Dunia Asia

Football Tribe Award: 10 Pemain Terbaik Asia yang Bermain di Eropa (Peringkat 10-4)

Dalam rangka memberi apresiasi lebih kepada para pesepak bola dari Asia, di kesempatan kali ini kami menghelat sebuah penghargaan yang bertajuk Football Tribe Award. Ada sejumlah kategori yang telah ditetapkan, salah satunya adalah pemain-pemain Asia yang tampil cemerlang di Eropa.

Siapa sajakah mereka? Berikut daftar pemain Asia terbaik dari peringkat sepuluh hingga empat:

 

10) Yuya Kubo

Baru berumur 19 tahun saat meninggalkan Kyoto Sanga untuk bergabung dengan tim asal Swiss, BSC Young Boys, Kubo merekah jadi salah satu penyerang andal dalam kurun empat musim pamungkas.

Usai hijrah menuju klub dari Belgia, KAA Gent, di pertengahan musim lalu, Kubo sanggup membelalakkan mata para pengamat dan media usai mengemas lima gol dalam tujuh penampilan perdananya bersama klub. Tak berhenti sampai di situ, Kubo pun mampu mencetak enam gol di sepanjang babak play-off Liga Belgia.

Penampilan menawan Kubo itu berhasil diteruskannya pada musim 2017/2018 setelah mencetak 6 gol dari 19 kali main ketika tulisan ini dibuat. Statusnya di tim nasional Jepang pun semakin meroket usai mencetak dua gol di babak Kualifikasi Piala Dunia 2018 lalu.

Teknik dan penyelesaian akhir Kubo yang luar biasa dianggap sejumlah pihak sebagai harapan bagi Jepang di masa yang akan datang. Namun selayaknya pemain-pemain muda yang lain, Kubo harus terus mengembangkan kemampuannya agar bisa bersaing di level tertinggi.

 

9) Kwon Chang-hoon

Tahun 2017 menjadi momen penuh petualangan bagi Kwon yang baru berusia 23 tahun. Di tahun ini, Kwon hijrah dari Suwon Samsung Bluewings di Liga Korea menuju Dijon di Ligue 1 Prancis.

Partai debutnya di Negeri Anggur melawan Olympique Marseille menunjukkan semua nilai plus yang ada pada dirinya, mulai dari dribel, akurasi tembakan, dan kreativitas.

Kwon memerlukan waktu setengah tahun untuk menjadi sosok kunci di bersama Dijon serta mengemas 5 gol dan 2 asis sebagai gelandang serang. Semasa di Korea, Kwon sering dikritik terlalu egois karena hobi mendribel bola secara berlebihan dan alpa membantu pertahanan.

Mau tak mau, Kwon harus segera memperbaiki kelemahannya itu. Sebab dengan begitu, Korea akan sangat bangga karena memiliki pemain dengan karakter seperti Kwon.

 

8) Sardar Azmoun

Penyerang andalan tim nasional Iran ini adalah salah satu pemain Asia terbaik di Benua Biru. Performa briliannya bareng Rostov di Liga Champions menarik minat beberapa klub papan atas Eropa semisal Liverpool dan Lazio. Akan tetapi, Azmoun memilih untuk bergabung kembali dengan pelatih favoritnya, Qurban Berdiyev, di Rubin Kazan.

Azmoun tak mengawali musim ini dengan cukup baik namun perlahan tapi pasti, dirinya sanggup kembali ke performa terbaiknya dengan mencetak 2 gol dan 2 asis di sepasang laga terakhir guna menyelesaikan paruh musim. Azmoun dapat menarik atensi klub-klub papan atas Eropa sekali lagi jika dirinya sukses tampil apik bersama Iran di Piala Dunia 2018 mendatang.

 

7) Shinji Okazaki

Musim 2016/2017 jelas ingin sesegera mungkin dilupakan seluruh penggawa Leicester City, termasuk Okazaki. Pasalnya, mereka gagal menampilkan performa mumpuni walau memegang status sebagai juara bertahan.

