Nasional Bola

Kembalinya Dua Jenderal Lapangan Tengah Beda Generasi ke Liga Indonesia

Setelah cukup lama berkarier di Malaysia, akhirnya mereka kembali ke Indonesia. Makan Konate dan Zah Rahan, dua jenderal lapangan tengah yang pernah berjaya di eranya masing-masing di Liga Indonesia, akan merumput di Liga 1 musim depan.

Konate menjadi yang lebih dulu diresmikan kedatangannya di Tanah Air. Setelah melalui negosiasi panjang, akhirnya eks gelandang Persib Bandung itu resmi diboyong Sriwijaya FC dari T-Team, kontestan Liga Super Malaysia yang didegradasi.

Terdegradasinya T-Team sempat menjadi berita besar, karena akan dijadikan tim reserve untuk klub yang baru dibentuk, Terengganu FC. Sebab, pemerintah Terengganu tidak memperbolehkan dua klub dari daerah tersebut, yakni T-Team dan Terengganu FA, berkompetisi di kasta yang sama, sehingga keduanya harus digabung.

Kembali ke Konate, gelandang berusia 26 tahun yang sempat membawa Persib juara Indonesia Super League (ISL) 2014 ini, dikontrak berbarengan dengan gerbong pemain mewah Sriwijaya FC. Di antaranya adalah Adam Alis, Esteban Vizcarra, Mamadou N’Diaye, dan Manuchekhr Dzhalilov.

Hadirnya Konate diharapkan dapat menjadi tandem yang sepadan bagi Adam Alis, mengingat keduanya sama-sama memiliki daya jelajah yang luas, dan punya insting mencetak gol yang cukup baik. Musim lalu di T-Team, Konate bermain 21 kali dan menyumbang 6 gol.

Zah Rahan yang menanti diperkenalkan

Sementara itu, satu jenderal lapangan tengah lain yang lebih dulu bersinar di Liga Indonesia, juga kabarnya akan ikut memeriahkan musim baru Liga 1. Zah Rahan Krangar, rumornya akan diperkenalkan sebagai rekrutan anyar oleh manajemen Bhayangkara FC, setelah tahun baru.

Menariknya, nasib Zah Rahan dan Konate di Malaysia mirip, karena timnya sama-sama terdegradasi. Bedanya, Felda United yang diperkuat Zah Rahan harus turun kasta lantaran tidak mendapat lisensi untuk berlaga di Liga Super Malaysia musim depan.

Berdasarkan keterangan manajer Bhayangkara FC, AKBP Sumardji, Zah Rahan dikontrak selama dua musim, dan akan diumumkan secara resmi sebelum latihan perdana tim dimulai pada 2 Januari 2018.

Zah Rahan, yang kini berusia 32 tahun, diplot untuk mengantisipasi kepergian Paulo Sérgio. Marquee player asal Portugal itu memang masih abu-abu masa depannya di Bhayangkara FC, antara dilepas atau diperpanjang tapi posisinya diubah ke penyerang untuk menggantikan Ilija Spasojević yang pindah ke Bali United.

Musim 2006 menjadi awal masa kejayaan Zah Rahan di Liga Indonesia. Bersama Persekabpas Pasuruan, ia sukses menjejakkan kaki di semifinal, tapi kemudian takluk 0-1 dari PSIS Semarang yang menjadi runner-up.

Impian playmaker asal Liberia tersebut untuk menggenggam trofi juara kemudian tercapai saat merumput di Sriwijaya FC, tepatnya di musim 2007/2008. Di final kontra PSMS Medan yang digelar tanpa penonton, Zah Rahan mencetak satu gol di menit ke-114 untuk menggenapi kemenangan Laskar Wong Kito menjadi 3-1, dan membawa trofi juara liga untuk pertama kalinya terbang ke Palembang.

Makan Konate dan Zah Rahan, dulu sempat berjaya di masanya masing-masing, dan sama-sama melanjutkan karier ke Malaysia setelahnya. Uniknya, petualangan mereka di Negeri Jiran sama-sama berakhir karena klub mereka terdegradasi akibat faktor non-teknis.

Kini, mereka sama-sama bersiap untuk kembali merumput di Indonesia. Tentu akan sangat menggairahkan melihat mereka kembali tampil di atas lapangan stadion-stadion Liga 1, dengan target yang sama-sama tinggi.

Konate untuk membawa Sriwijaya FC kembali tampil perkasa lagi dan bertengger di papan atas, sedangkan Zah Rahan diharapkan dapat membawa Bhayangkara FC mempertahankan gelarnya.

Author: Aditya Jaya Iswara (@joyoisworo)
Milanisti paruh waktu yang berharap Andriy Shevchenko kembali muda dan membawa AC Milan juara Liga Champions Eropa lagi.