Ivan Rakitic adalah salah satu pemain Kroasia tersukses sepanjang sejarah. Empat gelar juara domestik di Spanyol, satu trofi Liga Europa dan satu trofi Liga Champions menghiasi karier mentereng pemain berambut pirang ini. Namun, tidak banyak yang tahu bahwa keberhasilan pemain nasional Kroasia ini dalam kariernya sedikit banyak ditentukan oleh sebuah persimpangan nasib yang berhubungan dengan kisah cintanya.
Alkisah pada bulan Januari tahun 2011, Rakitic sedang berada di Sevilla untuk membicarakan potensi kepindahannya dari Schalke 04 ke klub peserta La Liga tersebut. Sebagai seorang pemain yang pada saat itu baru berusia 22 tahun, Rakitic tentu saja menunggu klub-klub besar lain datang membawa tawaran menarik. Apalagi, dengan usia semuda itu dia sudah memiliki pengalaman bermain untuk FC Basel dan Schalke 04, dua klub besar di Swiss dan Jerman.
Tepat pada tanggal 27 Januari, atau 4 hari sebelum tenggat waktu bursa transfer tahun 2011, Rakitic sedang bersantai di bar hotel tempatnya menginap. Ia sudah mencapai kesepakatan dengan Sevilla, tapi masih harus melalui tes kesehatan sehari setelahnya. Beberapa klub masih berkesempatan mengamankan tanda tangannya andai saja proses kepindahannya ke Los Nervionenses tidak berjalan mulus.
Namun, sebuah momen romantis membuatnya meneguhkan hati untuk akan sepenuh hati membela Sevilla. Rakitic jatuh hati kepada pelayan bar yang mengantarkan kopi pesanannya pada malam 27 Januari tersebut.
“Saya langsung berjanji kepada presiden Sevilla bahwa saya akan membela klub tersebut. Besok saya akan menandatangani kontrak,” kata Rakitic mengenang malam bersejarah itu. “Dan saya akan menikahi pelayan itu.”
Di film-film romantis Hollywood, istilah untuk sebuah adegan ketika protagonis utama pria bertemu dengan wanita idamannya disebut ‘meet cute’. Nah, ‘meet cute’ itulah yang menjadi momen penting dua aspek kehidupan Rakitic, yaitu karier sepak bolanya dan awal mula kehidupan berkeluarganya.
Wanita beruntung itu bernama Raquel Mauri, seorang wanita dari kalangan biasa yang memikat hati sang bintang Kroasia tersebut. Setelah Rakitic resmi menjadi bagian tim Sevilla, ia tinggal di hotel yang sama selama tiga bulan. Menurut cerita yang ditulis di halaman olahraga Daily Mail, Rakitic sering sengaja datang ke bar hotel hanya demi bercengkerama dengan Mauri.
“Terkadang saya terpaksa harus bilang, ‘bukan, bukan kamu. Saya ingin wanita yang satu lagi untuk mencatat pesanan saya,” tutur Rakitic sambil tertawa. “Namun, di beberapa kesempatan, Raquel sering menolak mengajak ajakan saya makan malam. Alasannya karena dia harus bekerja.”
Penolakan dari Mauri datang berkali-kali, tapi Rakitic yang sudah terlalu mabuk kepayang masih berusaha melakukan segala cara menarik perhatian gadis tersebut. Pada suatu hari, seorang teman memberitahunya bahwa Mauri sedang libur, tapi menghabiskan waktunya di bar tempatnya bekerja. Rakitic langsung memacu mobilnya menuju bar tersebut demi menemui gadis pujaannya.
Mauri tentu saja terkejut tiba-tiba didatangi oleh pria yang mengejar-ngejarnya. Rakitic hanya berkata tegas, “Sekarang kamu harus menerima ajakan saya untuk makan malam, karena kamu tidak sedang bekerja.”
“Sehari setelah itu, ia akhirnya mau makan malam bersama saya,” sambung Rakitic. “Sejak saat itu, kami selalu bersama. Kurasa George Clooney pun tidak memulai hubungannya seperti caraku.”
Raquel Mauri akhirnya resmi menjadi Raquel Rakitic setelah keduanya menikah pada tahun 2013. Keduanya sudah dikaruniai dua orang anak. Selain itu, keduanya membuka bisnis sebuah rumah makan tapas di Sevilla.
Kisah cinta bak film Hollywood ini menambah kisah hidup menakjubkan Rakitic. Yang pertama tentu saja kisah hidupnya yang dimulai di Swiss, negara kelahirannya. Kedua orangtuanya merupakan imigran Bosnia keturunan Kroasia yang mengungsi ketika perang di semenanjung Yugoslavia baru dimulai.
Setelah lulus dari akademi FC Basel, Rakitic memutuskan untuk membela tim nasional negara asal ayahnya. Ini memicu kemarahan pendukungnya di Swiss dan Bosnia, yang bahkan berdampak pada beberapa ancaman pembunuhan yang diterimanya.
“Beberapa kali pintu rumah saya di Swiss diketuk orang tak dikenal. Juga ada beberapa orang yang mengancam untuk membunuh saya,” ujarnya mengenang masa-masa sulit tersebut. “Tapi saya dapat memahaminya, karena banyak orang yang berharap saya memperkuat tim nasional mereka.” Badai tersebut akhirnya berlalu dengan sendirinya dan Rakitic pun membela Kroasia di tiga Piala Eropa serta satu Piala Dunia.
Cerita perjalanan hidup Rakitic menunjukkan kepada kita bahwa kesuksesan memang butuh keberanian dalam menghadapi konsekuensi pilihan-pilihan sulit dalam hidup.
Author: Mahir Pradana (@maheeeR)
Mahir Pradana adalah pencinta sepak bola yang sedang bermukim di Spanyol. Penulis buku ‘Home & Away’.