Pada musim 2017/2018, Okazaki berhasil bangkit dan menunjukkan kembali kualitas apiknya di atas lapangan. Sampai tulisan ini dibuat, Okazaki sudah mengukir 6 gol dan 2 asis.

Etos kerja dan profesionalitasnya yang luar biasa membuatnya sangat dicintai pendukung The Foxes, meski dirinya juga sempat kesulitan untuk mendapat kepercayaan dari pelatih anyar Leicester, Claude Puel.

Karier Okazaki bersama tim nasional Jepang mungkin akan selesai begitu Piala Dunia 2018 berakhir. Namun dirinya masih dapat memberi kontribusi maksimal bagi Negeri Matahari Terbit seperti saat mencetak golnya yang ke-50 untuk timnas di babak kualifikasi Piala Dunia 2018 lalu melawan Thailand.

 

6) Karim Ansarifar

Tahun 2017 begitu penuh warna untuk Ansarifar. Pada Januari lalu, dirinya pindah ke kesebelasan raksasa Yunani, Olympiakos Pireaus, dan membantu mereka buat memenangi titel Liga Yunani.

Sialnya, di musim panas kemarin dirinya justru dimasukkan ke dalam daftar jual dan tak diikutsertakan ke ajang Liga Champions oleh pelatih baru Olympiakos.

Mujur bagi Ansarifar, sang pelatih anyar justru dipecat oleh pihak manajemen akibat performa yang kurang baik. Semenjak saat itu, pemain asal Iran ini kembali diandalkan oleh tim sehingga bisa mencetak 7 gol hanya dalam 11 laga.

 

5) Hwang Hee-chan

Melihat pemain Asia yang jago menggocek bola sejatinya bukan hal yang kelewat lazim. Namun kemampuan dribel, kecepatan, dan kontrol bola yang dimiliki Hwang memang sangat mumpuni. Kelebihan ini pula yang membuatnya semakin mencuat sebagai pemain yang pandai mematahkan pressing ketat lawan.

Satu hal yang membuatnya semakin menjanjikan tentu usianya yang baru 21 tahun dan baru naik ke tim utama semusim lalu. Tak sampai di situ, Hwang pun menjadi pencetak gol terbanyak Red Bull Salzburg.

Sayangnya, paruh kedua tahun 2017 tidak berjalan begitu sempurna untuk Hwang. Karena seusai mencetak 6 gol dari 11 partai, termasuk 3 gol di babak play-off Liga Champions dan Liga Europa, sang pemain dihantam cedera hamstring.

Usai pulih dari cedera, Hwang langsung tancap gas buat menarik atensi khalayak setelah mencetak gol ke gawang Vitoria Guimaraes di Liga Europa. Luar biasanya, hal itu dilakukannya dalam kurun tiga hari sejak dinyatakan sembuh.

 

4) Yuto Nagatomo

Walau kerap dikritik oleh sejumlah kalangan, tak ada yang bisa membantah jika Nagatomo adalah figur penting di Internazionale Milano. Sedikitnya ada 12 pergantian pelatih yang terjadi selama dirinya merumput di Stadion Giuseppe Meazza. Namun selama itu pula, Nagatomo tetap jadi bagian skuat Inter.

Nagatomo bahkan jadi pemain Jepang pertama yang mengenakan seragam I Nerazzurri di 200 partai berbeda.

Tak hanya itu, sosok yang akan segera dikaruniai seorang anak ini juga berhasil mencatatkan diri sebagai pemain ketujuh yang memiliki 100 caps lebih bersama tim nasional Jepang. Nagatomo sendiri diyakini bakal menjadi bek kiri andalan Jepang di Piala Dunia 2018 nanti.

Author: Budi Windekind (@Windekind_Budi)
Interista gaek yang tak hanya menggemari sepak bola tapi juga american football, balap, basket hingga gulat profesional