Dipecat dari kursi pelatih AC Milan, Vincenzo Montella akan memulai petualangan baru sebagai pelatih kepala Sevilla. Ia akan menggantikan Eduardo Berizzo yang dipecat menyusul serangkaian hasil buruk di La Liga.
Sevilla FC dan pelatih Italia tersebut telah mencapai kesepakatan kontrak kerja hingga bulan Juni 2019. Kira-kira ekspektasi apa saja yang dialamatkan para pendukung Sevilla kepada Montella?
Tembus Perempat-final Liga Champions
Target yang paling diinginkan para Sevillistas dalam satu dekade terakhir tidaklah muluk-muluk. Mereka hanya ingin derajat klub kesayangan mereka sedikit terangkat dengan tergabung dalam delapan besar kompetisi paling elite di Eropa, Liga Champions. Maklum, sepanjang sejarah, hanya satu kali Sevilla mampu menembus perempat-final kompetisi ini. Itu pun terjadi hampir lima puluh tahun lalu, musim 1957/1958. Meski telah mencatat rekor sebagai peraih trofi Liga Europa terbanyak, yaitu lima kali, Liga Europa tetaplah dianggap kompetisi kelas dua di Benua Biru.
Sevilla selalu kandas di babak 16 besar dalam tiga kesempatan. Terakhir pada musim lalu, ketika secara mengejutkan mereka dihentikan Leicester City. Kinerja Berizzo di Liga Champions musim 2017/2018 ini cukup bagus dengan kembali meloloskan Ever Banega dan kawan-kawan dari fase grup. Namun, tantangan berat menanti Montella karena lawan yang harus disingkirkan jika ingin melangkah ke perempat-final adalah raksasa Inggris, Manchester United.
Finis di empat besar La Liga
Pemecatan Berizzo sebenarnya cukup mengejutkan karena pada akhir tahun 2017, Sevilla masih duduk di posisi terhormat di La liga, yaitu posisi lima. Namun, manajemen mereka sepertinya gerah melihat hasil-hasil memprihatinkan yang mereka derita ketika menghadapi tim-tim empat besar di putaran pertama. Sevilla kalah tipis dari Barcelona (1-2), takluk dari Atletico Madrid (0-2), lalu dibantai Valencia (0-4), dan Real Madrid (0-5).
Tugas Montella di putaran kedua terbilang lebih ringan karena akan menghadapi keempat tim tersebut di kandang Sevilla. Namun, pria Italia ini juga harus sadar bahwa tujuan utama penunjukan dirinya adalah mampu bersaing dengan keempat tim tersebut di klasemen akhir. Finis di posisi empat besar dan lolos ke Liga Champions tahun depan adalah harga mati, demi gengsi dan kondisi finansial klub yang lebih sehat.
Kembalikan ‘sinar’ para pemain andalan
‘Leyenda, Bravura, Sentimiento, Sevillista Por Siempre’ (legenda, keberanian, kenangan, Sevillista selamanya). Itulah tulisan yang terpampang jelas di stadion markas Sevilla, Ramon Sanchez Pizjuan. Semboyan itu bisa diartikan bahwa tanpa gelar juara pun, para Sevillistas akan selalu memuja para pemain idola mereka. Semangat itulah yang perlu dimunculkan Montella, karena selama enam bulan terakhir, Berizzo seolah gagal mengorbitkan satu pun pemain yang pantas dipuja.
Berizzo terlalu keras kepala memaksakan rotasi tim utama, sehingga nyaris tak menyisakan banyak ruang bagi satu pemain pun untuk bersinar. Padahal, beberapa tahun terakhir pemain-pemain kelas dunia justru naik daun di Sevilla, antara lain Dani Alves, Ivan Rakitic, Frederic Kanoute, dan beberapa nama lain. Pelatih Unai Emery dan Jorge Sampaoli dalam dua tahun terakhir juga memberi kesempatan kepada nama-nama seperti Sergio Rico, Sergio Escudero dan para pemain asing seperti Clement Lenglet dan Steven Nzonzi untuk bersinar. Namun, mereka seolah tenggelam lagi di bawah Berizzo. Kini tugas Montella untuk mengasah mereka kembali, terutama Nzonzi jika memutuskan untuk bertahan di klub ini.
Tampil lebih atraktif
Meski hanya setahun menangani Sevilla, Jorge Sampaoli telah meninggalkan kesan mendalam di hati para Sevillistas. Di bawah asuhan pelatih Argentina ini pada musim 2016/2017, Los Nervionenses menampilkan permainan menyerang yang atraktif dan cenderung ‘berani mati’. Ciri khas ini malah hilang justru ketika tongkat estafet kepelatihan dioper ke sesama pelatih Argentina, Berizzo.
Mantan pelatih Celta Vigo ini malah sering menampilkan skema membingungkan yang tak jelas apakah lebih fokus bertahan atau menyerang. Berizzo juga terkesan tak berani menentukan pilihan ujung tombak utamanya, antara Wissam Ben Yedder, Luis Muriel, atau Nolito. Skema bermain ini yang harus dipermantap lagi oleh Montella.
Author: Mahir Pradana (@maheeeR)
Mahir Pradana adalah pencinta sepak bola yang sedang bermukim di Spanyol. Penulis buku ‘Home & Away’.