Eropa Prancis

Lilian Thuram dan Kisah Dua Gol di Semifinal Piala Dunia 1998

Tepat pada tahun baru 2018 ini, legenda tim nasional Prancis Lilian Thuram berulang tahun yang ke-46. Mari kita lihat kembali perjalanan karier sukses idola pencinta sepak bola dunia di dekade 1990-an dan 200-an ini.

Thuram lahir di Guadelope, salah satu jajahan Prancis di kawasan Karibia. Pada usianya yang baru sembilan tahun, seluruh keluarganya pindah ke Prancis untuk memulai hidup baru. Thuram kecil menemukan cintanya dalam permainan sepak bola. Maka, ia pun bergabung dengan tim junior AS Monaco.

Setelah lima tahun membela Monaco, Thuram bergabung dengan Parma untuk mengarungi Serie A Italia. Saat itu musim 1996/1997, dan usia pria ini masih 24 tahun. Ia lalu menjadi bagian tim legendaris Parma yang menjuarai Piala UEFA 1998/1999.

Akhir dekade 1990-an menjadi mimpi indah bagi Thuram karena ia juga menjuarai Piala Dunia 1998 dan Piala Eropa 2000 bersama timnas Prancis. Karena posisinya sebagai pemain belakang, sepanjang karier internasionalnya ia hanya mencetak dua gol. Uniknya, keduanya dicetaknya dalam satu pertandingan penting.

Pertandingan tersebut adalah semifinal Piala Dunia 1998 melawan Kroasia. Thuram tampil mengejutkan di saat barisan penyerang Les Bleus kesulitan membongkar pertahanan Kroasia. Ia memborong dua gol untuk membalikkan ketertinggalan 0-1. Les Bleus pun menang 2-1 dan melaju ke final. Kelanjutan ceritanya mungkin sudah familiar bagi kita, Prancis sukses mengalahkan Brasil 3-0 untuk merebut Piala Dunia perdana mereka.

Thuram terpilih sebagai pemain terbaik ketiga dalam turnamen tersebut. Ia lalu menjadi andalan Prancis di berbagai turnamen papan atas lainnya, yaitu Piala Eropa 2000, 2004, dan 2008, Piala Dunia 2002 dan Piala Dunia 2006, serta Piala Konfederasi FIFA 2003.

Karier klubnya sendiri terus menanjak. Ia pindah ke raksasa Italia, Juventus, pada tahun 2001. Pria bernama lengkap Ruddy Lilian Thuram Ulien ini menikmati lima tahun yang sukses, dengan menjuarai Serie A 2001/2002 dan 2002/2003. Sayang, skandal pengaturan skor menghantam Italia pada tahun 2006, yang mengakibatkan Juventus dihukum turun divisi ke Serie B. Thuram pun meninggalkan Italia untuk bergabung dengan Barcelona.

Pindah ke Barcelona seharusnya menjadi lanjutan karier menyenangkan bagi pria ini. Namun, skuat bertabur bintang klub Catalunya ini gagal memenangkan gelar bergengsi apa pun selama dua tahun keberadaan Thuram di sana. Ia akhirnya memutuskan untuk mengundurkan diri dari lapangan hijau pada tahun 2008, di saat usianya menginjak 36 tahun.

Berbeda dengan rekan-rekannya sesama alumni tim nasional Prancis seperti Laurent Blanc dan Didier Deschamps yang menjajal karier sebagai pelatih, Thuram lebih condong melibatkan diri dalam berbagai kegiatan politik. Pada kerusuhan Prancis tahun 2005, ia sempat ikut demonstrasi menentang presiden Nicolas Sarkozy yang mengutuk para imigran. Sejak saat itu, ia menjadi wajah pembela para imigran yang dianggap warga kelas dua di Prancis.

Sekarang, pria berusia 46 tahun ini aktif sebagai duta besar UNICEF, sebuah organisasi non-profit di bawah PBB, sambil sesekali muncul di televisi Prancis sebagai komentator.

Author: Mahir Pradana (@maheeeR)
Mahir Pradana adalah pencinta sepak bola yang sedang bermukim di Spanyol. Penulis buku ‘Home & Away’.