Eropa Italia

Lika-liku Desember dan Siklus Buruk Internazionale Milano

Di negara-negara empat musim, bulan Desember identik dengan musim dingin yang menggigit tulang dan libur panjang selama perayaan Natal hingga Tahun Baru. Turunnya salju senantiasa menjadi pemanis tersendiri di momen ini.

Namun di lapangan sepak bola, datangnya bulan Desember tak serta merta membuat segalanya beku. Atmosfer panas kerap tersaji lantaran periode ini justru punya ‘jebakannya’ sendiri.

Kaki-kaki lelah dan napas yang berat dari para pemain membuat sebagian tim acapkali terpeleset di fase ini. Terlebih fokus mereka mulai terbagi dengan hal-hal lain, utamanya yang terjadi di luar lapangan. Salah satu kesebelasan yang punya segudang cerita berliku selama bulan Desember adalah Internazionale Milano.

Tadi malam (24/12), Inter memainkan laga ke-18 mereka di ajang Serie A musim 2017/2018. Bertandang ke markas Sassuolo, Stadion Mapei, anak asuh Luciano Spalletti harus menelan pil pahit usai tumbang dengan skor tipis 0-1.

Padahal, di laga tersebut I Nerazzurri lebih mendominasi jalannya laga dengan terus menggempur pertahanan I Neroverdi. Tapi nahas, beberapa peluang bersih yang diciptakan Inter tak jua berhasil membobol jala Andrea Consigli. Termasuk, sebuah penalti yang dieksekusi Mauro Icardi pada awal babak kedua!

Kekalahan dari Sassuolo membuat Inter menelan hasil minor keduanya di musim ini. Sialnya, itu didapatkan dalam dua pekan beruntun karena kekalahan perdana mereka musim ini diperoleh satu pekan lalu (16/12) tatkala menjamu Udinese di Stadion Giuseppe Meazza.

Baca juga: Festival Natal “Inter Bells” yang Dirusak oleh Zebra Kecil

Sepasang kekalahan itu membuat posisi Inter di papan klasemen tersendat lantaran koleksi poin mereka belum beranjak dari 40 poin. Walau masih bertengger di posisi tiga besar, keadaan ini tentu mengkhawatirkan bagi Interisti.

Mereka pun seolah terbagi ke dalam dua kubu yang berseberangan. Ada sejumlah Interisti yang coba berbesar hati dengan menganggap hasil negatif ini adalah hal yang lumrah dalam sebuah kompetisi. Tapi di sisi lain, ada pula Interisti yang merasa kesal dengan performa buruk yang diperlihatkan I Nerazzurri.

Tanpa bermaksud membela salah satu pihak, namun mengkritik performa Icardi dan kolega yang begitu semenjana dalam laga melawan Udinese dan Sassuolo bukanlah sebuah dosa. Tifosi mana yang puas melihat permainan tim kesayangannya seolah tanpa ide dan tak bernyawa macam itu?

Berkaca pada statistik, performa Inter di bulan Desember dalam enam musim terakhir (termasuk musim 2017/2018) memang kurang paripurna. Dari 22 pertandingan yang I Nerazzurri lakoni, catatan menang-seri-kalah mereka ‘cuma’ 10-5-7 (belum menghitung laga pekan depan (31/12) melawan Lazio).

Dari data di atas, kita bisa sama-sama melihat bahwa Inter hanya sanggup mengepulkan 35 angka selama bulan Desember pada enam musim terakhir. Padahal, nilai maksimal yang bisa digapai di masa ini mencapai 66 poin.

Sebagai perbandingan, Juventus yang memainkan 21 laga selama bulan Desember di enam musim terakhir (belum menghitung hasil pertandingan pekan depan (30/12) melawan Hellas Verona), punya rekor menang-seri-kalah ciamik yakni 18-3-0 alias mengumpulkan 57 poin dari 63 angka maksimal yang tersedia.

Lebih sialnya lagi, kegagalan meraup nilai sempurna di bulan Desember seringkali menggiring Inter masuk ke dalam siklus buruk. Aksi-aksi tak memuaskan I Nerazzurri di pengujung tahun berimbas pada merosotnya penampilan mereka di bulan Januari dan Februari akibat diwarnai krisis hasil positif (kecuali musim lalu di bawah arahan Stefano Pioli).

Kondisi kurang mengenakkan itu bikin Inter konsisten untuk selalu tercecer dalam perburuan tiket lolos ke Liga Champions, sasaran utama manajemen klub dalam beberapa musim terakhir. Seperti kita ketahui bersama, musim 2011/2012 jadi momen terakhir I Nerazzurri mentas di kompetisi antarklub nomor wahid Eropa tersebut.

Grafik menurun yang ditunjukkan tim asuhannya dalam sepasang laga pamungkas tentu memusingkan kepala Spalletti, para pemain dan manajemen klub. Akan tetapi, mereka tak perlu buru-buru menekan tombol panik.

Tetap tenang dalam situasi ini sambil mencari dan menemukan solusi terbaik buat seluruh aspek, mulai dari taktik, teknik dan juga mental, agar tidak semakin terpuruk merupakan hal yang wajib mereka lakukan. Alasannya sederhana, supaya target lolos ke Liga Champions musim depan benar-benar mampu digapai.

Bangkitlah, Inter!

#NonMollareMai

Author: Budi Windekind (@Windekind_Budi)
Interista gaek yang tak hanya menggemari sepak bola tapi juga american football, balap, basket hingga gulat profesional