Kolom

Miralem Pjanic dan Sinar yang Berpendar di Titik Terdalam Lini Tengah Nyonya Tua

Di tengah lapangan rumput Stadion Renato Dall’Ara (17/12), Miralem Pjanic berdiri tegak menghadapi tendangan bebas yang didapat Juventus pada menit ke-26. Sudut tendangan bebas itu tergolong sempit karena berada di ujung kanan kotak penalti Bologna.

Walau dikenal sebagai salah satu eksekutor bola mati jempolan, tak ada yang menduga bila Pjanic langsung mengirim bola menuju jala yang dikawal Antonio Mirante.

Namun, keputusan gelandang Bosnia-Herzegovina itu sama sekali tidak salah karena sepakan melengkung yang dilepaskannya sukses membuat Mirante tak berdaya. Gol Pjanic membuka keran gol I Bianconeri yang akhirnya menang dengan skor 3-0 di laga tersebut. Pjanic sendiri berhasil mencetak asis di laga itu setelah umpannya diselesaikan dengan prima oleh Mario Mandzukic.

Musim kedua yang dijalani eks penggawa AS Roma ini tergolong sangat apik. Sebuah kondisi yang berbeda dengan periode pertamanya berseragam Juventus di musim 2016/2017.

Di musim kompetisi yang lalu, Pjanic tak menampilkan sesuatu yang amat diharapkan Juventini darinya. Salah satu alasan mengapa pemain berumur 27 tahun itu kurang maksimal adalah perannya yang tidak begitu jelas. Haruskah Pjanic bermain sebagai gelandang serang seperti di Roma atau dirinya mesti bermain lebih ke dalam guna mewarisi pos yang ditinggalkan oleh Andrea Pirlo?

Nyatanya, selain Pjanic, juga ada beberapa pemain berbanderol mahal lain kepunyaan Juventus yang aksi-aksinya di musim perdana kurang begitu mengesankan. Dua di antaranya adalah Michel Platini dan Zinedine Zidane. Sepasang figur berpaspor Prancis tersebut kesulitan beradaptasi di musim pertamanya. Platini bahkan ingin sekali balik ke Negeri Anggur lantaran situasi tersebut.

Namun seiring berjalannya waktu, Massimiliano ‘Max’ Allegri menemukan formula bintang lima yang pas dengan skuat yang ada dan sesuai dengan skema kesukaannya.

Semenjak saat itu juga, Pjanic memiliki peran yang lebih jelas di lini tengah I Bianconeri. Dirinya bermain lebih ke dalam, menerima bola di area yang dekat dengan pertahanan sekaligus merancang serangan Juventus ke gawang lawan.

Performa menanjak Pjanic bahkan memiliki kontribusi krusial atas keberhasilan dari tim yang bermarkas di Stadion Allianz itu dalam menjungkalkan Barcelona di fase perempat-final Liga Champions musim lalu.

Teruntuk musim ini, sosok yang diboyong dengan mahar senilai 32 juta euro dari I Giallorossi tersebut justru tampil semakin eksepsional. Menempati posisi yang sama dengan Pirlo, Pjanic menjadi konduktor utama yang mengendalikan permainan Juventus.

Mengacu pada statistik yang dihimpun via Transfermarkt, Pjanic telah membukukan 3 gol dan 8 asis di kancah Serie A musim ini. Jumlah golnya cuma berselisih satu biji dari torehannya musim kemarin. Sementara catatan asisnya sudah hampir menyamai pencapaiannya di musim 2016/2017 yang menembus angka sembilan buah.

Sayangnya, indikator utama peningkatan atau penurunan performa dari seorang pemain tak semata-mata bisa dilihat dari statistik yang ada. Namun apa yang diperlihatkan Pjanic sejauh ini tentu sebuah pertanda bagus.

Gol via sepakan bebas yang dibukukannya saat melawan Bologna lalu adalah ukirannya yang ke-16. Dirinya cuma berselisih empat gol dari koleksi beberapa nama legendaris seperti Roberto Baggio, Francesco Totti, dan Gianfranco Zola, yang juga ahli dalam urusan mencetak gol via tendangan bebas.

Jika Pjanic kembali sukses menambah pundi-pundi golnya kala memanfaatkan bola mati, bukan tidak mungkin Pjanic bakal melampaui catatan gol tendangan bebas dari Baggio, Totti dan Zola, dalam waktu dekat. Di sepanjang satu dekade terakhir, tak ada nama lain yang bisa menyaingi kehebatan Pjanic dalam membobol gawang lawan via sepakan bebas.

Apabila di pengujung musim nanti Juventus merengkuh titel Scudetto yang ketujuh kalinya secara berturut-turut serta melaju jauh di ajang Liga Champions, sudah barang tentu kita wajib memberi kredit tersendiri kepada Pjanic.

Author: Emmet Gates (football-italia.net)
Penerjemah: Budi Windekind (@Windekind_Budi)