaimana dengan Liverpool? Riedle dan Liverpool memang punya kedekatan. Setelah memperkuat Dortmund, dia sempat bermain untuk The Reds selama dua tahun. Dan pelatih Liverpool saat ini, Jürgen Klopp, dulunya adalah pelatih yang membawa BVB juara Bundesliga dua kali beruntun (2010/2011 dan 2011/2012). Bagi Riedle sendiri, Klopp adalah pelatih bagus. Tetapi memang butuh waktu membawa Liverpool ke masa kejayaan seperti dulu.

Setelah sesi tanya jawab, maka acara diakhiri dengan foto bersama Piala DFB-Pokal yang jauh-jauh dibawa dari Jerman ke Jakarta.

Akankah Dortmund membuka akademi di Indonesia? Mungkin saja. Dan semoga bisa terwujud.

Author: Yasmeen Rasidi (@melatee2512)