Analisis

Profil Taktik: Melihat Miralem Pjanic Bekerja

Keberhasilan Massimiliano Allegri bereksperimen dengan formasi 4-2-3-1 dan 3-4-3 adalah perihal perubahan posisi dan peran pemain. Mario Mandzukic digeser ke sisi kiri, ke posisi yang biasa ditempati penyerang sayap. Penyerang asal Kroasia tersebut disebut sebagai wide target man dan sangat krusial, baik dalam progresi positif maupun negatif Juventus.

Progresi positif, maksudnya adalah sebuah momen ketika sebuah tim menyerang. Ketika Juventus masih menguasai bola di pertahanannya sendiri dan memulai serangan, Mandzukic akan mengokupansi sisi kiri. Merusak jarak antara bek kanan dan bek tengah lawan. Tak jarang, Mandzukic akan turun ke belakang dan menyediakan diri sebagai pemantul.

Ketika Juventus sampai di sepertiga akhir, Mandzukic akan masuk ke dalam kotak penalti menemani Gonzalo Higuain. Pergerakan diagonal dari sisi kiri menyulitkan lawan untuk mengawalnya. Sementara itu, ketika progresi negatif, atau ketika tim masuk dalam momen bertahan, penyerang berusia 30 tahun tersebut akan menjadi pemain pertama yang menekan lawan. Tujuannya, salah satunya, mencegah lawan memulai serangan dengan cepat.

Nah, selain Mandzukic, ada satu nama lagi yang mampu beradaptasi dengan perubahan peran. Ia adalah Miralem Pjanic, mantan gelandang serang AS Roma yang menunjukkan perkembangan apik di bawah asuhan Allegri.

Saat masih berseragam Roma, Pjanic banyak bermain lebih ke depan, dekat dengan penyerang tunggal. Oleh media-media, ia disebut sebagai trequartista. Pada awal bergabung bersama Juventus, bersama Sami Khedira, ia juga banyak bermain dekat dengan kotak penalti lawan. Tugas bertahannya tak terlalu kompleks.

Namun, setelah kalah dari Fiorentina, Allegri mengubah pendekatannya. Mantan pelatih AC Milan tersebut mencoba skema 4-2-3-1 dengan Pjanic berduet bersama Khedira sebagai poros ganda. Perubahan ini sempat diragukan karena poros ganda tersebut dirasa tak cocok untuk Pjanic. Alasannya, pemain asal Bosnia tersebut harus terlibat lebih banyak dalam fase bertahan. Namun Allegri tetap mencobanya.

Keberanian mencoba pendekatan baru dari Allegri membuah hasil yang diharapkan. Pun Pjanic membuktikan bahwa dirinya mampu beradaptasi dan mau belajar. Salah satu aspek yang terus diasah adalah kemampuan positioning, atau menempatkan diri di ruang yang tepat, baik untuk membantu progresi serangan Juventus, atau menutup jalur umpan lawan.

Sebagai gelandang yang berposisi lebih dalam dibandingkan Khedira, Pjanic memberikan banyak opsi progresi serangan bagi Si Nyonya Tua. Ia bisa menerima umpan dari kiper, dan mendistribusikan bola dengan baik. Hal ini dipengaruhi teknik mengumpan dari Pjanic yang memang sangat bagus, terutama akurasi dan daya jangkaunya.

Previous
Page 1 / 2